Suar.ID -Kabar sakitnya Ibu Ani Yudhoyono mengagetkan banyak kalangan.
Bagaimanapun, perempuan 66 tahun ini dikenal sebagai sosok yang begitu aktif, kegiatan banyak, dan suka olahraga.
Ibu Ani divonis leukemia alias kanker darah dan saat ini sedang dirawat di National University Hospital Singapura sejak beberapa waktu lalu.
Asal tahu saja, Ani Yudhoyono beserta keluarga ternyata gemar wisata kuliner.
Tak hanya itu, putri Sarwo Edhi itu juga gemar mengantongi makanan yang bisa mengurangi risiko tumbuhnya kanker.
Melansir dari Bangkapos, Ani Yudhoyono tak disangka begitu menggemari camilan bercitarasa cokelat, Beng-beng.
Bahkan produk satu ini kerap disediakan saat Ani Yudhoyono bepergian.
"Di mana-mana selalu disiapkan Beng-Beng. Mungkin mereka tanya, 'Ibu Ani kesenangannya apa?' Dari (pengurus) rumah tangga selalu katakan sukanya Beng-Beng, di mana-mana disiapkan Beng-Beng. Setiap datang sudah ada Beng-Beng," terang Ani Yudhoyono.
"Padahal ingin yang lain. Beng-beng lagi, Beng-beng lagi," timpal SBY seraya tertawa.
Tak hanya itu, rupanya, Ani Yudhoyono juga menyukai makanan khas Jawa Timur, Lorjuk.
Melansir dari Tribun Travel, begini pengakuan Minarsih, staf Galeria Surabaya, rumah makan favorit keluarga SBY.
"Lorjuk makanan favorit Bu Ani dan Mas Ibas, kalau ke Surabaya, mereka pasti mampir makan di sini," ungkap Minarsih.
Tak hanya itu, rupanya Ani Yudhoyono gemar menyantap cabai rawit dan sambal!
Hal ini diungkapkannya dalam tayangan Rumpi edisi 19 Agustus 2016 silam kepada Feni Rose.
"Ah, itu fitnah, karena yang suka cabai rawit itu pak SBY, bukan saya. Tapi, kadang-kadang saya ikut ngantongin jadi kalau pas dinner atau apa anggak ada cabai rawit ‘kan udah sedia," pungkas Ani Yudhoyono, seperti dilansir dari Nova.grid.id.
Menilik dari kebiasaan Ani Yudhoyono yang mengantongi cabai rawit, sebenarnya, adakah manfaat cabai yang kecil namun pedas itu untuk kesehatan tubuh kita?
Dilansir dari magforwomen dan healthline, berikut ini manfaat cabai rawit bagi kesehatan. Tentunya asalkan dikonsumsi tidak berlebihan.
Meningkatkan sirkulasi darah
Cabai rawit dapat meningkatkan sirkulasi darah yang kemudian akan mencegah masalah tekanan darah rendah dan mencegah masalah pembekuan darah.
Membantu nyeri otot
Jika kita mengalami masalah nyeri otot dan kejang, cabai rawit dapat membantu. Bahkan ada cabai rawit yang berbentuk krim yang digunakan untuk meringankan nyeri sendi atau radang sendi pada tubuh.
Membantu detoksifikasi
Cabai rawit dikenal sebagai perangsang sirkulasi bagi tubuh, sehingga ini akan membantu sistem pencernaan tubuh dan detoksifikasi karena akan memproduksi keringat yang lebih banyak.
Membantu menurunkan berat badan
Cabai rawit kaya akan antioksidan yang dapat membantu meningkatkan metabolisme tubuh.
Menambahkan cabai rawit di dalam makanan kita akan membantu menurunkan berat badan dan membakar lemak yang berlebih, karena akan mengurangi nafsu makan normal kita.
Membantu dalam infeksi gusi
Jika kita sedang mengalami masalah gusi atau sakit gigi, kita bisa membuat pasta dari bubuk cabai atau merica yang kemudian dioleskan pada gusi atau gigi yang sakit.
Ini akan membantu meringankan sakit yang disebabkan oleh infeksi.
Membantu menyembuhkan pilek dan flu
Cabai rawit dapat mengurangi pembentukan lendir yang padat, yang menyebabkan flu.
Oleh karena itu, mengonsumsi cabai rawit dapat memberikan kelegaan dari hidung yang tersumbat.
Menjaga kesehatan jantung
Cabai rawit dapat menurunkan tingkat kolestrol jahat di dalam tubuh, yang kemudian mencegah risiko penyakit jantung.
Ini juga akan menurunkan tingkat tekanan darah.
Membantu masalah alergi
Sifat anti-inflamasi yang terkandung di dalam cabai rawit dapat membantu masalah alergi kulit tubuh.
Dapat mengurangi risiko kanker
Capsaicin dalam cabai rawit menunjukkan harapan dalam mengurangi risiko kanker.
Dengan memakan cabai rawit mungkin dengan menyerang banyak jalur berbeda dalam proses pertumbuhan sel kanker.
Penelitian telah menunjukkan bahwa capsaicin dapat memperlambat pertumbuhan sel kanker dan bahkan menyebabka n kematian sel untuk berbagai jenis kanker, terutama kanker prostat, pankreas, dan kulit.
Sementara efek capsaicin pada sel kanker tampak menjanjikan, namun temuan saat ini didasarkan pada penelitian laboratorium dan hewan.
Efek capsaicin pada kanker pada manusia belum diteliti, jadi sebaiknya mengambil informasi ini bak sejumput garam. (KTW/Intisari-Online.com)