Suar.ID - Menghabiskan waktu di penjara bukanlah hal yang diinginkan oleh siapa saja.
Membayangkan harus hidup serba tebatas, tidak bisa bebas pegi ke mana pun dan tidak bisa bertemu dengan keluarga setiap hari adalah hal yang sangat menyiksa.
Saat seseorang datang ke pengadilan, ia mungkin tahu bahwa ia akan tinggal di penjara dan itu seharusnya membuat sang narapidana merasa aman.
Tapi, apa jadinya jika penjara yang dituju tidak sesuai dengan bayangan dan bahkan jauh lebih buruk?
Baca Juga : Disebut Fadli Zon Lebih Manusia Dibanding Sel Ahmad Dhani, Ini Foto Kamp Auschwitz yang Bikin Merinding
Sebuah penjara di Venezuela disebut sebagai salah satu penjara paling buruk dan tidak manusiawi di seluruh dunia.
Bahkan, penjara ini juga tak terlihat seperti laiknya penjara karena masih banyak tindak kriminal yang ada di dalamnya.
Penjara ini bernama Penjara Nasional Maracaibo, tapi lebih sering disebut dengan Penjara Sabaneta.
Mengingat bahwa Venezuela memiliki tingkat kasus pembunuhan tertinggi kedua di dunia, tak heran kalau penjara-penjara di Venezuela sangat penuh.
Baca Juga : Al Ghazali Akhirnya 'Turun Gunung', Naik Kuda Sapa Warga Sidoarjo, Gantikan Ahmad Dhani Kampanye Prabowo?
Penjara Sabaneta ini juga salah satu penjara yang paling penuh di Venezuela.
Dikutip dari All That Interesting, penjara ini hanya berkapasitas 700 orang tapi kini sudah menampung sekitar 3.700 narapidana.
Humberto Prado, direktur Observatorium Penjara Venezuela, menyatakan bahwa 80 persen penjara Venezuela sebenarnya dijalankan oleh tahanan bersenjata.
Dalam penjara ini ada geng-geng kriminal yang dilengkapi dengan senjata dan seolah menjadi penguasa dalam penjara.
Baca Juga : Seorang Ibu Tega Memberi Racun Tikus pada Bayinya Sendiri, Ternyata Ini Motifnya
Penjara Sabaneta sangat kotor, penuh sesak dan cenderung diabaikan oleh pemerintah.
Bagaimana tidak, dengan jumlah narapidana sebanyak ini, perbandingan tahanan dengan penjaga sekitar 150 : 1.
Nyaris mustahil menjaga ketertiban dan aturan dalam penjara jika para penjaga saja tidak bisa berbuat banyak.
Hal ini menyebabkan narapidana berada di atas angin dan mereka mulai membentuk hierarki atau susunan kepemimpinan sendiri.
Narapidana yang miskin, lemah dan berstatus rendah dipaksa untuk membayar narapidana yang lebih kuat.
Itu harus mereka lakukan jika ingin mendapat tempat tidur dan air bersih.
Jika tidak, siap-siap saja tidak mendapat tempat untuk sekedar berbaring dan harus rela tidur di atap penjara yang terbuka dan dingin.
Ketersediaan air bersih di dalam penjara juga sangat terbatas hingga banyak tahanan yang harus minum langsung dari pipa kamar mandi yang sudah terkorosi.
Kerusuhan dalam penjara telah terjadi berulang kali hingga menimbulkan korban jiwa.
Pada tahun 1994, 108 tahanan tewas dalam kerusuhan brutal yang membuat penjara itu hangus hitam karena terbakar.
Pada 2013, 16 narapidana terbunuh dalam kerusuhan antar geng di penjara.
Sangking penuhnya, para narapidana di penjara ini sering disebut tidur bak deretan ikan sarden yang dijemur.
Mereka tak mendapat makanan yang layak hingga beberapa ketua geng memutuskan menjual makanan untuk memperkaya diri mereka sendiri.
Mengutip dari kata-kata mantan presiden Venezuela, Hugo Chavez, "Sabaneta adalah pintu gerbang ke lingkaran neraka ke lima,".
Baca Juga : Hoda Muthana, Wanita yang Gabung ISIS dan Pengen Pulang Kampung Ditolak Donald Trump