Paus Mati Ditemukan di Filipina, Saat Perutnya Dibedah Isinya Ternyata 40 Kg Plastik!

Selasa, 19 Maret 2019 | 13:28
CNN

Plastik di dalam perut paus.

Suar.ID - Seekor paus muda yang bangkainya tenggelam di Filipina meninggal karena "dehidrasi dan kelaparan" setelah mengonsumsi 40 kilogram kantong plastik.

Ahli biologi kelautan dan pencinta lingkungan, Darrell Blatchley, mengatakan kepada CNN bahwa paus jantan itu ditemukan dengan "tanda-tandakelaparan dan dehidrasi" dan telah muntah darah sebelum mati.

Darrell, yang adalah presiden dan pendiri "D'Bone Collector Museum", sebuah museum sejarah alam di kota Davao, Filipina, mengatakan timnya menerima pemberitahuan pada hari Jumat bahwa bangkai paus tersebut telah ditemukan di Mabini, Compostela Valley.

Tim kemudian membawa bangkai paus ke fasilitasnya dan melakukan necropsy,merekaakhirnya menemukan bahwa paus mati karena menelan plastik.

Baca Juga : Cerita Pria Asal Cimahi yang Dulunya Dibully, Kini Berubah Bak Artis Korea Tanpa Operasi Plastik

"Saya tidak menyangka dengan jumlah plastik ini," kataDarell.

"Kira-kira 40 kg - karung beras, tas belanjaan, tas perkebunan dan kantong plastik umum. Total Enam belas karung beras!"

Dia mencatat bahwa ada begitu banyak kantong plastik di perut hewan itu sehingga beberapa sudah mulai mengapur.

Dia menambahkan bahwa cetacea - keluarga mamalia air yang mencakup ikan paus dan lumba-lumba - tidak minum air dari laut, tetapi mendapatkan air dari makanan yang mereka makan.

Baca Juga : Lucinta Luna Habiskan Uang Warisan Rp1 Miliar untuk Operasai Plastik: Insyaallah Balik Modal

Karena paus tidak lagi dapat mengonsumsi makanan dalam jumlah besar (karena plastik) yang tertelan, ia mati karena "dehidrasi dan kelaparan," kata Darell.

CNN

Plastik di dalam perut paus.

Museum Kolektor D'Bone mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa ini adalah jumlah plastik (terbanyak) yang pernah dilihat timnya di perut ikan paus, dan menggambarkan penemuan itu sebagai sesuatu hal yang "mengerikan".

Museum meminta pemerintah untuk mengambil tindakan terhadap mereka yang terus memperlakukan saluran air dan laut sebagai tempat pembuangan sampah.

Peter Kemple Hardy, seorang juru kampanye World Animal Protection - sebuah badan amal kesejahteraan hewan - menggambarkan peristiwa itu sebagai "pengingat tragis" tentang perlunya "bekerja sama menuju solusi global" untuk mencegah polusi plastik tertinggal di lautan kita.

"Ratusan ribu ikan paus, lumba-lumba, anjing laut dan kura-kura dibunuh oleh polusi plastik setiap tahun, termasuk plastik sekali pakai dan peralatan plastik yang ditinggalkan dari industri perikanan," katanya kepada CNN.

Baca Juga : Aksi Emak-emak Bawa Banyak Plastik saat Hadiri Pernikahan Bikin Heboh Netizen, Ada yang Pernah Begini?

Mark Simmonds, ilmuwan senior kelautan di Humane Society International, mengatakan kepada CNN bahwa insiden terbaru itu sekali lagi menyoroti "krisis global yang kejam yang dibawa puing-puing laut kepada satwa liar".

Dia memperingatkan bahwa krisis sering kali "tidak terlihat dan tidak dipikirkan", kecuali ketika hewan seperti ini ditemukan dan diperiksa.

"Upaya harus ditingkatkan di seluruh dunia untuk mengurangi polusi plastik di lautan kita atau tragedi semacam ini mungkin menjadi jauh lebihbanyak di masa depan," pungkasnya. (Adrie P. Saputra/Suar.ID)

Tag :

Editor : Adrie P. Saputra

Sumber : CNN

Baca Lainnya