Kisah Tragis Model Cantik Simpanan Mantan PM Malaysia: Dibunuh dan Jasadnya Diledakkan dengan Bom

Kamis, 04 April 2019 | 13:22
Kolase Grid.ID

Model yang menjadi simpanan mantan PM Malaysi.

Suar.ID - Kondisi Malaysia semakin tak kondusif dengan ekonomi yang semakin melemah di bawah pimpinan PM Najib Razak sejak 2009-2018 silam.

Tak hanya dinodai skandal korupsi, Najib Razak juga menjual aset negara hingga 65% kepada asing.

Pimpinan negara ini semakin disorot tatkala kasus pembunuhan seorang perempuan yang merupakan simpanannya bernama Altantuya Shaariibuu tahun 2006 silam terkuak.

Altantuya adalah perempuan yang berprofesi sebagai model asal Mongolia, yang dilahirkan pada tahun 1978 dari pasangan Shaariibuu Setev dan ibunya Sh Altantsetseg.

Baca Juga : Terdengar Seperti Suara Bom, Gunung Agung Meletus dan Keluarkan Abu Setinggi 2.000 Meter!

Ia dibesarkan di Rusia dan mengenyam pula pendidikan di Prancis serta China, berkat pendidikan internasionalnya ia fasih berbahasa Rusia, Inggris, Mandarin, dan Prancis yang kemudian tahun 1990 ia kembali ke negara asalnya, Mongolia.

Saat kembali ke Mongolia ia bekerja sebagai seorang guru karena sesuai dengan jurusan mata kuliahnya, penerjemah bahasa dan model paruh waktu.

Berkat profesi sampingannya sebagai model, Altantuya sering mendapat job ke luar negeri termasuk ke Hong Kong pada tahun 2005.

Saat di Hong Kong itulah ia bertemu dengan Najib Razak yang kala itu masih menjabat sebagai analis pertahanan dari tangki pemikiran Pusat Penelitian Strategis Malaysia, di situlah keduanya menjalin hubungan spesial walaupun Altantuya tahu Najib sudah beristri.

Baca Juga : Australia Pernah Nyaris Membom Jakarta Gara-gara Kapal Selam Indonesia yang Dinilai Agresif

Tahun 2006, Altantuya menyusul Najib Razak ke Malaysia yang sudah menjadi Menteri Pertahanan untuk menjalin hubungan kembali dengannya yang sempat renggang.

Altantuya nekat pindah ke rumah Najib sesampainya di Kuala Lumpur, tapi kemalangan terjadi padanya, sampai di rumah Najib ia malah diculik, kemudian dibunuh dengan ditembak sebanyak dua kali oleh para penculik.

Belum cukup sampai situ, jasad Altantuya kemudian diledakkan dengan bom C4 hingga hancur berantakan, padahal pembunuhan dengan bom C4 tidak pernah terjadi sebelumnya di dunia dan baru kali ini lantaran C4 adalah bom berspesifikasi militer. Hanya orang 'dalam' saja yang mempunyai bom tersebut.

Ketika polisi menemukan tempat peledakkan yang tersisa hanya tulang berserakan dari perempuan tersebut, tiga orang polisi dan Najib Razak termasuk seorang anggota Pasukan Gerakan Khas Malaysia ditangkap oleh pihak berwajib terkait hal ini.

Pengadilan mengungkapkan, Najib Razak mengakui punya hubungan spesial dengan Altantuya, proses pengadilan menjadi semakin rumit karena disinyalir pembunuhan Altantuya berkaitan korupsi pembelian kapal selam Scorpene Malaysia karena ia menjadi penerjemah bahasa antara Kementerian Pertahanan dan DCNS selaku produsen kapal selam Prancis sehingga ia tahu seluk beluk proses pembelian sampai pembayaran kapal selam Scorpene.

Baca Juga : Jelang Kedatangan Jokowi, Ledakan Diduga Bom Rakitan Kagetkan Warga Sibolga, Sumatera Utara

Grid.ID

Mantan PM malaysia

Untuk alasan itu diduga ia dibunuh, dan juga banyak yang meyakini dengan dibunuhnya Altantuya untuk memuluskan langkah Najib Razak dalam pemilihan PM Malaysia tahun 2009 karena perempuan itu bisa membahayakan kampanye politik Najib karena kasus korupsi kapal selam Scorpene.

Versi lain menyebutkan istri sah Najib, Rosmah Mansor yang memerintahkan pembunuhan tersebut karena cemburu suaminya selingkuh.

Kasus ini menjadi buram dan tak diusut oleh pengadilan Malaysia lantaran Najib keburu menjadi Perdana Menteri pada tahun 2009, baru pada tahun 2018 ini setelah Najib lengser, pemerintah Mongolia mendesak Malaysia agar melanjutkan penyelidikan terhadap kematian Altantuya untuk mengungkap kebenaran di balikpembunuhanperempuan tersebut.

Artikel ini telah tayang di Grid.id dengan judul Kisah Tragis Model Cantik Simpanan Mantan PM Malaysia, Sudah Dibunuh Jasadnya Masih Diledakkan dengan Bom

Tag

Editor : Adrie P. Saputra

Sumber grid.id