Suar.ID -Mendiang istri Ustaz Nur Maulana, Nur Aliah Ibnu Hajar, adalah perempuan yang baik.
Paling tidak, begitulah kesan beberapa orang yang kenal dengannya.
Salah satu kebaikan yang sering dibicarakana seiring dengan meninggalnya adalah Masjid Nurul Amal yang ada di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Kabarnya, Nur Aliah rela menjual seluruh perhiasannya untuk mendanai pembangunan masjid yang terletak di Jalan Sabutung Lama, Kota Makasar, itu.
Tapi kebaikan mendiang Nur Aliah bukan hanya itu.
Baca Juga : Polisi Rilis Inisial 21 Artis yang Diduga Terlibat Prostitusi Online, Ini Daftarnya
Seperti yang kita tahu, Nur Aliah meninggal akibat kanker usus yang telah menyerangnya sejak tujuh tahun yang lalu itu.
Kabar meninggalnya istri ustaz Maulana pertama kali diungkapkan oleh ustazah Oki Setiana Dewi.
Melalui unggahannya, Oki mengucapkan belasungkawa untuk keluarga ustaz Maulana.
Oki juga mengungkapkan perilaku mulia mendiang Nur Aliyah, yaitu tidak mau merepotkan meski dirinya tengah sakit parah.
Tak lupa, Oki juga menceritakan bagaimana baiknya hati Nur Aliah ketika masih hidup.
Kehidupan Nur Aliah sejatinya sangat sederhana.
Meskipun suaminya adalah pendakwah populer yang kerap tampil di televisi, Nur Aliah tetaplah sosok yang apa adanya.
Keseharian Nur Aliyah mengenakan baju sederhana, bahkan rumahnya juga sederhana.
Kabarnya, selama ini seluruh harta yang diberikan ustaz Maulana kepadanya dia sumbangkan untuk pembangunan beberapa masjid dan membantu program sekolah gratis bagi siswa yang kurang mampu.
Kebaikan hati Nur Aliyah tak hanya ada saat dirinya bergelimang harta dan sehat, ketika dirinya sedang sakit parah pun tak mengurungkan hatinya untuk selalu berbagi.
Meski tengah menderita sakit kanker usus, pada November 2018 Nur Aliyah meminta suaminya untuk mengumrohkan 40 orang secara gratis.
Hati Nur Aliyah yang mulia ini sungguh jarang ditemukan.
Tak heran jika kematiannya dihadiri dan diratapi oleh banyak orang yang mengaku mendapat pertolongan dari istri ustaz Maulana tersebut.
Kebaikan hati Nur Aliyah tak hanya dengan membagikan harta, namun juga merelakan suaminya untuk menebar kebaikan.
Nur Aliyah mengesampingkan ego seorang istri yang ingin terus bersama suami.
Dia rela berjauhan dengan suaminya.
Aliyah rela suaminya lebih banyak menghabiskan waktu bersama umat daripada bersama istri dan anak-anak.
Suasana peresmian Masjid Nurul Amal
Masjid Nurul Amal sejatinya belum lama diresmikan, baru September 2018 lalu.
Seperti dilaporkan Tribun Timur saat itu, suasana peresmiannya berlangsung cukup meriah.
Sejumlah tokoh datang ke acara tersebut, termasuk Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) Komisaris Jendral Pol Syafruddin.
Baca Juga : Kisah Tragis Utusan Belanda di Kerajaan Mataram, Dimasukkan ke Kandang Buaya
Tak hanya itu, hadir juga Gubernur Sulawesi Selatan Prof HM Nurdin Abdullah, Kapolda SUlses Irjen Pol Umar Septono, dan Wakil Walikota Makassar Syamsu Rizal.
Ada juga Wakoplda Nusa Tenggara Barat (NTB) Kombes Tajuddin, Wakoplda Sulsel Brigjen Risyapudin Nirsin, Kasat Brimob Polda Sulsel Kombes Pol Adeni Muhan, dan Kepala Pelabuhan Paotere Rabuedi.
Tak ketinggalan, Ustaz Nur Maulana yang memang menjadi pembina masjid ini.
Dalam soft opening itu, banyak guyonan yang dilontarkan penceramah program TV Islam Itu Indah.
Mulai soal menjual emas milik istri untuk ongkos pembangunan masjid, meminta sumbangan kepada para pejabat hingga siang malam berdoa agar masjid itu cepat terbangun.
"Alhamdulilah, hari ini kita didatangi oleh keberkahan. Di sini ada Pak Menteri, Gubernur baru, dan Deng Ical," ujar ustaz Nur Maulana saat itu.
Ustaz Nur Maulana mengatakan masjid yang ia bina ini menerima sumbangan perbaikan masjid.
Mereka yang menyumbang untuk masjid ini di antaranya, Menpan RB Komjen Syafruddin sebanyak Rp200 juta.
Gubernur Sulsel Prof HM Nurdin Abdullah Rp200 juta.
Kapolda Sulsel Irjen Pol Umar Septono Rp100 juta.
Baca Juga : Fakta Dugaan Inses Ayah dan Anak di Lampung, Suami Si Anak yang Suruh Istrinya Berhubungan dengan Sang Ayah
Kepala Pelabuhan Paotere Rabuedi Rp30 juta dan Wakapolda NTB Kombes Tajuddin Rp20 juta.
Sehingga total sumbangan pada acara ini, sebesar Rp550 juta.
Atas sumbangan ini, Nur Maulana menghaturkan terima kasih yang sedalam-dalamnya.
Dalam moment ini, Komjen Syafruddin dan Nurdin Abdullah disambut tarian Padduppa, sebagai tarian penyambutan tamu istimewa.
Nurdin Abdullah dalam sambutannya mengaku bangga dengan kehadiran Syafruddin.
Pada kesempatan ini Pemprov juga menyumbang Rp200 juta.
"Pemprov menyumbang Rp200 juta untuk masjid ini, tapi saya titip Pak Maulana, tidak dibelikan emas untuk istri," guyon NA.
Sebagai Waketum DMI, ia menceritakan perkembangan Islam dan pembangunan masjid di Indonesia dan di luar negeri yang berkembang pesat.
"Mudah-mudahan kebangkitan ini sejalan dengan ukhuwah wathaniyah," harapnya.
Di akhir acara, ada prosesi penandatanganan prasasti oleh Komjen Syafruddin, dilanjutkan dengan suara azan oleh Ustaz Mualana.