Jokowi Sebut 3 Tahun Terakhir Tak Terjadi Kebakaran Lahan dan Hutan, Ini Fakta Sebenarnya

Senin, 18 Februari 2019 | 09:31
KOMPAS.com

Calon Presiden Nomor Urut 1, Joko Widodo menyampaikan gagasannya saat Debat Kedua Calon Presiden, Pemilihan Umum 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019).

Suar.ID - Debat capres kedua telah berlangsung pada Minggu (17/2/2019) malam dengan tema debat energi, pangan, infrastruktur, lingkungan hidup dan sumber daya alam.

Salah satu pembahasan dalam debat kemarin malam tentang kebarakan lahan, hutan dan tanah gambut yang rawan terjadi di wilayah Indonesia.

Menanggapi hal ini, kubu petahana sekaligus calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo memberikan tanggapannya.

Menurut Jokowi, sejak tiga tahun terakhir masa kepemimpinannya (2016-2018) tidak terjadi kebakaran hutan di Indonesia.

Baca Juga : Ini Alasan Unicorn di Indonesia Lebih Banyak Dibanding Negara Asia Tenggara Lainnya

Jokowi mengatakan, salah satu keberhasilannya adalah menekan kebakaran hutan dan lahan.

Capres petahana ini mengungkapkan, selama tiga tahun terakhir pemerintahannya, kebakaran hutan sudah bisa diatasi.

"Kita ingin kebakaran hutan, kebakaran lahan gambut tak terjadi lagi, dan ini sudah kita atasi," kata Jokowi dalam segmen pertama atau penyampaian visi misi pada debat calon presiden di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019).

"Dalam tiga tahun ini, tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan gambut," lanjut Jokowi.

Benarkah pernyataan Jokowi itu?

Baca Juga : Prabowo Khawatir Pertumbuhan Unicorn Merugikan Negara, Kenapa Start-Up 'Raksasa' Cepat Berkembang di Indonesia?

Berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), hingga tahun 2018 masih saja terjadi kebakaran hutan dan lahan.

Hanya saja, memang terjadi penurunan luas wilayah kebakaran hutan dan lahan yang cukup signifikan.

Menurut data Sipongo yang merupakan Karhutla Monitoring System, terdapat 14.604,84 hektar lahan yang terbakar pada 2016. Angka ini kemudian berkurang menjadi 11.127,49 hektar pada 2017 dan 4.666,39 hektar pada 2018.

Data Kementerian LHK, pada 2015 hingga 2017 telah terjadi penurunan jumlah hotspot sebesar 93,6 persen. Penurunan itu dari 70.961 hotspot pada 2015 menjadi 2.440 hotspot tahun 2017.

Baca Juga : Ramalan Zodiak Hari Ini: Senin 18 Februari 2019, Leo dan Virgo Akan Jadi Hari di Atas rata-rata!

Kompas.com

cek fakta kebakaran lahan

Pada 2015, tercatat area terbakar seluas 2.611.411 hektar, kemudian pada 2016 seluas 438.363 hektar, dan pada 2017 seluas 165.484 hektar.

Kemudian, pada 2018 atau empat hari sebelum pelaksanaan Asian Games 2018 ditemukan titik api terbanyak di Provinsi Riau berjumlah 90 titik.

Selain itu, ada 13 titik di Sumatera Selatan, 27 titik di Bangka Belitung, 22 titik di Sumatera Utara, 10 titik di Sumatera Barat, 4 titik di Provinsi Jambi, dan 3 titik di Lampung.

Kemudian, peneliti dari lembaga lingkungan hidup Auriga, Iqbal Damanik mengatakan bahwa tidak benar kalau tidak ada kebakaran hutan dan lahan dalam tiga tahun terakhir.

"Dalam 2 tahun terakhir terjadi kebakaran dan indikasinya dengan titik panas. Dicatat oleh KLHK, bahwa pada tahun 2017 saja setidaknya 11 ribu hektar masih terindikasi terbakar," ucap Iqbal.

Menurut data Auriga, kebakaran hutan dari tahun ke tahun sebagai berikut:

2015-2016: 261.060 hektar 2016-2017: 14.604 hektar 2017-2018: 11.127 hektar

Twitter Greenpeace Indonesia juga membantah pernyataan Jokowi dengan menyebut fakta bahwa kebakaran hutan maish tetap terjadi dan yang terbaru tahun 2019 ini di Riau, Sumatera.

Twitter Greenpeace Indonesia

Seusai debat, Jokowi merevisi pernyataannya tadi.

Ia mengatakan kalau memang masih terjadi kebakaran hutan, namun pihaknya sudah mencoba mengatasi dan menurunkan tingkat kebakaran lahan.

Kenapa dalam tiga tahun ini kami bisa mengatasi kebakaran hutan, kebakaran gambut, salah satunya adalah penegakkan hukum yang tegas," kata Jokowi.

Baca Juga : Demi Bantu Krisdayanti Lepas dari Narkoba, Anang Rela Tidur di Hutan

Editor : Aulia Dian Permata

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya