Fakta Dibalik Kasus Gadis SMA yang Dibakar Teman-temannya Hingga Tewas

Jumat, 19 April 2019 | 08:17
BBC

Nusrat Rafi, Gadis SMA yang Dibakar Hingga Tewas Karena Melaporkan Pelecehan Seksual

Suar.ID -Kisah gadis SMA di Bangladesh yang dibakar teman-temannya beberapa waktu lalu ternyata berhubungan dengan kekerasan seksual.

Pada 6 April 2019 lalu, seorang gadis SMA disiram bensin dan dibakar teman-temannya.

Gadis itu sempat dilarikan ke rumah sakit, namun karena luka bakar yang dialaminya sangat parah, nyawanya tak dapat diselamatkan.

Nusrat Jahan Rafi (19), gadis SMA yang tewas setelah dibakar teman-temannya itu ternyata merupakan korban pelecehan seksual oleh kepala sekolahnya.

Baca Juga : Tragis, Seorang Siswi SMA Meregang Nyawa Karena Disiram Bensin dan Dibakar Hidup-hidup oleh Teman Sekolahnya

Dilansir dari BBC pada Kamis (18/4/2019), Nusrat mengalami tindakan tak pantas yang dilakukan kepala sekolahnya.

Pada 27 Maret, kepala sekolah memanggilnya ke ruangannya, di sana ia berulang kali disentuh dengan cara tak pantas.

Banyak gadis di Bangladesh yang memilih tutup mulut untuk merahasiakan pelecehan seksual yang mereka alami, namun tidak dengan Nusrat.

Dengan bantuan keluarga, Nusrat pergi melaporkan pelecehan seksual yang dialaminya ke polisi.

Baca Juga : Ramalan Zodiak Hari Ini: Jumat 19 April 2019, Waktu Bersenang-senang untuk Scorpio!

Di kantor polisi setempatNusrat memberikan pernyataan.

Dia seharusnya diberikan lingkungan yang aman untuk mengingat kembali pengalaman traumatisnya.

BBC
BBC

Nusrat Jahan Rafi, gadis yang dibakar karena menyuarakan pelecehan seksual yang dialaminya.

Sebaliknya, dia justru direkam oleh petugas yang bertanggung jawab.

Dikutip dari BBC, dalam video itu, Nusrat tampak tertekan dan berusaha menyembunyikan wajahnya dengan tangannya.

Polisi terdengarmengatakan "bukan masalah besar" dan menyuruhnya untuk tidak menutupi wajahnya.Video itu kemudian bocor ke media lokal.

Setelah menerima laporan Nusrat, kepala sekolah itu ditangkap pada 27 Maret 2019. Namun justru itu menjadi awal yang buruk bagi Nusrat.

Sekelompok orang berkumpul di jalan menuntut pembebasan sang kepala sekolah.

Diduga aksi protes itu direncanakan oleh dua murid laki-laki dan politisi lokal.

Baca Juga : Update Real Count KPU Pilpres 2019: Prabowo-Sandi Menang Telak atas Jokowi-Ma’ruf di 3 Wilayah Ini

Orang-orang mulai menyalahkan Nusrat dan itu membuat keluarga gadis malang itu khawatir tentang keselamatannya.

Pada 6 April 2019, 11 hari setelah dugaan kekerasan seksual, Nusrat pergi ke sekolahnya untuk mengikuti ujian akhirnya.

Pada saat itu, Nusrat ditemani saudara laki-lakinya.

"Saya mencoba membawa saudara saya ke sekolah dan saya mencoba memasuki tempat itu, tapi saya dihentikan dan tidak diizinkan masuk," kata Mahmudul Hasan Noman, sudara laki-laki Nusrat.

"Jika aku tidak dihentikan, hal seperti ini tidak akan terjadi pada saudara perempuanku," katanya.

SHAHADAT HOSSAIN / BBC
SHAHADAT HOSSAIN / BBC

Saudara laki-laki Nusrat berduka saat pemakaman Nusrat Jahan Rafi.

Dikutip dari BBC, menurut sebuah pernyataan yang diberikan oleh Nusrat, seorang murid perempuan membawanya ke atap sekolah dengan mengatakan bahwa salah satu teman Nusrat dipukuli.

