Walau Unggul di 18 Provinsi, Ini Alasan Prabowo-Sandi Kalah dari Jokowi-Ma’ruf versi Hasil Quick Count

Jumat, 19 April 2019 | 14:50
Kompas.comn

Ini alasan Prabowo-Sandiaga Uno kalah versi hasil quick count meski unggul di banyak wilayah.

Suar.ID -Quick count alias hitung cepat yang dilakukan beberapa lembaga survei menunjukkan bahwa pasangan nomor urut 01, Jokowi-Ma’ruf Amin unggul atas pasangan nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga Uno.

Yang menarik adalah, walau secara keseluruhan kalah, masih berdasarkan hitung cepat itu, pasangan Prabowo-Sandia ternyata unggul di 18 Pronvinsi, sementara Jokowi-Ma’ruf Amin hanya menang di 16 provinsi.

Lalu kok bisa Jokowi-Ma’ruf yang menang?

Untuk diketahui, sampai sekarang pemilihan presiden di Indonesia masih ditentukan oleh mayoritas suara rakyat (popular vote).

Jadi, siapa pun yang bisa meraih suara rakyat terbanyak, dialah yang akan melenggang ke Istana Negara.

Menurut manajer Riset Charta Politika Ahmad Baihaqi, seperti dilaporkan Tribun Wow, Jokowi unggul di provinsi dengan jumlah pemilih (penduduk) yang lebih banyak.

Dia menjelaskan, wilayah kemenangan Jokowi-Ma'ruf hasil quick count Charta Politika ada di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Lampung.

Tak hanya itu, Jokowi juga unggul di beberapa provinsi, seperti Papua, NTT, Bali, Kaltim, Sulut, Bengkulu.

Kubu Jokowi, menurutnya, juga menguasai suara di Kalimantan Utara dan Kalimantan Tengah.

Sementara Pasangan Prabowo Sandi masih menguasai antara Jawa Barat, Sumatera Utara, Banten, DKI, Riau, Kalimantan Barat, serta Sumatera Barat.

02 juga menguasai Provinsi Nanggroe Aceh Darusalam, Kalimantan Selatan, Jambi, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Barat, Sumatera Selatan dan Sulawesi Tengah.

Tentang keunggulan Prabowo di Sulawesi Selatan, Ahmad Baihaqi punya argument sendiri.

“Figur yang dilakukan oleh pasangan 01 ini, terkait wakil sudah tidak terlalu berpengaruh, Pak JK, kemudian masyarakat di sana cenderung beralih ke 02,” ujarnya.

Untuk Banten, menurut Charta Politika, upaya yang dilakukan Jokowi Ma'ruf berulang kali tidak berpengaruh.

Di DKI selisih 01 dan 02 hanya tipis.

Prabowo, kata Ahmad, tidak ada bisa menyerang basis lawan seperti di Jawa Tengah dan Jawa Timur, sementara Jokowi, mampu mencuri suara di basis Prabowo termasuk di Jawa Barat.

Charta Politika juga mencatat hasil pilpres versi Quick count 2019 tidak jauh berbeda dengan hasil resmi hitung suara Komisi Pemilihan Umum KPU lima tahun silam.

"Pemilih masing-masing calon sudah betul-betuk militansi, untuk 01 sekian dan 02 sekian, yang bisa diolah hanya menyeran basis lawan," tambah Ahmad, seperti dilaporkan wartawan Arin Swandari untuk BBC News Indonesia.

Kubu Jokowi berhasil gaet suara Prabowo?

Pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01, Joko Widodo dan Ma'ruf Amin, unggul dalam hitung cepat atau quick count lembaga survei Charta Politika dengan selisih sekitar 9% atas paslon nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Hingga pukul 17.00 WIB, dengan suara masuk mencapai 83,7%, pasangan Jokowi-Ma'ruf mendapatkan perolehan angka 54,33%. Sedangkan pasangan Prabowo-Sandiaga memperoleh 45,67%.

Menurut Charta Politika, angka ini diyakini tidak akan bergeser banyak hingga sampel suara quick count mencapai 100%, seperti dilaporkan wartawan Arin Swandari untuk BBC News Indonesia, Rabu (17/04).

Manajer riset Charta Politika Indonesia, Ahmad Baihaqi, mengatakan Jokowi unggul di 16 wilayah dan kalah di 18 wilayah.

"Salah satu keunggulan dari 01 ini adalah dia bisa menggaet suara-suara basis lawan, akan tetapi sebaliknya pasangan 02 ini tidak terlalu kuat untuk menarik suara dari basis 01," kata Ahmad.

Ahmad mencontohkan basis 01 di Jawa Tengah dan Jawa Timur yang tetap dikuasai 01.

Cara quick count yang dilakukan oleh Charta Politika secara acak dengan metode Stratified Cluster Sampling, dengan margin of error kurang lebih 1%.

Untuk tingkat kepercayaan mencapai 99%.Dengan metode ini cara quick count Charta Politika dilakukan dengan menempatkan satu kontributor relawan untuk mencatat hasil pemilihan dan mengirimnya melalui aplikasi.

Satu relawan hanya ditugaskan di satu TPS yang sudah ditetapkan. Sampel yang diambil mencakup 2000 TPS.

Keunggulan sementara Joko Widodo-Ma'ruf Amin, seperti dilaporkan Kompas, juga didasarkan hasil hitung cepat tujuh lembaga lainnya, setidaknya sampai pukul 17.25 WIB:

Litbang Kompas data 76,75 persen

Jokowi-Ma'ruf: 54,28 persen

Prabowo-Sandiaga: 45,72 persen

Indobarometer data 75,42 persen

Jokowi-Ma'ruf: 53,81 persen

Prabowo-Sandiaga: 46,19 persen

Charta Politika data 85,9 persen

Jokowi-Ma'ruf: 54,17 persen

Prabowo-Sandiaga: 45,83 persen

Poltracking Indonesia data 81,35 persen

Jokowi-Maruf: 54,87 persen

Prabowo-Sandiaga: 45,13 persen

Indikator Politik Indonesia data 79,9 persen

Jokowi-Maruf: 54,44 persen

Prabowo-Sandiaga: 45,56 persen

SMRC data 82,19

Jokowi-Maruf: 54,92 persen

Prabowo-Sandiaga: 45,08 persen

LSI Denny JA data 91,10 persen

Jokowi-Maruf: 55,28 persen

Prabowo-Sandiaga: 44,72 persen

CSIS dan Cyrus Network data 88,36 persen

Jokowi-Maruf: 55,81 persen

Prabowo-Sandiaga: 44,19 persen

Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Alasan Prabowo-Sandi Kalah dari Jokowi-Ma'ruf meski Menang di 18 Provinsi Versi Quick Count

Editor : Moh. Habib Asyhad

Baca Lainnya