Azarul, Pria yang Rela Keluar dari Perusahaan Audit 'Hanya' untuk Jadi Petani, Kini Jadi Jutawan Sukses

Sabtu, 06 April 2019 | 09:05
FOODnavigator.com & The Strait Times via World of Buzz

Kisah Azarul, Pria yang Rela Keluar dari Perusahaan Audit untuk Jadi Petani, Kini Jadi Jutawan

Suar.ID -Memiliki di perusahaan yang stabil adalah keinginan hampir setiap orang yang lulus dari jenang akademik tertentu.

Jarang sekali orang yang ingin bertani, melihat gaya hidup yang tampak berbeda dengan orang yang bekerja di perusahaan.

Kebanyakan orang akan berpikir bahwa menjadi petani adalah pekerjaan yang melelahkan namun penghasilan yang didapat tidak seberapa.

Sementara bekerja di perusahaan yang stabil dapat meningkatkan taraf hidup tanpa perlu mengeluarkan banyak energi.

Baca Juga : Pedro Rodrigues Filho, Psikopat 'Sempurna' - Dexter di Dunia Nyata

Baca Juga : 6 Fakta Pembunuhan Budi Hartanto, Guru Honorer yang Jasadnya ditemukan Tanpa Kepala dalam Koper

Namun stereotipe seperti itu tak selalu benar, bahkan petani ini membuktikan hal sebaliknya.

Dilansir Suar.ID dari World of Buzz pada Sabtu (6/4/2019), dalam sebuah laporan olehThe Star, seorang pemegang gelar keuangan dari Universitas Teknologi Mara (UiTM), Malaysia, memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan bidang audit di perusahaan yang stabil untuk menjelajah dunia pertanian.

Sekarang, ia menuai keberhasilan yang manis darilangkahnya yang berani.

Sebelumnya, Azarul Ahmad Puat, 30, telah bekerja untuk sebuah perusahaan audit setelah menyelesaikan studinya.

Baca Juga : Ramalan Zodiak Hari Ini: Sabtu 6 April 2019, Pisces Sensitif Nih!

Namun, sepertinya itu bukan pekerjaan impiannya dan dia menginginkan sesuatu yang lebih.

Azarul melakukan penelitian dan memutuskan untuk meninggalkan Kuala Lumpur dan mendirikan RAG Land Resources di Kuala Kangsar, Perak.

Dia memulai bisnis pertaniannya bersama temannya Muhamad Ghafari Nasir, 30.

Mereka memulainya pada lahan seluas 0,4 hektar di Kampung Sungai Siput, Bukit Chandan, Kuala Kangsar, Perak dengan menanam mentimun dan petola pada tahun 2015 dengan modal awal 15.000 ringgit, sekitar 51,7 juta rupiah.

Baca Juga : Cerdasnya Hiu Putih Berburu Mangsa, Bisa Deteksi Buruannya Meski Bersembunyi

FOODnavigator.com via World of Buzz
FOODnavigator.com via World of Buzz

Ilustrasi nanas batu

Azarul dan Ghafari mulai menanam melon batu dan nanas batu pada 2016.

“Pada 2016, kami menanam melon dan nanas batu.Kedua buah tidak hanya mudah ditanam, tetapi juga memberikan hasil yang sangat baik,” katanya.

Ia mengatakan dalam tiga bulan bisa mendapat hasil sekitar 207 - 276 juta rupiah.

"Satu musim (tiga bulan) melon batu, misalnya, dapat menghasilkan antara RM 60.000 hingga RM 80.000 dan kami memiliki 20.000 kantong plastik tanaman melon batu."

"Kami juga memiliki 210.000 tanaman nanas di lokasi 6,9 hektar di Lenggong dalam dua varietas, Morris dan hibrida MD2,"tambahnya.

Baca Juga : 6 Fakta Pembunuhan Budi Hartanto, Guru Honorer yang Jasadnya ditemukan Tanpa Kepala dalam Koper

The Strait Times via World of Buzz
The Strait Times via World of Buzz

Ilustrasi nanas batu

Meskipun lulusan mungkin tidak mempertimbangkan masuk ke pertanian sebagai pilihan pertama mereka, Azarul menyarankan para lulusan untuk tidak langsung membatalkan ide karena ini bisa sama, atau kadang-kadang bahkan lebih bermanfaat daripada penerima upah normal.

ia tidak menyesal dan tidak berpikir gelar pendidikan di bidang keuangannya sia-sia.

"Itu tidak berarti studi saya di UiTM adalah pemborosan, karena pengetahuan saya tentang akuntansi dapat diterapkan pada bisnis saya," tambahnya.

Sementara itu, temannya Muhamad Ghafari mengatakan perusahaan mereka memiliki beberapa peternakan di Bukit Chandan, Kuala Kangsar;Kampung Gelok, dan Selat Pagar, Lenggong.

Baca Juga : Pedro Rodrigues Filho, Psikopat 'Sempurna' - Dexter di Dunia Nyata

Baca Juga : Motif Pembunuhan Guru Honorer yang Jasadnya Tanpa Kepala Mulai Terkuak, Asmara Hingga Ekonomi Diduga Jadi Alasannya

Merekatelah menginvestasikan4 miliar ringgit (sekitar 13,7 triliun rupiah)di lokasi seluas 16,19 hektar di Taman Produksi Makanan Permanen (TKPM) Manjung.

Selain itu, perusahaan mereka juga membuka lapangan pekerjaan kepada warga setempat dengan gaji mulai dari RM1.500 hingga RM1.800 (5-6 juta rupiah) per bulan.

Bagaimana pendapat Anda tentang perjalanan Azarul dan Ghafari menuju kesuksesan?

Tag

Editor : Nieko Octavi Septiana

Sumber World of Buzz