Viral Server KPU Dihack Kelompok Komunis China, Ini Penjelasan KPU

Jumat, 19 April 2019 | 13:52
Freepic

Ilustrasi hacker meretas server.

SUAR.ID - Viral berbagai postingan di media sosial yang berisi informasi bahwa server Komisi Pemilihan Umum (KPU) berusaha dihack atau diretas.

Kabarnya, peretasan tersebut dilakukan oleh kelompok yang berada di luar negeri.

Postingan-postingan itu menyebut, tujuan dari peretasan adalah untuk melakukan kecurangan di Pemilu 2019.

Sebuah akun bahkan menyertakan tangkapan layar yang diklaim sebagai "bukti kecurangan."

Baca Juga : Menang Telak di Madura, Pihak Prabowo-Sandiaga Uno pun Tagih Janji La Nyalla Potong Leher

Akun tersebut juga menyatakan bahwa upaya peretasan datang dari China.

KPU kemudian memberikan klarifikasi atas banyaknya unggahan yang beredar di media sosial itu.

Berdasarkan penelusuran Kompas.com, unggahan yang menginformasikan mengenai peretasan ini banyak beredar Kamis, sehari setelah pemungutan suara yang dilakukan pada Rabu (17/4/2019).

Hingga Jumat (18/4/2019) sore, unggahan ini telah dibagikan lebih dari 1.900 akun Facebook lain.

Baca Juga : Diduga Kelelahan Usai Hitung Suara Sampai Subuh, Ketua KPPS di Bekasi Tewas Tertabrak Truk Saat Antar Anaknya Sekolah

Kompas.com menghubungi pihak KPU untuk menelusuri informasi terkait peretasan server.

Saat dihubungi, Komisioner KPU, Viryan Azis, membenarkan, memang ada upaya suatu pihak melakukan peretasan situs milik KPU.

Namun, Viryan tidak menyebutkan secara spesifik soal pelaku yang mencoba masuk ke sistem KPU ini.

Menurut dia, upaya peretasan tak hanya datang dari luar negeri, tapi juga dalam negeri.

"Serangan ada dari dalam negeri, ada yang coba meng-hack. Sejauh ini masih bisa ditangani oleh teman-teman yang mengurus IT kita (KPU)," kata Viryan saat dihubungi Kompas.com, Kamis (18/4/2019) sore.

Baca Juga : Sandiaga Uno Terlihat Lesu Saat Prabowo Klaim Kemenangan, Pakar Pendeteksi Kebohongan Beberkan Arti Ekspresinya

Viryan menjelaskan, upaya peretasan ini datang setiap waktu.

Meski demikian, Viryan menegaskan, hasil akhir pemilu tidak didasarkan pada penghitungan oleh server milik KPU ini.

"Apa pun hasil dari Situng (Sistem Informasi Penghitungan Suara) KPU hanya alat bantu. Jadi tidak ada kaitannya dengan hasil pemilu akhir," kata Viryan.

Menurut dia, hasil pemilu akhir akan dilakukan berdasarkan rapat pleno berjenjang yang sedang berjalan hari ini mulai di kantor kecamatan.

Dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, tidak ada satu pun pasal yang menyebutkan hasil pemilu ditentukan berdasarkan penghitungan elektronik.

"IT pemilu KPU bukan hasil yang menjadi dasar penetapan," kata dia.

Viryan menambahkan, informasi seperti ini beredar beberapa kali di masyarakat sehingga masyarakat dapat lebih berhati-hati terhadap setiap informasi yang diterimanya.

"Jadi hoaks yang mengatakan, itu hoaks yang sudah beberapa waktu ini terus dikembangkan sejumlah pihak dan itu tidak benar," tutur Viryan. (Luthfia Ayu Azanella)

Baca Juga : Prabowo-Sandi Dapat Nol Suara di 61 TPS di Boyolali, ‘Tampang Boyolali’ Disebut sebagai Sebabnya

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "[KLARIFIKASI] Server KPU Berusaha Diretas oleh Pihak Komunis China".

Editor : Yoyok Prima Maulana

Baca Lainnya