Inilah Pekerjaan 'Paling Buruk' di Dunia, Gajinya Sangat Kecil dan Nyawa Jadi Taruhannya

Senin, 18 Februari 2019 | 18:39
GT

Bekerja di saluran pembuangan.

Suar.ID - Negara Bangladesh telah menyaksikan urbanisasi yang cepat dan tidak terencana dari dorongan globalisasi.

Megacity disfungsional ini telah dijuluki salah satu kota yang paling tidak layak huni di dunia selama beberapa tahun berturut-turut sekarang.

Ibukota negara itu, Dhaka, adalah salah satu daerah berpenduduk paling padat di bumi dengan lebih dari 44.0000 orang berbagi setiap kilometer persegi dan jumlah ini terus meningkat karena semakin banyak orang bermigrasi ke kota dari daerah pedesaan.

Dengan peningkatan jumlah orang yang tak berkesudahan dan manajemen infrastruktur yang buruk, Dhaka tidak asing dengan banjir yang disebabkan oleh selokan yang tersumbat.

Baca Juga : Seorang Gadis Tanpa Busana Terlihat di Hutan dengan Sekelompok Monyet, Ketika Diselamatkan, Dia Seperti Bukan Manusia

GT

Bekerja di saluran pembuangan.

Ini membawa kita ke salah satu pekerjaan yang "tidak menyenangkan" di dunia modern dan itu adalahberkerja sebagai pembersih selokan di Dhaka.

Selama musim hujan, kota Dhakabisa banjir beberapa kali sebulan dan tergantung pada petugas kebersihan saluran pembuangan ini untuk menemukan danmemperbaiki saluran air dan selokan yang tersumbat.

Beberapa dari orang-orang ini menggunakan tongkat bambu untuk mencoba melancarkan aliran air di selokan tetapi ketika ini tidak berhasil, mereka dipaksa untuk menyelam ke dalam air keruh dengan setengah telanjang untuk membebaskan penyumbatan dengan tangan kosong!

Banyak yang menjuluki ini sebagai "Pekerjaan Terburuk Dunia" dan benar saja karena orang-orang ini mempertaruhkan hidup mereka dalam lumpur yang berbahaya sementara hanya dibayar hingga 8 dolar AS (sekitar Rp 100 ribu) sehari.

Baca Juga : Tak Peduli Banjir Sepinggang, Driver Ojol ini Terjang Banjir demi Antarkan Orderan Makanan

GT

Bekerja di saluran pembuangan.

Pembersih saluran pembuangan ini dikenal dengan istilah "methor" atau secara harfiah "mereka yang membersihkan kotoran".

GT

Bekerja di saluran pembuangan.

Seorang tukang selokan bernama Sujon mengatakan bahwa komunitasnya dijauhi.

Dia menyatakan, "Tidak ada yang datang untuk mendengar kesengsaraan kita, bahkan jurnalis lokal".

Sampai pemerintah ambil langkah, petugas kebersihan ini akan terus terpaksa mempertaruhkan nyawa mereka untukmembenarkan sumbatan saluran air kota. (Adrie P. Saputra/Suar.ID)

Tag

Editor : Adrie P. Saputra

Sumber Good Times