Dari Si Penjual Biskuit Keliling, Eka Tjipta Widajaja Berjuang hingga Jadi Orang Terkaya Ke-3 di Indonesia

Minggu, 27 Januari 2019 | 15:02
Lukas Ferdinand/Kontan

Eka Tjipta Widjaja, dulu jual biskuit keliling kini hartanya Rp205 triliun

Suar.ID- Pernah dengar nama Eka Tjipta Widjaja pendiri Sinarmas Group?

Kabar duka datang darinya, Eka tjipta, meninggal dunia pada Sabtu (26/1/2019) pukul 19.43 WIB.

Ia meninggal lantaran faktor usia dimana Eka Tjipta tutup usia pada umur 98 tahun.

Managing Director Sinar Mas Group, Gandhi Sulistyanto dalam pesan singkatnya mengungkapkan jenazah Eka Tjipta disemayamkan di Rumah Duka Gatot Subroto Jakarta.

Eka Tjipta menempati urutan ke-3 orang terkaya di Indonesia setelah R. Budi & Michael Hartono dan Susilo Wonowidjojo.

Data Forbes per 12 Desember 2018, kekayaan Eka Tjipta saat ini sebesar 8,6 miliar dolar AS atau setara Rp120 triliun.

Eka dan ibunya pertama kali datang ke Indonesia pada tahun 1932 saat ia berusia 9 tahun.

Ekonomi keluarganya sangat jauh dari kata layak. Ayahnya terlibat utang pada rentenir dan tak mampu membayar bunga yang sangat tinggi.

Baca Juga :Gerbong Bianglala Di Sekaten Jogja Terbalik, Petugas Pengamanan Sebut Murni Kesalahan Penumpang

Eka akhirnya tak bisa melanjutkan sekolah dan hanya punya ijazah SD.

Ia bertekad untuk bisa membantu ayah dan ibunya. Eka dan ayahnya mulai berjualan permen dan biskuit keliling Makassar.

Eka berjualan dari pintu ke pintu. Sembari menaiki sepeda, ia akan berhenti dan mengetuk pintu rumah calon pembeli tanpa kenal lelah.

Eka yang kala itu berusia 15 tahun ternyata bisa meringankan beban utang keluarganya dari hasil jualan biskuit dan permen. Ia menabung sebagian keuntungannya untuk tambahan modal.

Baca Juga :Via Vallen Menjawab, 4 Poin Tanggapannya Atas Sentilan Jerinx SID

Tak puas dengan berjualan keliling, Eka membeli alat membuat kembang gula di rumah dan mulai memproduksi sendiri kembang gulanya.

Pada masa penjajahan Jepang, Eka bekerja sama dengan CIAD (Corp Intendands Angkatan Darat/TNI) dengan menjual kopra pada mereka.

Namun Jepang mengeluarkan kebijakan monopoli kopra dan bisnis Eka terhenti. Eka kembali bangkrut.

Punya prinsip tak mau menyerah, Eka kembali menjajal bisnis baru. Ia beralih ke usaha bahan-bahan keperluan makanan, bangunan, dan kebutuhan harian.

Baca Juga :Surat Albert Einstein Ungkap Ketakutannya terhadap Nazi Muncul Jauh Sebelum Partai Itu Berkuasa di Jerman

Tahun 1950 lagi-lagi usahanya terhenti karena dirampas saat peristiwa Permesta.

Saat usianya 37 tahun, Eka Tjipta pindah ke Surabaya dan mencoba bisnis kebun kopi dan kebun karet di daerah Jember.

Eka mendirikan CV. Sinar Mas dan mulai bisnis membuat bubur kertas dari sisa-sisa pengolahan karet.

Seiring perkembangan bisnisnya, Eka mendirikan PT. Tjiwi Kimia pada 1976 yang bergerak di bidang bahan kimia dan tahun 1980, Eka bisa membeli 10 ribu hektar kebun kelapa sawit di Riau.

Tahun 1982, Eka membeli Bank International Indonesia (BII) yang dan memulai bisnis propertinya dengan nama Sinar Mas Group.

Hingga kini Eka mungkin telah mengalami puluhan kali jatuh dan bangkit lagi. Tapi hasilnya, saat ini Eka ada di posisi dua sebagai orang terkaya di Indonesia.

Sinar Mas Group saat ini punya deretan bisnis properti yang ada di berbagai penjuru Indonesia, bisnis kekuangan (finance) hingga pelebaran sayap bisnis ke sektor usaha lain seperti pengolahan kelapa sawit, usaha bidang komunikasi Smart dan beragam jenis usaha lainnya.

Eka punya prinsip hidup jujur, bertanggung jawab, baik pada keluarga, pekerjaan dan lingkungan. Eka juga tak suka berfoya-foya dan selalu berusaha hidup hemat.

Dari perjuangan Eka Tjipta si pemilik Sinar Mas Group ini, kita bisa belajar bahwa sukses memang bukan suatu hal yang instan.

Baca Juga :Gara-gara Ganti Senjata, Kopassus Nyaris Gagal Bebaskan Sandera Pesawat Garuda GA-206 ‘Woyla’ di Thailand

Editor : Masrurroh Ummu Kulsum

Baca Lainnya