Suar.ID- Kasus "Kopi Jessica" yang terjadi pada tanggal 6 Januari 2016 itu masih menyisakan kisah bagi banyak orang di tanah air.
Kasus ini membuat banyak orangmemperhatikan persidangan yang berjalan panjang.
Wayan Mirna Salihin diketahui meninggal dunia setelah meminum secangkir kopi Vietnam di Cafe Olivier, Grand Indonesia.
Saat itu, ia sedang bersama dua sahabatnya yang ia kenal selama belajar di Australia.
Baca Juga : AI Super Wide-Angle Vivo V15, Abadikan Kehangatan Keluarga di Momen Terbaik
Tapi reuni kecil-kecilan itu berubah jadi malapetaka saat Mirna baru menyesap kopinya, tubuhnya langsung tumbang.
Jessica Kumala Wongso, teman Mirna, terbukti membunuh Mirna dengan memasukan racun sianida ke dalam es kopi tersebut.
Mengutip dariTribunnews,pada 7 Maret 2017, Pengadilan Tinggi DKI Jakarta mengeluarkan putusan bernomor 393/PID/2016/PT.DKI Tahun 2017.
Dalam putusan itu, hakim Elang Prakoso Wibowo, Sri Anggarwati, dan Pramodana Atmadja, menguatkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang menjatuhkan vonis 20 tahun kepada Jessica pada Oktober 2016.
Mirna meninggal di usia 27 tahun dan dalam posisi baru menikah kurang lebih sebulan dengan seorang pria bernama Arief Sumarko.
Kasus orang memberikan racun ini bukanlah yang pertama kalinyamembuat heboh.
Rupanya, dulu juga pernah terjadi kasus serupa yang menyita banyak perhatian publik.
Insiden ini tentang percobaan pembunuhan padamahasiswi perempuan bernama Zhu Ling.
Kejadian initerjadi pada tahun 1994/1995 di Departemen Kimia Universitas Tsinghua Beijing, yang saat itu merupakan salah satu universitas paling terkenal di China.
Baca Juga : Ditemukan Tarantula Aneh dengan Tanduk 'Unicorn' di Punggungnya, Racunnya Bisa Bahayakan Manusia
Zhu Ling adalah seorangmahasiswi berbakat di Tsinghua sejak tahun 1992.
Tiba-tiba dia mulai mendapat gejala aneh pada akhir tahun 1994 ketika dia mulai mengalami sakit perut akut dan kerontokan rambut yang luas.
Meskipun gejala awalnya membaik setelah rawat inap, Zhu menjadi sakit parah lagi pada bulan Maret tahun 1995.
Kasusnya mendapat perhatian di seluruh dunia ketika salah satu teman Zhu di Universitas Peking menggunakan media komunitas online dari platform diskusi "Usenet" untuk bantuan dalam mendiagnosis gejalanya.
Sekitar 1.500 dokter dari seluruh dunia berusaha membantu memecahkan kasus ini.
Dengan bantuan komunitas medis online, Zhu akhirnya didiagnosis sakit akibat bahan kimia thallium yang sangat beracun.
Dia diselamatkan melalui obat penawar yang dikenal dengan nama "Prussian Blue", tetapi masih tetap lumpuh sebagian, buta, dan tidak bisa bernafas sendiri.
Dia akhirnya memiliki mental seorang anak berusia enam tahun.
Baca Juga : Kecewa Harga Cabai Terjun Bebas, Petani Jogja Ini Meracun 1,5 Hektare Tanaman Lomboknya Sendiri
Salah satu teman sekamar Zhu, Sun Wei, adalah tersangka utama dalam kasus ini.
Ia adalah satu-satunya seorang sarjana dengan akses resmi ke talium untuk eksperimennya.
Setelah penyelidikan polisi, bagaimanapun, Sun dibebaskan dan tidak pernah dituntut.
Beberapa percaya bahwa kasus itu ditutup karena koneksi politik keluarga Sun yang kuat.
Dan dia sekarang tinggal di Amerika.
Meskipun teman sekamarnya dihukum dan dieksekusi karena kejahatannya pada tahun 2015, kasus Zhu Ling tetap tidak terpecahkan hingga kini.(Adrie P. Saputra/Suar.ID)