Namun ketika Nusrat mencapai atap sekolah, ada empat atau limaorang mengenakan burqayang langsung mengelilinginya.

Sekelompokorang itu meminta Nusrat untuk menarik kembali laporan yang ia buat terhadap kepala sekolah.

Ketika Nusrat menolak, mereka membakarnya.

Kepala Biro Investigasi Polisi Banaj Kumar Majumder mengatakan para pembunuh itu ingin "membuatnya terlihat seperti bunuh diri".

Rencana mereka gagal ketika Nusrat diselamatkan setelah mereka melarikan diri dari tempat kejadian.

Dia bisa memberikan pernyataan sebelum dia meninggal.

Baca Juga : Bak Cerita FTV, Remaja 18 Tahun Ini Nikahi Ibu Sahabatnya yang 21 Tahun Lebih Tua Darinya

"Salah satu pembunuh itu memegangi kepalanya dengan tangan, jadi minyak tanah tidak dituangkan di sana dan itu sebabnya kepalanya tidak terbakar," kata Majumder kepada BBC Bengali.

Tetapi ketika Nusrat dibawa ke rumah sakit setempat, dokter menemukan luka bakar yang menutupi 80% tubuhnya.

Tidak dapat mengobati luka bakar, mereka mengirimnya ke Rumah Sakit Medical College Dhaka.

Kolase Thedailystar.net / benarnews.com
Kolase Thedailystar.net / benarnews.com

Nusrat Rafi menjadi korban kekerasan seksual dan tewas dibakar karena melaporkannya

Di ambulans, Nusrat yang takut tidak akan selamat merekam suaranya tentangpernyataan di ponsel saudara laki-lakinya.

"Guru itu menyentuhku, aku akan memerangi kejahatan ini sampai napas terakhirku,"demikian yang Nusratkatakan.

Gadis itu juga mengidentifikasi beberapa penyerangnya adalah murid sekolahnya.

Sejak itu, berita tentang Nusrat mendominasi media Bangladesh.

Pada 10 April, dia meninggal.Ribuan orang menghadiri pemakamannya di Feni, kota kelahirannya.

SHAHADAT HOSSAIN / BBC
SHAHADAT HOSSAIN / BBC

Ribuan orang memadati Feni, kota kelahiran Nusrat untuk pemakamannya.

Polisi sejak itu menangkap 15 orang, tujuh dari mereka diduga terlibat dalam pembunuhan itu.

Di antara mereka yang ditangkap adalah dua siswa laki-laki yang mengorganisir protes untuk mendukung kepala sekolah sementara kepala sekolah sendiri tetap ditahan.

Polisi yang merekam Nusrat saat gadis itu melakukanpengaduan pelecehan seksual telah dilepas dari jabatannya dan dipindahkan ke departemen lain.

Perdana Menteri Sheikh Hasina bertemu keluarga Nusrat di Dhaka dan berjanji bahwa setiap orang yang terlibat dalam pembunuhan akan diadili.

"Tak satu pun dari pelakunya akan terhindar dari tindakan hukum," katanya.

Baca Juga : Diduga Kelelahan Usai Hitung Suara Sampai Subuh, Ketua KPPS di Bekasi Tewas Tertabrak Truk Saat Antar Anaknya Sekolah

Kematian Nusrat telah memicu protes dan ribuan orang mengekspresikan kemarahan mereka tentang kasusnyaserta perlakuan terhadap korban kekerasan seksual di Bangladesh.

"Saya menginginkan seorang anak perempuan sepanjang hidup saya, tetapi sekarang saya takut.

Melahirkan seorang anak perempuan di negara ini berarti kehidupan yang penuh ketakutan dan kekhawatiran," tulisseorang pengguna Facebook.

Menurut kelompok hak asasi perempuan Bangladesh, ada 940 insiden pemerkosaan di Bangladesh pada 2018.

Tetapi para peneliti mengatakan mungkin jumlah sebenarnya jauh lebih tinggi.

Tag

Editor : Nieko Octavi Septiana

Sumber BBC