Suar.ID - Baru-baru ini, seorang lulusan Sarjana Sains berbagi salah satu kisah paling memilukan di postingan Facebooknya.
Dia merinci bagaimana orangtuanya tidak pernah ada di hari penting seumur hidupnya.
Sebenarnya, jauh di lubuk hatinya, dia masih berharaporangtuanya akan menghadiri pesta kelulusannya sebagai mahasiswa terbaik dari kelasnya di La Concepcion College San Jose Del Monte Bulacan, Filipina.
Melansir dari worldofbuzz.com (20/04/2019), Jeric R. Rivas menangis ketika namanya dipanggil ke atas panggung di hari kelulusannya, tetapi akhirnya menangis lebih keras ketika dia menerima sebuah gulungan berisi ijazah Sarjananya.
Dalam postingannya, ia merinci bagaimana orangtuanya tidak pernahsudi menghadiri momen spesial dalam hidupnya, bahkan ketika ia adalah siswa terbaik dalam kelulusan sekolah dasar.
"Ketika saya duduk di bangku SD, saya menerima penghargaan sebagai siswa terbaik, tetapi orangtua saya tidak pernah datang."
"Mereka seharusnya naik ke atas panggung dan mengikatkan medali di leher saya, tetapi karena mereka tidak datang, saya menolak medali itu."
Setelah selesai sekolah, Jeric meninggalkan kampung halamannya di Pulau Sibuyan, Romblon, Filipina, untuk mencari kehidupan yang lebih baik di tempat lain dan untuk melanjutkanstudinya di La Concepcion College yang bergengsi di San Jose Del Monte, Bulacan, Filipina.
Baca Juga : Antusias Ikut Pemilu, Ratusan Mahasiswa Nangis Gagal Nyoblos
Kehidupannyaternyata tidak mudah karena ia harus bekerja serabutanguna membayar biaya kuliah.
Dia pernah bekerja di sebuah pabrik Quezon, menjadi kru layanan di gerai makanan cepat saji dan bahkan menjadi pembantu rumah tangga.
Banyak profesornya membantu setelah mendengar situasinya dan bahkan menjadi semacam keluarga kedua baginya.
Para profesornya sangat bangga padanya sehingga mereka mengejutkannya dengan menemaninya naik ke atas panggung ketika namanya dipanggil untuk menerima gulungan ijazah sarjananya.
"Satu demi satu nama lulusan dipanggil dan mereka semua naik ke panggung bersama orangtua mereka, sedangkanorangtuaku tidak pernah datang ketika namaku dipanggil."
"Namun profesor saya datang ke tempat duduk saya dan menemani saya naik ke atas panggung."
Jeric lebih lanjut bercerita, "Ketika saya berjalan, salah satu profesor saya berdiri di panggung menunggu saya dan memeluk saya."
"Pada saat itu, beberapa kesedihanku menghilang, tetapi saya masih menangis di depan semua orang."
Pada akhir postingan di Facebook Jeric, ia mengucapkan terima kasih kepada para profesor dan semua orang yang telah membantunya sepanjang perjalanannya yang sulit sebagai sarjana.
Kepada orangtuanya, diatak lupa berterima kasih kepada mereka dan berharap bahwa suatu hari nanti mereka akhirnya akan bangga padanya.
"Kepada orangtuaku, yang sampai hari ini tidak bisa menerimaku dalam hidup mereka, jika kalian membaca ini, inilah saya sekarang dan kuharap saya membuatmu bangga..." (Adrie P. Saputra/Suar.ID)