Memberi Gadget pada Anak Ternyata Setara dengan Memberi Segram Kokain, Peringatan Bagi Orangtua

Minggu, 28 April 2019 | 18:14
Freepik

Ilustrasi anak-anak sibuk dengan gadget masing-masing.

SUAR.ID -Anak-anak sibuk bermain dengan gadget mungkin sudah menjadi pemandangan yang lumrah di era digital ini.

Meski tahu gadget dapat memberi dampak buruk, banyak orang tua yang tetap membiarkan anaknya bermain dengan gadget.

Bahkan tak sedikit anak-anak yang kecanduan bermain gadget dan jadi malas bermain dan bergerak aktif.

Bahkan seorang terapis kecanduan dari Inggris mengatakan, memberikan ponsel ke anak sama seperti "memberinya segram kokain".

Baca Juga : Kekurangan Murid karena Angka Kelahiran Rendah, Sekolah di Korea Ajak Nenek yang Buta Huruf untuk Mendaftar Sekolah

Waktu yang dihabiskan seseorang untuk mengirim pesan di aplikasi percakapan atau membalas komentar di media sosial bisa menyebabkan kecanduan pada anak remaja, seperti halnya narkoba dan alkohol.

Mandy Saligari, spesialis kecanduan dari klinik rehabilitasi Harley Street London, mengatakan bahwa kecanduan gadget seharusnya juga diatasi seperti halnya kecanduan narkoba.

"Saya selalu mengatakan, saat Anda memberikan tablet atau ponsel ke anak, itu seperti memberikan mereka sebotol wine atau segram kokain. Apakah kita siap membiarkan mereka dengan benda itu di balik pintu?" katanya.

Ia menjelaskan, penggunaan gawai yang berlebihan memiliki dampak yang sama pada otak seperti halnya obat-obatan terlarang.

Baca Juga : Sajikan Pemandangan Laut Terbaik, Begini Mewahnya Rumah yang 'Nempel' di Sisi Tebing

"Saat membicarakan perilaku kecanduan, biasanya orang langsung melihat pada zat berbahaya. Padahal, pola perilaku itu bisa mewujud dalam berbagai bentuk, misalnya obsesi pada makanan, melukai diri, atau mengirim teks bernuansa seks," katanya.

Di kliniknya, Saligari, mengatakan bahwa dua pertiga pasiennya adalah remaja berusia 16-20 tahun.

Ia menyebut peningkatannya sangat dramatis dalam 10 tahun terakhir.

Dalam survei terbaru yang melibatkan 1.500 guru di Inggris terungkap, dua pertiga responden mengaku sadar murid mereka berbagi konten bernuansa seksual, dan sekitar 1 dari 6 anak sudah melakukannya sejak usia SD.

"Banyak pasien saya yang baru berusia 13-14 tahun dan melakukan sexting menganggap itu adalah hal yang normal," katanya.

Perilaku sexting itu bukan hanya mengirimkan kata-kata bermuatan seks tapi juga mengirimkan foto diri telanjang.

Hal itu dianggap normal jika orangtua atau orang dewasa tidak mengetahuinya.

Menurut Saligari, jika anak sejak kecil sudah diajarkan untuk menghargai dirinya, perilaku mengeksploitasi diri seperti itu tidak mungkin terjadi.

"Ini adalah isu menghargai diri dan identitas diri," katanya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Memberi Anak Ponsel Sama dengan Memberinya Kokain

Baca Juga : Gunakan Avengers: EndGame, China Permalukan Para Penunggak Utang

Editor : Moh. Habib Asyhad

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya