Disebut sebagai Orangtua Terduga Pelaku Penganiayaan Audrey, Politikus Kalbar: Dia Keponakan Saya dan Dia Tidak Ada di TKP

Kamis, 11 April 2019 | 15:15
Tribun Pontianak

Politikus Kalbar buka suara terkait tuduhan yang dialamtkan kepadanya dalam kasus penganiayaan Audrey.

Suar.ID -Setelah disangkutpautkan dengan kasus penganiayaan yang menimpa siswi SMP di Pontianak, Kalimantan Barat, politikus partai Demokrat H. Raden Hidayatullah Kusuma Dilaga akhirnya buka suara.

Dia menegaskan bahwa dia bukan orangtua salah satu terduga pelaku penganiayaan Audrey.

Dia juga menegaskan bahwa SF, yang sempat disebut sebagia salah satu pelaku, adalah ponakannya dan saat kejadian dia tidak berada di lokasi kejadian.

Penegasan itu dia sampaikan melalui surat klarifikasi yang panjang.

Dia juga berharap agar warganet tidak terlalu mudah dan dini menghakimi sesuatu hal yang tidak diketahui sebenarnya.

“Di kesempatan yang mulia ini izinkanlah kami menyampaikan pernyataan dan klarifikasi yang harus kami sampaikan dalam rangka menyikapi perkembangan kasus kekerasan yang menimpa ananda Audrey,” ujarnya, dilaporkan Tribun Pontianak, Rabu (10/4).

“Pada pada awalnya kami memilih untuk diam, dengan alasan agar penegak hukum dapat bekerja dengan tenang sampai mendapatkan investigasi dan keadilan yang seadil-adilnya serta menimbang juga terduga pelaku dan korban sama-sama anak dibawah umur.”

Tapi lantaran tuduhan itu dia anggap sudah semakin liar, sang politikus pun akhirnya buka suara juga.

Dia kemudian membuat klarifikasi yang amat panjang. Begini isi klarifikasinya (dengan penyuntingan seperlunya):

“1. Kami terkejut, sedih, marah, dengan peristiwa yang menimpa ananda Audrey atas musibah yang terjadi.

Kami sekeluarga mendoakan yang terbaik untuk ananda Audrey agar cepat sembuh secara fisik dan psikis, dan dapat melewati semua cobaan ini dengan tabah.

Demikian juga untuk ananda-ananda yang diduga sebagai pelaku tindak kekerasan.

Kami sekeluarga juga mendoakan yang terbaik serta mampu melewati cobaan ini juga mengambil hikmah pelajaran untuk masa depan yang lebih baik kelak.

Kami percaya pada penegak hukum dan para pemimpin serta KPPAD Kalbar akan menjaga rasa keadilan yang seadil-adilnya karena kami memahami masih sangat banyak penegak hukum serta pemimpin yang adil dan bijaksana di tanah ini.

2. Kami sangat mendukung dilakukannya investigasi oleh para penegak hukum, KPPAD Kalbar maupun pihak yang berwenang.

Biarkan hukun menjadi panglima, tegakkan tanpa pandang bulu.

3. Dengan mengingat pihak-pihak yang terlibat adalah masih anak-anak di bawah umur, kami mengimbau penanganan yang dilakukan harus dalam koridor UU Perlindungan Anak dan dilakulan dengan cara yang cermat, cepat tapi hati-hati agar.

Tujuannya untuk menghindari konflik sosial, penghakiman sosial yang berlarut-larut sehingga rentan menyebankan traumatis untuk anak-anak.

4. Kami difitnah, dibully, dizolimi, dituduh sebagai beking perbuatan jahat, dituduh tidak bisa mendidik anak sampai dicaci sebagai calon pejabat korupsi, semua itu kami terima dengan lapang dada dan kami balas dengan doa yang terbaik untuk semua warganet yang menghujat kami.

Hal Itu dikarenakan rasa marah sedih, dan frustasi atas kejadian ini, kami memaklumi karena begitu juga keadaan kami sekeluarga, yang kami rasakan saat ini.

