Suar.ID -Hari yang seharusnya bahagia itu justru berakhir menjadi derita.
Gara-gara “kecerobohan” sang dokter yang menarik bayinya terlalu kuat, seorang ibu meninggal dunia saat melahirkan.
Daily Mirror pada Jumat (22/3) kemarin melaporkan, seorang perempuan bernama Alisa Tepikina (22) menjerit kesakitan saat bayinya ditarik keluar oleh tim medis.
Baca Juga : Suka Main Hp Sebelum Tidur, Perempuan Ini Ditemukan Tewas di Atas Kasur Sembari Memegang Ponsel
Tarikan itu menyebabkan plasentanya terpisah dari rahimnya dan membuatnya terbalik dengan cara normal.
Ayah Alisa, Dmitry Malyukov (47) mengatakan, "Kami telah diberitahu bahwa kelahiran plasenta tidak terjadi."
"Anak saya menderita, dia kesakitan tetapi dokter tidak memerhatikannya," katanya.
"Dia menarik tali pusar begitu keras sehingga bisa didengar oleh seluruh rumah sakit," imbuhnya.
"Ini seperti persalinan abad pertengahan, menyebabkan kejutan rasa sakit, pendarahan hebat hingga menyebabkan koma," lanjut Dmitry.
"Sayangnya, dia tidak pernah sadar lagi," timpalnya.
Persalinan tersebut dianggap sebagai sebuah kegagalan medis.
Tak hanya itu, persalinan itu juga dianggap sebagai penyebab kematian Alisa, menurut ibunya Svetiana Cheshko.
Alisa hanya bisa melihat sekilas ketika bayi tersebut dilahirkan sebelum akhirnya dia meregang nyawa.
Suaminya, juga demikian saat datang dia hanya diberi tahu bahwa istrinya sakit parah.
Namun kenyataanya sebenarnya adalah Alisa sudah meninggal.
Baca Juga : Hapus Semua Foto Suami, Benarkah Pedangdut Evi Masamba Mau Cerai?
"Matanya tertutup oleh penutup mata, rahangnya diikat," katanya.
"Ada tabung di mana-mana, untuk ventilator paru-paru tetapi tidak ada mesin di dekatnya," lanjutnya.
"Aku memegang tangannya dan terasa begitu dingin, seorang petugas medis malah membentakku 'jangan menyentuhnya'," imbuhnya.
Kemudian dokter baru memberi tahu bahwa Alisa sudah meninggal.
Dokter kandungan dalam kasus ini telah ditangguhkan, dan Komite Investigasi Rusia mengonfirmasi kasus kriminal ini.
Kini rumah sakit tersebut dalam penyelidikan atas dugaan tindakan kriminal.
Ahli kandungan senior Rusia mengatakan, "Pengangkatan plasenta dilakukan secara agresif dalam kasus ini."
Pengangkatan plasenta secara manual bisa dilakukan dengan anestesi umum, atau operasi yang mungkin diperlukan. (Afif/Intisari)
Baca Juga : Polisi Berhasil Ciduk Oknum Dosen UNM yang Membunuh Seorang Pegawai