Suar.ID -Seekor bayi orangutan malang akhirnya mati setelah beberapa hari mengalami kelaparan.
Yang lebih tragis lagi, induknya juga terluka parah setelah ditembak oleh orang tak bertanggung jawab.
Terkait si induk orangutan, sebuah organisasi lingkungan yang berbasis di Medan, Sumatera Utara, Yayasan Ekosistem Lestari mengaku akan merawatnya hingga sembuh.
Baca Juga : Dylan Chidick, Gelandangan Berusia 17 Tahun yang Diterima di 17 Perguruan Tinggi Sekaligus
Orangutan ini diduga diserang oleh pekerja di sebuah perkebunan di dekat hutan lindung di Aceh.
Dokter hewan yayasan, Yenny Saraswati, mengatakan, organisasinya berencana membawa orangutan berusia 30 tahun ke Orangutan Haven.
Ini adalah sebuah proyek yang dikembangkan oleh kelompok tersebut bersama dengan Program Konservasi Orangutan Sumatra (SOCP) dan PanEco Foundation.
"Proyek ini akan menjaga orangutan yang tidak dapat dikembalikan ke alam liar dengan alasan apa pun," kata Yenni.
Sebelumnya, Badan Konservasi Sumber Daya Alam Aceh (BKSDA) menyelamatkan orangutan yang terancam punah pada hari Minggu setelah menerima laporan dari seorang penduduk.
Dia melihat ada orangutan yang terluka parah di desa Bunga Tanjung, Subulussalam, dua hari sebelumnya.
Baca Juga : Sepatu yang Dipakai Syahrini saat Jumpa Pers Ditaksir Seharga Rp14,5 Juta, Berliannya Rp40 Miliar
BKSDA Aceh berhasil evakuasi 2 orangutan Sumatera (Pongo abelii) di kebun warga Ds Bunga Tanjung Kec. Sultan Daulat Kota Subulussalam (9/3/2019). Induk OU terluka parah krn benda tajam & ditemukan 74 peluru senapan angin ditubuhnya. Anak OU akhirnya mati kekurangan nutrisi parah. pic.twitter.com/UlaSHVFFZX— Sutopo Purwo Nugroho (@Sutopo_PN) 13 Maret 2019
Dokter hewan menemukan 74 pelet dan luka yang disebabkan oleh senjata tajam di banyak bagian tubuh sang induk.
Bayi itu meninggal tak lama setelah penyelamatan.
"Mata induk orangutan terluka parah oleh pelet pistol udara. Kami memutuskan untuk melepas matanya," Yenny Saraswati.
Baca Juga : 5 Kesamaan antara Kecelakaan Pesawat Ethiopia Airlines ET302 dan Lion Air JT610
Dia mengatakan bayi orangutan yang berumur satu bulan meninggal karena dehidrasi dan kekurangan gizi.
Inilah induk orangutan Sumatera yang tubuhnya luka parah krn benda tajam & ada 74 peluru senapan angin. Anak orangutan umur 1 bulan mati krn kekurangan nutrisi berat dan trauma berat. Sungguh biadab orang yang menyiksanya. Saat ini dalam perawatan BKSDA Aceh.@KementerianLHK pic.twitter.com/MU6kPdsYA7— Sutopo Purwo Nugroho (@Sutopo_PN) 13 Maret 2019
Kabarnya beberapa pekerja perkebunan mengejar ibu dengan bayinya selama sekitar tiga hari.
"Sang induk tidak bisa menemukan makanan untuk bayinya karena dia sudah terluka setelah pengejaran," kata Yenny.
Dia mengatakan bayi itu dimakamkan di pusat karantina orangutan di Sibolangit di Kabupaten Deli Serdang.
Orangutan adalah hewan yang dilindungi.
Baca Juga : Syahrini Kenakan Siger Cantik Seharga Rp5 Miliar Saat Pernikahan, Ini Filosofi Siger bagi Para Wanita Sunda
Ia hanya hidup di beberapa bagian tertentu di Sumatra dan Kalimantan.
Populasi mereka menurun karena perburuan liar dan konversi hutan, yang sering mengarah pada konflik manusia-hewan.
Sapto Aji Prabowo, kepala BKSDA Aceh, mengatakan bahwa saat ini sedang berkoordinasi dengan tim hukum Kementerian Lingkungan Hidup untuk menyelidiki kasus ini.
Dia juga mengatakan badan itu akan berkoordinasi dengan polisi regional untuk menghentikan penyebaran senapan angin yang tidak sah di kalangan masyarakat.