Kisah Mercusuar yang Justru Terkenal Karena Banyak Menenggelamkan Kapal daripada Menyelamatkannya

Rabu, 23 Januari 2019 | 12:12
http://jervisbaymaritimemuseum.blogspot.com

Mercusuar Cape St George.

Suar.ID –Mercusuar, sebuah bangunan atau menara tinggi dengan sumber cahaya di puncaknya memiliki peran yang sangat penting bagi dunia pelayaran sebelu teknologi maju seperti sekarang.

Bangunan ini membantu navigasi laut agar berlayar dengan aman.

Kini, perannya tergantikan dengan GPS dan jumlahnya pun menurun. Kalaupun masih ada, biasanya mercusuar tersebut akan hanya jadi bangunan tak terpakai.

Tetapi kiah menarik tentang mercusuar datang dari sebuah mercusuar di Australia.

Selama lebih dari 40 tahun, sebuah mercusuar berdiri di semenanjung besar yang menjorok ke Laut Tasman, dekat Jervis Bay, Australia bagian Selatan.

Sekitar 3 kilometer ke arah selatan pintu masuk Teluk Jervis.

Mercusuar itu berdiri di tempat yang tidak semestinya, sehingga menarik kapal-kapal mendekat ke bebatuan yang seharusnya mereka hindari.

Tebing di sekitar Cape St George di selatan Jervis Bay ini terkenal karena menyebabkan banyak kapal karam di sana.

Baca Juga : Ikut Latihan Perang, Aktor Tampan Ini Kritis Setelah Alami Insiden Saat Perbaiki Meriam

Baca Juga : TV di China Berlakukan Sensor pada Telinga Pria, Apa Masalahnya?

Michael Dawes / Flickr

Kondisi mercusuar Cape St George saat ini.

Pada pertengahan abad ke-19, awalnya sebuah mercusuar diperlukan untuk menavigasi pelayaran yang aman.

Di tahun 1857, Arsitek Kolonial Alexander Dawson dan asisten surveyor EF Millington, merencanakan tempat yang cocok untuk membangun mercusuar di Cape St George.

Sayangnya, Dawson lebih tertarik pada kemudahan kontruksi daripada pertimbangan memberikan bantuan navigasi yang efisien pada kapal-kapal.

Ketika Dewan Pilot selaku pemegang otoritas pergi untuk memverifikasi lokasi yang dipilih oleh Dawson, mereka menemukan tempat tersebut tidak terlihat dari sisi yang dibutuhkan oleh kapal.

Baca Juga : Benarkah 'Kubah Siluman' Iron Dome yang Lindungi Israel Tak Bisa Ditembus?

Michael Dawes / Flickr

Kondisi mercusuar Cape St George saat ini.

Mereka juga menemukan peta yang disiapkan oleh Millington dan Dawson berisi “ketidakcocokan begitu serius sehingga tidak mungkin memutuskan apakah posisi yang ditandai di peta benar-benar ada.”

Dewan Pilot juga menduga, Dawson memilih situs itu semata-mata karena lokasinya yang lebih dekat dengan tambang yang ia rencanakan untuk mendapatkan batu.

Meski kekurangan begitu mencolok saat tahap perencanaan, dan mayoritas dewan memiliki keraguan, karena alasan yang tidak diketahui ketua dewan mengesahkan pembangunan mercusuar tersebut.

Selama empat dekade lamanya, mercusuar 'sakit' itu bertanggung jawab atas sekitar dua lusin kapal karam.

Baca Juga : Begitu Tahu Inggris Akan Turunkan Pasukan Gurkha, Tentra Argentina Lari Pontang-panting

Sampai akhirnya di tahun 1899, mercusuar itu digantikan oleh Titik Tegak Lurus di Titik Perpendicular, lokasi yang jauh lebih cocok untuk mercusuar di bagian pantai tersebut.

Bahkan setelah tidak digunakan, mercusuar itu terus menyebabkan masalah navigasi, terutama pada malam-malam hari ketika menara batu itu terlihat bercahaya tersinari cahaya bulan.

Mercusuar Cape St George menyebabkan kesialan tidak hanya pada kapal-kapal, tetapi juga pada penjaganya.

Serangkaian tragedi melanda siapa pun yang tinggal di sana.

Baca Juga : Ustaz Abu Bakar Ba'asyir Tak Jadi Dibebaskan, Ini Penjelasan Resmi dari Pemerintah

Satu penjaga mercusuar tenggelam saat memancing, yang lain ditendang oleh kuda hingga mati.

Insiden yang paling banyak dibicarakan melibatkan dua gadis remaja, yang sedang bermain dengan senjata api yang terisi ketika pistol itu menembak dan menewaskan salah satu dari mereka.

Saat ini, mercusuar Cape St George hanya tinggal reruntuhannya saja.

Tetapi, Mercusuar Cape St George berada dalam daftar situs yang dilindungiCommonwealth Heritage Listkarena sejarahnya yang tidak biasa.

Baca Juga : Sempat Ditentang sang Ayah, Cut Meyriska Justru Isyaratkan Akan Menikah dengan Roger Danuarta

Editor : Masrurroh Ummu Kulsum

Sumber : Amusing Planet

Baca Lainnya