Suar.ID -Banyak orang yang ingin maju menjadi anggota legislatif.
Sebelum pesta demokrasi dimulai, para calon anggota legislatif ini pasti akan mengerahkan segala upaya agar dirinya bisa maju ke parlemen.
Modal dengan nominal gila-gilaan juga tak jarang digelontorkan untuk biaya kampanye.
Namun itulah yang disebut pesta demokrasi, rakyat memilih. Suara rakyat ikut menentukan 'nasib' para calon anggota badan legislatif (caleg).
Baca Juga : Seberapa Sering Sih Harus Keramas? Ini Kata Penata Rambut Terkemuka
Bukan hal mustahil jika nanti adacaleg yang gagal maju ke parlemen karena tak mendapat suara yang cukup.
Kondisi ini tak jarang berujung pada kondisi kejiwaan dari "sicaleg gagal", atau kadang juga keruntuhan kondisi ekonomi akibat dana besar yang digunakan untuk kampanye.
Apalagi, jika dana kampanye tersebut berasal dari utang yang jumlahnya sangat besar.
Seperti yang terjadi pada seorang caleg asal Pekalongan berikut ini padapemilu legislatif2014 silam.
Baca Juga : Halangi Pintu, Anjing Ini Tidak Mau Ditinggal Menikah Majikannya
Chandra Saputra (26), warga Pekalongan, Jawa Tengah, sudah 10 hari berada di Jakarta. Dikejarutang dana kampanye,caleg gagal ini ingin jual ginjalmiliknya.
Ia mencalonkan diri sebagai caleg Dapil 4 Kabupaten Pekalongan, tetapi gagal mendapatkan suara yang bisa mengantarnya ke kursi DPRD sehingga kabur dari kampungnya di Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, karena dikejar-kejar penagih utang.
Kepergiannya ke Jakarta hanya untuk menjual ginjalnya dan rencananya uang tersebut akan dipakai untuk melunasi sejumlah utangnya sekitar Rp 420 juta.
Uang sebesar itu dipergunakan untuk biaya kampanye Pemilihan Caleg 2014 Dapil 4 Kabupaten Pekalongan.
Baca Juga : Tebar Senyuman Seperti Tak Punya Salah, Begini Potret Para Koruptor ketika Nyoblos di Lapas Sukamiskin
"Saya dari tanggal 5 Mei sudah di Jakarta. Saya dari kampung di Kecamatan Cepu, naik kereta turun di Stasiun Jatinegara," ujarnya saat diwawancarai Warta Kota, Selasa (13/5/2014), di Masjid Agung Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat, tempat ia mengasingkan diri.
Ia mengaku hanya membawa delapan setel di tas kopor berwarna coklatnya. Selain itu, tas hitam kecilnya untuk menyimpan satuchargeruntuk pengisian baterai gadget Samsung Mega dan BlackBerry Torch hitamnya.
Ia juga membawa baju batik warna biru ala Partai Demokrat serta celana bahan berwarna hitam.
"Awalnya, saya didorong masyarakat Pekalongan untuk menjadi calon anggota legislatif DPRD Kabupaten Pekalongan," tutur pemuda yang sudah tiga tahun bekerja sebagai asisten pribadi anggota DPR dari Partai Demokrat itu.
Baca Juga : Kocak! Dipanggil Pakai Nama Aslinya, Waria Stefi Mengamuk di TPS
"Karena saya rajin bersosialisasi dengan masyarakat, dan kegiatan pemuda salah satunya Karang Taruna, masyarakat ingin saya mencalonkan diri."
Akhirnya, Chandra langsung mendaftarkan ke KPU setempat. Tentunya sambil terpaksa dibebani utang dana kampanye. Ternyata Partai Demokrat di daerahnya hanya mendapat satu kursi dan itu pun sisa suara.
"Enggak sesuai harapan, Mas, karena partainya juga sedang digunjang-ganjing info tak sedap," jelas caleg gagal yang ingin menjual ginjalnya ini.
"Harapan di sana mendapat dua kursi untuk Partai Demokrat malahan hanya mendapat satu kursi. Itu pun sisa suara."
Baca Juga : Menohok, Begini Jawaban Umay Shahab saat Ditanya 'Gimana Rasanya Dibohongi Audrey?'
Sementara kedua orangtuanya, ayahnya pensiunan masinis PT KAI dan ibunya wiraswasta sekaligus penjual sayur, juga sempat memberikan dana kepadanya sebesar Rp180 juta. Uang tersebut digunakan untuk biaya kampanye.
Lantaran kalah dari lawannya yang sama partainya, Chandra sudah mulai kehilangan akal. Banyak orang menyambangi kediamannya untuk menagih utang.
Chandra pun mencari cara untuk menutupi utang dana kampanye. Ia pun melakukan sistem tambal sulam, meminjam dari sana-sini untuk menutupi utang tersebut.
"Saya saat ini berurusan dengan rentenir dan juga utang dengan saudara dan teman. Ditotal yang belum terbayar Rp420 juta. Minggu ini pun sudah jatuh tempo, tepatnya tanggal 9 Mei 2014," jelasnya.
Chandra, caleg gagal ingin menjual ginjalnya seharga Rp420 juta, senilai dengan total utangnya. "Saya realistis, harga ginjal sesuai dengan nominal utang senilai Rp 420 juta," katanya.(Ade S)
Artikel ini telah tayang di Intisari-Online dengan judulKisah Pemilu 2014: Caleg Gagal Ingin Jual Ginjal Demi Bayar Utang Kampanye Rp420 juta