Inilah Penampakan Ikan yang Dianggap Tanda akan Datangnya Gempa Bumi dan Tsunami oleh Orang Jepang

Jumat, 01 Februari 2019 | 17:42
Instagram Uozu Aquarium

Ikan oar, oleh masyarakat Jepang, ikan ini dianggap sebagai pertanda akan datangnya gempa bumi dan tsunami.

Suar.ID - Masyarakat dan media sosial Jepang tiba-tiba gelisah.

Hal ini terjadi setelah ditemukannya sejumlah ikan laut dalam yang secara tradisional dipercaya sebagai pertanda bencana alam.

Benar, oleh masyarakat Jepang, ikan ini disebut sebagai pertanda akan datangnya gempa bumi dan tsunami.

Senin (28/1), seekor ikan oar berukuran hampir 4 meter, dari moncong ke ekor, ditemukan terlilit jaring ikan di lepas pantai Imizu, di prefektur Toyama.

Baca Juga : Karena Pesan Ulang Tahun Ini, Hotman Paris Berjanji akan Mengurangi Joget-joget dengan Perempuan Cantik

Ikan itu memang sudah mati, tetapi kemudian diputuskan untuk tetap dibawa ke akuarium Uozu terdekat untuk dipelajari.

Sembilan hari sebelumnya, ikan serupa juga ditemukan di Teluk Toyamam. Jumlahnya dua ekor.

Rekor penemuan ikan oar terbanyak terjadi pada 2015 lalu, jumlahnya empar ekor.

Spesies ini dicirikan oleh tubuhnya yang keperakan, panjang, dan bersirip merah.

Ikan ini biasanya menghuni perairan laut dalam sehingga jarang terlihat di permukaan.

Menurut legenda masyarakat Jepang, jika sampai ikan ini muncul ke permukaan, artinya akan datang bencana alam.

Nama lokal ikan ini saja adalah ryugu no tukai, yang diterjemahkan sebagai “utusan dari istana raja naga”—mengisyaratkan kaitannya dengan bencana alam di masa lalu.

Menurut cerita setempat, jika ikan ini naik ke permukaan dan berjemur di pantai, gempa besar akan segera datang.

Sementara jika menggunakan pendekatan ilmiah, ikan laut dalam yang naik ke permukaan mungkin bereaksi atas pergerakan garis patahan seismik yang tidak biasa sebelum gempa bumi.

Hiroyuki Motomura, seorang professor ichthyololgy di Kagoshima University, punya penjelasan yang lebih bisa diterima untuk penemuan ikan oar baru-baru ini.

“Saya punya sekitar 20 spesimen ikan ini dalam koleksi saya sehingga ia bukan spesies yang sangat langka,” katanya, seperti dilaporkan SCMP.

Baca Juga : Miris, TKI Asal Medan Ini Sekarat di Malaysia dan Tidak Bisa Pulang karena Paspor Ditahan Majikan

Tapi, tambahnya, dia percaya bahwa ikan ini cenderung naik ke permukaan ketika kondisi fisik mereka sedang buruk.

“Terbawa arus air, itulah sebabnya mereka begitu sering mati ketika ditemukan,” sambungnya.

Dia juga menambahkan bahwa tautan ikan ini dengan aktivitas seismik telah terjadi selama bertahun-tahun.

“Tapi tidak ada bukti ilmiah tentang hubungan itu, jadi orang-orang tidak perlu khawatir,” ujarnya, mantap.

Meski begitu, reputasi ikan oar sebagai indikator malapetaka segera meningkat setelah setidaknya 10 ekor ikan ini terdampar di sepanjang garis pantai pada 2010 lalu.

Pada Maret 2011, gempa berkekuatan 9 SR melanda timur laut Jepang, memicu tsunami besar yang menewaskan hampir 19 ribu orang dan menghancurkan pembangkit nuklir Fukushima.

Dengan bayang-bayang memori tersebut, wajar saja jika masyarakat Jepang tiba-tiba khawatir.

“Ini tidak diragukan lagi bukti awal mula gempa bumi. Dan jika berada di Palung Nankai, itu mungkin gempa besar,” tulis seorang pengguna Twitter.

Baca Juga : Viral Video Bapak Nekat Ajak Anaknya Bunuh Diri Lompat ke Sungai di Pematangsiantar

Para ahli sendiri telah memperingatkan bahwa gempa di Palung Nankai—yang membentang secara pararel ke pantai selatan Jepang dari Nagoya ke Pulau Kyusu di selatan—bisa terjadi dalam waktu dekat.

Lebih dari itu, gempa tersebut diprediksi bisa mendatangkan tsunami dahsyat.

Prediksi pemerintah terbaru menunjukkan, tsunami setinggi lebih dari 30 meter bisa terjadi akibat gempa yang sangat dahsyat.

Oleh sebab itu, orang-orang Jepang telah bersiap-siap “menyambutnya” dengan menimbun radio portable, baterai, dan teknologi lama.

“Apakah ada sesuatu yang terjadi di laut?” tanya seorang pengguna Twitter.

Kembali lagi, meskipun banyak kekhawatirkan muncul, para ahli mengatakan bahwa tidak mungkin mengaitkan banyaknya ikan oar yang muncul dnegan bencana alam yang hendak datang.

“Tidak ada,” Profesor Shigeo Aramaki, seismolog di Universitas Tokyo mencoba menepis.

“Saya bukan spesialis ikan, tapi tidak ada literatur akademik yang telah membuktikan adanya hubungan ilmiah antara perilaku hewan dan aktivitas seismic,” katanya.

Baca Juga : Begini Kronologi Perselingkuhan Veronica Tan Versi Fifi Lety, Tak Melulu Soal Sandal Basah

Editor : Moh. Habib Asyhad

Baca Lainnya