Suar.ID -Semua orang ingin memiliki hidup yang sehat bahkan hingga usia senja.
Sebagian orang akan melakukan gaya hidup sehat agar tetap bugar saat tua.
Banyak juga yang melakukan latihan teratur dan makan makanan bergizi untuk menjaga fungsi otak hingga tua nanti.
Penurunan fungsi otak memang menjadi momok terutama bagi orang yang sudah memasuki usia paruh baya.
Namun ada kabar baik bagi orang-orang yang sedang mencari cara untuk menjaga kinerja otak hingga tua.
Jamur bisa menjadi solusinya.
Baca Juga : Seorang PSK Menjadi Terkenal karena Video Jilati Toilet Pesawatnya Viral
Dilansir dari Elite Readers (21/3), makan dua porsi jamur tiap minggu dapat mengurangi resiko penurunan fungsi otak hingga 50%.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Alzheimer's Disease, ilmuwan mengungkap mengonsumsi setidaknya 300g jamur dapat mengurangi risiko gangguan kognitif ringan.
"Makan 300g atau lebih jamur yang dimasak, kira-kira sama dengan punnet (keranjang kecil buah) berukuran sedang, dapat menurunkan risiko gangguan kognitif ringan," tertulis dalam artikel seperti dikutip DailyMail via Elite Readers.
"Bahkan makan dalam jumlah kecil tetap dapat bermanfaat."
Lalu apa sebenarnya gangguan kognitif ringan?
Menurut ahli medis, gangguan kognitif ringan atau mild cognitive impairment (MCI) adalah fase peralihan antara penuaan normal dan demensia. Pada kondisi ini fungsi kognitif seperti daya ingat, keterampilan sosial, reaksi emosi, dan intelektualitas menurun.
Baca Juga : Pengemis Bogor Kantongi Uang hingga Rp 45 Juta dalam Sebulan
Jamur bisa membantu untuk menjaga fungsi otak dan menurunkan risiko MCI karena kandungan asam aminonya.
Diketahui, orang yang menderita MCI memiliki kadar asam amino yang rendah.
Peneliti dari National University of Singapore melakukan riset dengan mewawancarai 600 orang berusia 60 tahun ke atas selama 6 tahun.
Dari riset didapat partisipan yang makan lebih dari dua porsi jamur yang dimasak tiap minggunya memiliki risiko mengalami MCI kurang dari 50%.
Dr. Irwin Cheah mengatakan senyawa dalam jamur itu tidak dapat diproduksi sendiri oleh manusia, sehingga harus mendapatkannya dari makanan.
"Kami sangat tertarik pada senyawa yang disebut ergothioneine (ET). ET adalah antioksidan dan antiinflamasi yang unik yang tidak dapat disintesis oleh manusia sendiri.
Baca Juga : Sering Dituding Transgender, Lucinta Luna Asyik Pamer Foto Setelah Menikah
Tapi itu bisa didapat dari sumber makanan, salah satu yang utama adalah jamur."
Dikutip dari DailyMail via Elite Readers, untuk menerangkan lebih spesifik, jamur yang digunakan dalam penelitian adalah jamur kancing putih, jamur tiram, shiitake, serta jamur kering dan kalengan.