Pria Ini Menyesal Masuk ISIS karena Tak Bisa Mendapatkan Budak Seks Seperti yang Dia Harapkan

Selasa, 05 Maret 2019 | 10:55
Twitter via Daily Mirror

Pria ini menyesal gabung ISIS karena susah dapat budak seks.

Suar.ID -Maksud hati masuk ISIS agar mudah dapat budak seks, apa daya duit tidak cukup.

Seorang anggota ISIS asal Selandia Baru mengaku menyesal masuk organisasi ekstrem itu.

Bukan lantaranya perbedaan ideologi atau sejenisnya, tapi karena dia kesulitan mendapatkan budak seks.

Baca Juga : Begini Pola Asuh Sang Ibu sehingga Maudy Ayunda Bisa Diterima di Kampus Bergengsi Harvard dan Stanford Sekaligus

Pria itu bernama Mark John Taylor. Biasa dikenal sebagai Mohammad Daniel maupun Abu Abdul Rahman.

Dia bilang, dirinya menyesal bergabung karena tidak bisa mendapatkan perempuan sebagai budak seks.

Menurut laporan Daily Mirror pada Senin (4/3), ISIS membawa perempuan dari kelompok minoritas Yazidi dan memperlakukan mereka sebagai budak seks.

Apa sebenarnya yang membuat Taylor kesulitan mendapatkan budak seks?

Kepada ABC dia bilang dari selnya di Suriah, harga perempuan Yazidi sangat mahal.

Itulah sebabnya dia kesulitan mendapatkannya dan dia pun menyesal.

Untuk mendapatkan perempuan Yazidi berusia di atas 50 tahun, misalnya, Taylor harus merogoh kocek hingga 4.000 dolar AS atau Rp56,5 juta.

Sementara untuk yang paling muda, kata Taylor, Anda harus mempunyai uang hingga 20 ribu dolar AS (sekitar Rp282,8 juta).

Taylor membakar paspor Selandia baru ketika bertolak ke Suriah pada 2014 lalu.

Baca Juga : Lewat Tes DNA, Ibu Denny Sumargo Coba Bongkar Kebohongan DJ Verny Hasan Soal Kehamilannya

Walau tidak mendapatkan budak seks, paling tidak Taylor menikahi dua perempuan Suriah.

Namun, pernikahannya tidak berlangsung lama.

Ketika ditanya apakah dia berniat memiliki budak untuk berhubungan seks, dia menjawab tidak ingin melakukan pemaksaan.

"Tidak memaksa, tidak. Ini seperti berhubungan layaknya pacar," ucap mantan tentara yang diyakini berusia 40 tahun tersebut.

Ada satu kisah konyol lagi soal Taylor.

Taylor sempat dipenjara oleh ISIS karena dia lupa mematikan fitur GPS di Twitter pada 2014 sehingga memaparkan lokasi kelompok itu.

Kini setelah ISIS dilaporkan hanya tinggal menguasai desa Baghouz, dia yang ditangkap pasukan Kurdi berujar ingin pulang.

Dia meminta maaf karena di masa lalu sudah menimbulkan masalah.

"Saya tidak tahu apakah saya bakal diizinkan kembali atau tidak," katanya.

Taylor menuturkan, selama bergabung dengan ISIS, dia tidak turun di garis depan.

Dia bertugas sebagai penjaga di perbatasan dengan pemerintah Suriah.

Permintaan Taylor itu mendapat tanggapan dari Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern.

Dia bilang bahwa Taylor memang punya hak di bawah hukum internasional.

Baca Juga : Misteri Motif Bangau di Gaun Lamaran Syahrini, Benarkah Punya Makna Khusus dalam Tradisi Jepang?

Namun, kepada NZT, Ardern menjelaskan sangat sulit memulangkan Taylor karena dia tidak mempunyai dokumen perjalanan setelah paspornya dia bakar.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tak Bisa Mendapat Budak Seks, Pria Ini Menyesal Gabung dengan ISIS"

Tag

Editor : Moh. Habib Asyhad