Parahnya Kabut Beracun di Bangkok, Sebabkan Warganya Batuk Darah

Minggu, 03 Februari 2019 | 15:23
Viral Press via Daily Mail

Warga Bangkok, Thailand, membagikan dampak akibat kabut beracun yang menyelimuti kota mereka.

Suar.ID – Semenjak penghujung tahun 2018, kualitas udara di Bangkok, Thailand, dilaporkan Bangkokpost.com, mengalami penurunan hingga level berbahaya.

Kabut yang mengandung partikel halus tidak dapat menyebar di ketinggian karena Bangkok yang sedang memasuki musim dingin dan tekanan udara tinggi dari arah China.

Keadaan semakin buruk karena polusi dari industri transportasi dan manufaktur turut berkontribusi.

Dikutip dari laman Daily Mail (31/1/2019), kabut tebal mengandung PM 25 partikel udara yang lebh kecil dari 2,5 mikron, dan ini dapat mengendap di paru-paru manusia.

Baca Juga : 6 Makanan yang Dipercaya Dapat Memberi Keberuntungan Saat Imlek

Masyarakat pun diminta menggunakan masker dalam aktivitas harian mereka.

Para ahli telah memperingatkan kabut asap beracun itu diduga berasal dari polusi kendaraan, proyek konstruksi dan pembakaran lahan.

Sementara netizen Bangkok di media sosial membagikan dampak yang mereka alami akibat kabut beracun tersebut pada kesehatan mereka.

Mereka menunjukkan mereka mengalami batuk dan bersin berdarah.

Baca Juga : Inilah Cara Bayar Tarif Bagasi Lion Air dan Wings Air Agar Lebih Murah

Baca Juga : Kebenaran di Balik Foto Diduga Pernikahan Richard Muljadi, Ibundanya Buka Suara

Viral Press/Daily Mail/ World of Buzz

Nutthawut Sirichainarumit (kiri) dan seorang warga lokal lainnya mengalami dampak akibat kabut beracun.

Seperti yang dialami pekerja kantor bernama Nutthawut Sirichainarumit, ia membagikan foto darah di tangannya yang keluar setelah ia bersin pada 15 Januari lalu.

Ia mengatakan itu disebabkan oleh kabut asap beracun.

"Dua hari yang lalu, hidungku terluka saat bernafas. Saya bersin sepanjang malam dan lebih buruk ketika saya bersn keesokan harinya keluar darah," ujar Nutthawut.

"Saya sangat terkejut karena saya tidak pernah bersin darah sebelumnya sepanjang hidup saya. Saya percaya ini diakibatkan oleh kabut asap beracun," tambahnya.

Warga lokal lain, Seine Premmanuspaisal, terkejut didiagnosis infeksi paru-paru setelah muntah dan batuk darah selama tiga hari, padahal tidak pernah memiliki riwayat penyakit pernapasan sebelumnya.

Ia mengatakan, "Udara yang tercemar juga membawa kuman dan virus yang secara bertahap mempengaruhi tubuh kita. Meskipun Anda berpikir Anda sehat, lingkungan yang mengerikan ini akan mengganggu Anda dalam beberapa cara."

Sebelumnya, dikutip dari Kompas.com, pemerintah Thailand telah menutup sebanyak 437 sekolah di Bangkok karena polusi di kota itu semakin parah.

Para pejabat setempat mengatakan, polusi sudah melampaui batas yang ditetapkan di 39 wilayah berbeda.

Sehingga Gubernur Bangkok Aswin Kwanmuang meperingatkan, anak-anak bisa terdampak.

Konsentrasi partikel berbahaya yang dikenal dengan PM2,5 meningkat pada akhir Desember lalu dan terus meningkat di atas ambang batas aman yang ditetapkan WHO yaitu 50 mikrogram per meter kubik.

Setelah sempat membaik di akhir pekan, kualitas udara Bangkok pada Rabu (29/1/2019) mencapai angka 200 pada Indeks Kualitas Udara.

Artinya udara ibu kota Thailand itu membahayakan kesehatan seluruh masyarakat.

Baca Juga : Inilah Cara Bayar Tarif Bagasi Lion Air dan Wings Air Agar Lebih Murah

Editor : Masrurroh Ummu Kulsum

Sumber : Daily Mail, kompas

Baca Lainnya