Suar.ID - Hanya kurang dari sebulan setelah Baby Jane Allas (38), didiagnosis menderita kanker serviks, kini dia harus menerima kenyataanyang lebih pahit.
Pada tanggal 17 Februari, ketika dia cuti medis (biaya dibayar pemerintah), Allas diberi surat pemecatan.
Majikannya memutuskan kontrak kerja karena penyakit kankernya.
Masih terguncang oleh diagnosis dan penganggurannya, Allas berkata, "Saya merasa sangat sedih, bagaimana saya akan mendapatkan biaya perawatan medis dan obat-obatan yang saya butuhkan?"
Pekerja rumah tangga asing yang dipecat harus meninggalkan Hong Kong dalam waktu dua minggu.
Mereka juga kehilangan hak untuk mendapatkan perawatan medis gratis, yang menjadi hak semua penduduk kota.
Allas, seorang ibu tunggal dari lima anak, telah mengajukan pengaduan ke Departemen Tenaga Kerja.
Dia melaporkan bahwa majikannya telah melakukan beberapa pelanggaran kontrak, termasuk tidak memberinya satu hari libur penuh setiap minggu dan gagal menyediakan kebutuhan dasar, seperti tempat tidur.
Baca Juga : Viral, Foto PRT Duduk di Luar Restoran Sementara Majikannya Makan di dalam
Selain itu, ia telah mengajukan keluhan kepada Komisi Persamaan Kesempatan, menunjukkan bahwa berdasarkan Undang-undang Diskriminasi Disabilitas, adalah ilegal untuk mendiskriminasikan seseorang yang memiliki disabilitas.
South China Morning Post menghubungi majikan Allas, majikannya bersikeras bahwa pekerja rumah tangga itu tidak mengatakan dia cuti sakit ketika surat pemecatan itu diserahkan kepadanya.
"Dia memberi tahu kami nanti," kata majikan tersebut pada Jumat sore.
Dia menambahkan, "Dia tidak dipecat saat dia cuti sakit. Itu efektif setelah dia menyelesaikan cuti sakitnya."
Majikan kemudian meminta reporter ini untuk meneleponnya kembali, tetapi dia tidak menanggapi lebih dari lima upaya untuk menghubunginya melalui telepon dan SMS pada hari Jumat dan Sabtu.
Jessica Cutrera, seorang penduduk lama Hong Kong yang mempekerjakan Allas, mengatakan bahwa Allas akan mencari kompensasi yang adil berdasarkan hukum.
Allas mengajukan permohonan perpanjangan visa, tetapi bahkan jika ini diberikan, itu tidak akan memungkinkannya mengakses perawatan kesehatan yang dibayar oleh pemerintah.
Baca Juga : Perjuangan Joy Arcilla Melawan Kanker Ganas yang Membuatnya Harus Merelakan Tangannya Diamputasi
Halaman penggalangan dana online dibentuk minggu ini untuk mendukung perawatan Allas.
Menurut para ahli, pemecatan pekerja rumah tangga asing karena penyakit serius adalah umum di Hong Kong.
Tetapi sedikit yang telah dilakukan untuk mencegahnya atau mendukung pekerja yang bermasalah.
"Ini benar-benar umum. Masalah utama di Hong Kong adalah jika Anda diberhentikan, itu akan membunuh visa Anda dan itu membuat Anda keluar dari sistem kesehatan," kata David Bishop, seorang profesor universitas dan mantan pemilik agen tenaga kerja etis di Hong Kong.
"Itu 'hukuman mati' bagi banyak orang."
Bahkan jika seorang pekerja rumah tangga bersedia untuk mengajukan klaim atau membawa kasus tersebut ke pengadilan, masalah timbul dengan mencoba membuktikan alasan pemecatan.
"Seringkali majikan tidak menyatakan dengan terus terang bahwa penyakit pekerja adalah alasan mengapa mereka memecat mereka. Mereka menemukan sesuatu yang lain," kata Bishop.
Ada lebih dari 370.000 pekerja rumah tangga di Hong Kong - kebanyakan dari mereka adalah perempuan dari Filipina dan Indonesia. (Adrie P. Saputra/Suar.ID)