Kami menyadari begitu cepat penyebaran informasi di dunia maya sehingga sangat sulit menyaring yang mana informasi benar maupun yang hoax.

Kami percaya pihak kepolisian, KPPAD Kalbar, aparat penegak hukum lainnya tidak akan bisa diintervensi dengan cara apa pun.

Sehingga akhirnya bisa menemukan keadilan untuk korban maupun terduga pelaku dimana semuanya masih dibawah umur.

5. Tetapi untuk penyebar fitnah, berita bohong, hoax kami akan kejar sampai di mana pun akan kami data, akan kami input dan akan kami laporkan ke Polda Kalbar.

Semua itu adalah bentuk sumbangsih kami untuk membantu Kepolisian RI dan TNI melawan, memberantas para perusak, dan pengadu domba negeri ini.

6. Selama dua hari ini di media sosial banyak yang menanyakan serta meminta kami beserta keluarga menjelaskan hubungan antara kami dengan pemilik akun SF.

Sempat ada postingan foto kami di dalam akun tersebut yang membuat banyak persepsi yang salah.

Banyak akun penyebar berita bohong yang mengatakan bahwa kami adalah orangtua kandung pemilik akun SF.

Ada juga akun penyebar berita bohong yang mengatakan kami adalah pejabat atau beking suatu tindak kejahatan, ada juga akun penyebar berita bohong yang menyatakan bahwa kami memanfaatkan situasi kasus ini untuk popularitas tanpa ada rasa empati.

Kami sampaikan dengan tegas sekarang bahwa semua itu bohong.

Bohong yang melukai kami sekeluarga, bohong yang melukai anak kandung saya, sampai berjuang sendiri di medsos untuk klarifikasi membantu bapaknya yang kemarin tidak bisa membela diri karena kebetulan sibuk kerja.

D ikesempatan yang mulia ini kami jelaskan bahwa pemilik akun SF bukanlah anak kandung kami, melainkan keluarga, (persisnya) keponakan kami.

Beberapa hari sebelum kejadian, kami diberitahu bahwa pemilik akun SF dalam hal ini keponakan kami ingin membantu memposting banner kami di akun Instagram yang bersangkutan, lewat informasi ayahandanya yang mana adalah sepupu kami.

Tidak ada tebersit sedikit pun hal ini terjadi seperti sekarang ini.

Baru dua hari ini kami diberitahu bahwa keponakan kami diduga sebagai pelaku dan dituduh sebagai provokator.

Kami sangat sedih dan kecewa dengan informasi ini, dan kami mengadakan cek langsung kepada yang bersangkutan.

Hasilnya, keponakan kami mengatakan, tidak ada niat untuk jadi provokator dan di saat kejadian tindak pidana kekerasan tersebut keponakan saya tidak berada di tempat kejadian perkara.

Hingga saat ini akibat hal tersebut, keponakan kami stress, dibully, dihakimi sebagai pelaku secara brutal dan luar biasa yang mengakibatkan sakit fisik, psikis sampai hari ini.

Biarlah penegak hukun memutuskan siapa yang salah, siapa yang benar sesuai dengan kapasitasnya.

Kami harap warganet menahan diri dari membully yang berlebihan mengingat korban atau para terduga pelaku masih di bawah umur.

Kami percaya, biarkan para penegak hukum KPPAD Kalbar dan lembaga yang terlibat lainnya bekerja menemukan kebenaran dan keadilan untuk semua.

Kami memahami pernyataan sikap ini pasti tidak sesuai harapan sebagian besar warganet dan kontraproduktif…

Dengan segala kerendahan hati, kami memberanikan diri kami, dengan sekuat tenaga untuk keadilan bagi semua pihak.

Sekali lagi kami tegaskan akan kami kejar pembuat berita bohong dan pengadu domba itu sampai kemanapun, mereka mengadu domba, membuat kabur fakta, fitnah sana sini demi kepentingan tertentu dan tidak akan kami biarkan sampai kapanpun.”

Begitulah klarifikasi politikus Partai Demokra itu.

Tag

Editor : Moh. Habib Asyhad