Disebut sebagai Partai Nasakom oleh Hanum Rais, Eh Ternyata PSI Kalahkan PAN di Surabaya

Kamis, 25 April 2019 | 17:31
Kolase KompasTV dan Hanum Rais

Disebut partai nasakom oleh Hanum Rais, PSI nyatanya menang atas PAN di Surabaya.

Suar.ID -Dalam cuitannya, politikus PAN Hanum Rais menyebut PSI sebagai partai nasakom.

Bukan “nasionalis-agamis-komunis” tapi “nasib satu koma…”

Tentu saja hal itu mengacu pada peroleh suara PSI yang kurang dari 2 persen menurut quick count beberapa lembaga survei.

Ternyata eh ternyat,a PSI justru mendapatkan suara lebih besar dibanding PAN, PPP, dan Partai Nasdem, di Surabaya.

Tak sekadar unggul, suara itu memungkinkan PSI lolos ke parlemen Kota Surabaya.

Dilansir dari Kompas.com, untuk pertama kalinya, PSI dipastikan akan mengisi kursi legislatif di Kota Surabaya melalui Pemilu 2019.

Data Real Count TPS yang dihimpun tim SCG Research And Consulting dari kelurahan dan kecamatan di seluruh Kota Surabaya menyebut, PSI berada di urutan ke-7 partai politik yang berhasil meloloskan calegnya ke DPRD Surabaya.

"Data yang diinput sudah 91 persen per 23 April kemarin," kata Didik Prasetiyono, Direktur SCG Research And Consulting, Kamis (25/4).

Secara berurutan kata Didik, PDIP masih mendominasi perolehan suara dengan angka 28,35 persen, disusul PKB (10,51persen), Gerindra (8,86 persen), PKS (7,93 persen), Demokrat (7,93 persen) dan Golkar (7,92 persen).

“Di posisi ketujuh ada PSI dengan 6,28 persen suara, disusul Nasdem 5,86 persen, PAN 5,33 persen dan PPP 3,87 persen,” jelasnya.

Sementara 4 partai penguasa papan bawah sementara adalah Perindo (2,9 persen), PBB (1,44 persen), Garuda (0,31 persen) dan PKPI (0,20 persen).

Dari hitungan angka tersebut, kata Didik, dari 50 kursi DPRD Surabaya, 47 kursi sudah terisi.

14 kursi di antaranya dimiliki PDIP, PKB 5 Kursi, Gerindra 5 kursi, Golkar 5 Kursi, PKS 5 Kursi, dan Demokrat 4 Kursi, kemudian PSI dan Nasdem 3 kursi serta PAN 2 kursi, PPP 1 kursi.

"”PSI masih bersaing lagi dengan PDIP, PAN, Demokrat, dan Nasdem di 3 dapil untuk memperebutkan 3 kursi,” jelasnya.

PSI partai nasakom

Sebelumnya, perang komentar terjadi antara Hanum Rais dan Tsamara Amany Alatas.

Hal ini bermula ketika putri Dewan Kehormatan PAN itu menyindir Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sebagai partai Nasakom.

“Partai NasaKom. Bukan Nasional Komunis lho. Tapi Partai Nasib Satu Koma,” tulis Hanum Rais di Twitternya.

Kita tahu, PSI mengakui kekalahannya dalam Pemilu 2019, setelah mayoritas lembaga survei yang menggelar hitung cepat perolehan suara menunjukkan partai baru tersebut meraih suara di bawah 4 persen.

Ambang batas parlemen yang diatur dalam perundang-undangan menyebutkan, setiap parpol harus mendapatkan persentase suara minimal 4 persen untuk memunyai perwakilan di DPR RI.

Terkait cuitan Hanum Rais, Tsamara Amany Alatas yang notabene Ketua DPP PSI itu membalasnya lewat Twitter @TsamaraDKI, Rabu (24/4).

Dengan ikhlas dia mempersilakan Hanum Rais menghina PSI.

Meski begitu, dengan tegas Tsamara Amany dan pihaknya akan menjaga kepercayaan 3 juta rakyat Indonesia yang telah memilih PSI.

Tsamara Amany juga menegaskan bahwa pihaknya tidak akan melakukan pembodohan publik dengan kebohongan.

Tsamara Amany bahkan menyebut bahwa dia lebih baik kalah dengan integritas daripada harus membohongi rakyat.

“Mbak boleh hina kami apa pun. Tapi satu hal penting: kami akan selalu jaga kepercayaan 3 juta rakyat Indonesia dengan terus memegang idealisme kami,” tulisnya.

“Tidak akan pernah kami melakukan pembodohan publik dengan kebohongan. Lebih baik kalah dengan integritas dibanding berbohong. Itu sikap.”

Selain Tsamara Amany, akun terverifikasi PSI, @psi_id juga tampak memberikan tanggapan.

“Loh, tau dari mana Mbak PSI satu koma? Katanya ga percaya quick count?” tulis akun PSI.

Derdasarkan data 100 persen masuk di Lembaga Survei Indonesia (LSI), ada 6 parpol yang tak lolos ambang batas parlemen, sebesar 4 persen.

Peneliti LSI Rully Akbar menyebutkan, keenam parpol tersebut adalah Partai Berkarya dengan yang pada hitung cepat mengantongi 2,41 persen, PSI (2,35), Hanura (1,85), Garuda (0,98), PBB (0,90), dan PKPI (0,38).

"Enam parpol yang tidak lolos ini terjadi karena memang kecendurungan pemilih lebih besar ke pilpres dibandingkan pileg. Otomatis, pemilih tidak fokus ke pilegnya ya," kata Rully di kantor LSI, Jakarta Timur, Kamis (18/4/2019).

Tsamara Amany Tanggapi Kemenangan PSI di Luar Negeri

Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Tsamara Amany menanggapi kemenangan partainya pada Pemilu 2019 di Luar Negeri.

Berdasarkan siaran pers Kedutaan Besar RI di Washington DC, Amerika Serikat (AS) Sabtu (20/4/2019), dari total 1.496 suara yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT), Jokowi-Maruf Amin memperoleh 1.114 suara.

Sementara sang rival, pasangan capres cawapres nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga Uno memperoleh 352 suara.

Adapun, suara tidak sah sebanyak 70 suara.

Sedangkan untuk pemilihan calon anggota legislatif alias pemilihan caleg 2019, PSI menempati urutan pertama perolehan suara terbanyak dengan 395 suara.

Tak hanya itu, PSI juga unggu di Swedia dan Latvia.

PSI memperoleh sebanyak 271 suara.

Melansir dari media sosial Instagram Ketua DPP PSI, Sabtu (20/4/2019), Tsamara Amany mengucapkan terima kasih atas kemenangan partainya di Luar Negeri.

"Melihat kemenangan PSI di berbagai negara seperti Amerika, Rusia, Prancis, Australia, HongKong, dsb., Saya ingin ucapkan terima kasih atas kepercayaan teman-teman Diaspora," papar Tsamara Amany.

Lebih lanjut, wanita 22 tahun itu mengaku tak menyangka atas antusias yang luar biasa terhadap partainya, PSI.

"Tak menyangka antusiasmenya begitu luar biasa!," kata Tsamara Amany.

Tsamara Amany lantas memastikan bahwa aspirasi pendukung PSI di luar negeri bakal terus diperjuangkan.

"Saya akan pastikan bahwa aspirasi kalian tetap kami perjuangkan meski harus di luar parlemen," imbuh Tsamara Amany.

Editor : Moh. Habib Asyhad

Baca Lainnya