Dua Remaja Kabur dari Rumahnya di Arab Saudi Karena Sering Disiksa Sang Ayah, Kini Terpaksa Sembunyi di Hong Kong

Minggu, 24 Februari 2019 | 08:24
Sabrang India

dua anak disiksa oleh ayahnya dan kabur dari Arab Saudi

Suar.ID - Kasus penyiksaan oleh keluarga yang dilakukan di Arab Saudi kembali terjadi.

Kali ini, korbannya adalah kakak beradik bernama Reem dan Rawan (bukan nama sebenarnya) yang sering mendapat perlakuan kasar dari sang ayah.

Kakak beradik berusia 18 dan 20 tahun itu sudah hampir 6 bulan ini kabur dari rumah mereka di Arab Saudi dan telah berpindah tempat hingga 13 kali.

Reem dan Rawan pernah tidur di hotel, hostel, bahkan menumpang di kapal untuk pergi lebih jauh lagi.

Baca Juga : Seorang Wanita Membagikan Foto Pernikahannya yang 'Hancur' Gara-gara Sang Suami Tak Lihat Kamera

Dikutip dari AFP, Sabtu (23/2/2019), penyiksaan yang diterima Reem dan Rawan dilakukan oleh ayah dan saudara mereka sendiri.

Reem bercerita bahwa ayah mereka sering memukuli mereka saat masih kecil dan kakak pertama mereka juga memukul mereka saat mereka mulai dewasa.

Reem dan Rawan disiksa saat mereka bangun terlambat untuk pergi salat ke masjid.

Bahkan saat kakak mereka memukuli mereka, sang ayah juga tidak berusaha untuk mencegah atau melindungi mereka.

Baca Juga : Sosok Polwan yang Diduga Jadi Penyebab Tyas Nekat Lompat dari Gedung Transmart Lampung

"Ayah berpikir itu adalah cara yang bagus supaya mereka menjadi pria sejati ketika mulai memukuli kami," keluh Reem.

Bahkan, adiknya yang baru berumur 10 tahun ikut-ikutan mengawasi cara mereka berpakaian dan seringkali memarahi saat mereka ketahuan berada di luar tanpa niqab (semacam cadar).

Reem dan Rawan, dua remaja perempuan ini memutuskan untuk segera meninggalkan keluarga mereka karena tak tahan dengan siksaan yang mereka rasakan.

Reem dan Rawan lalu membuat visa Australia secara diam-diam dan pada September 2018, mereka mengambil paspor mereka.

Baca Juga : Janggal, Polisi Tak Temukan Hal Ini pada Kasus Bidan yang Mengaku Diperkosa 5 Orang di Ogan Ilir

Keduanya pun bergegas ke bandara dan mengambil penerbangan ke Hong Kong.

Namun, di Hong Kong, mereka ditemui oleh sejumlah orang tak dikenal yang membujuk mereka supaya bersedia kembali ke Riyadh, Arab Saudi.

Orang-orang itu juga mengatakan kalau penerbangan mereka menuju Melbourne, Australia telah dibatalkan.

Orang-orang itu ternyata perwakilan dari Konsulat Saudi di Hong Kong.

Reem dan Rawan menduga, orangtua mereka melacak menggunakan Absher.

Sebuah aplikasi dari pemerintah Saudi untuk mengetahui kegiatan kerabat perempuan.

Mereka mencurigai ayahnya melacak melalui nomor paspor yang tertera di aplikasi sehingga bisa melihat nomor penerbangannya.

Keduanya lantas memutuskan untuk tinggal sementara di Hong Kong sebagai wisatawan dan bersembunyi di sana hingga saat ini.

Hanya saja, sejak November 2018, paspor Saudi keduanya telah disita sehingga status mereka saat ini stateless atau tak punya kewarganegaraan.

Reem dan Rawan sangat takut jika harus kembali ke Saudi karena mereka terancam menghadapi kemurkaan keluarganya.

"Entah kami bakal dibunuh karena dianggap mencemarkan keluarga ataukah kami bakal dinikahkan secara paksa," tutur Reem.

Selain itu karena mengaku sudah meninggalkan Islam, mereka mengaku khawatir bakal dijatuhi dengan hukuman mati oleh Saudi.

Michael Vidler, pengacara kakak beradik itu menjelaskan Hong Kong bakal menoleransi keduanya setidaknya hingga 28 Februari mendatang.

Setelah itu mereka terancam menghadapi deportasi. Karena itu, mereka berharap bisa memperoleh status suaka di negara lain.

Baca Juga : Sedang Bantu Ibunya Jualan Ayam, Mahasiswi Cantik Diculik dan Diperkosa, Saat Ditemukan Kondisinya Mengenaskan

Tag

Editor : Aulia Dian Permata

Sumber AFP