Hannah Power, Gadis 26 Tahun Ini Bagikan Kisah Liburannya di Pegunungan Alpen yang Berubah Jadi Malapetaka

Minggu, 31 Maret 2019 | 14:37
Hannah Power via Daily Mirror

Hannah Power Membagikan Kisah Liburannya di Tempat Ski yang Berubah Jadi Malapetaka

Suar.ID - Seorang wanita yang menjadi korban penculikan dan tindak kekerasan seksual menceritakan kejadian yang dialaminya saat ia sedangberliburdi daerah Pegunungan Alpen.

Pemain ski asal Inggris, Hannah Power (26), diculik oleh tiga pria asing di Pegunungan Alpen Prancis dan diperkosa, sebelum akhirnya 'dibuang' di pinggir jalan.

Diwartakan dalam Daily Mirror pada Sabtu (30/3), kejadian ini bermula ketika Hannah Power tersesat pada suatu malam dan ada beberapa pria yang mengaku sebagai kenalan temannya dan meyakinkan Hannah dia bisa kembali ke rumah.

PadaMaret 2016, ia tengah menghabiskan waktunya selama satu minggu dengan teman-temannya yang bekerja di Resor Morzine dan saat itu ia pulang lebih awal.

Baca Juga : Sudah 2 Tahun Berpisah, Keharuan Warnai Pertemuan Rina Nose dengan Irfan Hakim dan Ramzi

Dia berkata, "Aku pergi sekitar tengah malam tapi tersesat di jalan, hanya 500 meter. Semuanya sama saja di salju.

"Aku berjalan selama 40 menit. Sebuah mobil menepi dengan tiga lelaki, mereka bertanya, 'Mau ke mana?'"

Hannah Power via Daily Mirror
Hannah Power via Daily Mirror

Ilustrasi daerah pegunungan bersalju

Aku berkata, 'Ke temanku, Chalet', dan mereka berkata 'Kami kenal dia, kami akan memberimu tumpangan.' terdengar konyol, tapi itu adalah komunitas yang erat- saya telah bertemu banyak orang."

Saat mobil meninggalkan kota, Hannah menyadari ada sesuatu yang salah.

Hannah berkata ia mulai berteriak dan meminta tolong, "Biarkan aku keluar". Namun mereka pura-pura tidak mengerti.

"Saya pikir mereka ingin membunuh saya. Saya memohon untuk hidup saya."

Pria itu malah mengendarai mobilnya ke tempat terpencil.

Baca Juga : Seorang Profesor Paksa Mahasiswanya Untuk Kerjakan Tesis Anak Perempuannya Agar Bisa Masuk Sekolah Top

Pengemudi itu kemudian memperkosanya sementara dua lainnya merokok.

"Aku pikir ketiganya sudah merencanakan hal itu," kata Hannah.

"Pengemudi itu berbalik dan memperkosaku di kursi belakang, aku melawannya dan menendangnya,:

"Ada sesuatu di kepalaku yang mengatakan semua akan baik-baik saja, terus berjuang.

Akan menjadi sangat tidak menyenangkan baginya seberapa banyak dan kuat saya menendang dan meninju.

Aku pikir mereka memutuskan, 'ini tidak semudah yang kita kira...mari kita singkirkan dia'."

Setelah serangan itu, dia dibawa kembali kekota.

Hannah berkata, mereka menepi dan mengambil HP saya, mereka membuang sepatu dan celana saya.

Baca Juga : Ikut Berduka, Anies Baswedan Gotong Keranda Jenazah Petugas Penyapu Jalan yang Ditabrak Pengendara Motor

"Aku harus berjalan menaiki bukit menuju cahaya, berteriak minta tolong."

Tapi setelah pergi ke rumah sakit, Hannah tak mendapat respon dari polisi mengenai laporan serangannya itu.

"Mereka memiliki pakaian dan hasil tes saya tapi kasus dijatuhkan empat bulan kemudian. Itu seperti kejahatan yang hilang."

Hannah setelah kejadian itu menderita PTSD (Post Traumatic Stress Disorder), beruntung kini kondisinya sudah membaik, ia bahkan membantu korban pemerkosaan.

"Saya telah membantu orang-orang yang mengalami pemerkosaan, saya tau bagaimana perasaannya."

Hannah yang merupakan lulusan jurusan hukum menambahkan ia sedih jika ada yang mengalami kejadian sepertinya.

Baca Juga : Di Negara Ini, Kamu Bisa Naik MRT Gratis Kalau Bisa Lakukan 20 Squat Dalam 40 Detik

Ia yang merasa tidak mendapat keadilan sangat menyayangkan jika kejadian itu terulang, ia mengatakan mungkin saja pelakunya masih berkeliaran di Pegunungan Alpen atau pergi dari satu kota ke kota lainnya.

"Hal yang tidak saya suka adalah hal itu bisa terjadi pada orang lain dan tidak ada yang bisa saya lakukan.

Itu jauh lebih menyakitkan bagi saya daripada saya secara pribadi tidak mendapat keadilan

Siapa yang tahu kalau orang-orang itu mengemudi dari kota ke kota? Rasanya seperti mereka pernah melakukan hal seperti itu sebelumnya."

Tag

Editor : Nieko Octavi Septiana

Sumber mirror.co.uk