Suar.ID -Adanya pertengkaran dan perselisihan merupakan hal wajar dalam rumah tangga.
Namun pertengkaran pasangan yang di luar batas ini membuat keduanya harus masuk rumah sakit.
Dilansir dari Asia One (19/3), sang suami yang berusia 32 tahun bertengkar dengan istrinya yang berusia 33 tahun memaksa keduanya harus mendapat perawatan medis di rumah sakit.
Pada dini hari Senin (18 Maret) pagi, seorang lelaki Cina-Amerika bernama Wan, berdebat sengit dengan istrinya, bermarga Chang, di Bandara Internasional Taoyuan Taiwan.
Ketika perdebatannya semakin menjadi-jadi tiba-tiba sang suami mengangkat dan melempar tubuh istrinya melewati pembatas, padahal ketika itu mereka berada di sebuah eskalatordi lantai 4.
Selamaterjatuh dari ketinggian 15 meter, Chang menabrak dinding samping sebelum dia mendarat dijaring pengaman.
Tak lama setelahsang istri jatuh, Wan melompati pagar dan mendarat tepat di atasnya.
Changkehilangan kesadaran karena cedera kepala sementara suaminya mengalami patah tulang rusuk.
Pasanganyang ketika itu dalam kondisi berlumur darah langsung diselamatkan oleh staf keamanan bandara, dan dibawa ke Rumah Sakit Umum Min-Sheng untuk perawatan.
Menurut polisi Taiwan, insiden itu terjadi di aula keberangkatan Terminal 2.Pasangan itu, yang terbang ke Taiwan untuk mengunjungi keluarga Chang untuk Tahun Baru Imlek, tapi keduanya bertengkar soal urusan rumah tangga.
Baca Juga : Suami Tega Lempar Istrinya dari Tangga Lantai 4 Bandara setelah Pertengkaran
Dilaporkan perselisihan terjadi ketika Chang berusaha untuk menghentikan suaminya kembali ke Amerika Serikat di mana mereka tinggal.
Pada hari Selasa (19/3), Apple Daily Taiwan melaporkan bahwaChang telah sadar dan tanda-tanda vitalnya stabil.
Dia telah dipindahkan ke rumah sakit lain untuk perawatan lebih lanjut.
Wan, yang sejak itu keluar dari rumah sakit, sekarang sedang diselidiki karena percobaan pembunuhan.Ketika wartawan bertanya mengapa dia melempar istrinya keluar dari tangga, lelaki itu berkata, "Saya sudah mati hari ini, Saya tidak punya hari esok." ucapnya terlihat gelisah.
Dia juga menolak untuk bekerja sama dengan polisi Taiwan, dan berulang kali meminta tolong Donald Trump, Presiden AS, untuk menyelamatkannya.
"Saya seorang warga negara Amerika, Trump, tolong selamatkan saya." kata pria itu.