Demi Mengejar Cinta Sejatinya, Pria Ini Bersepeda Sejauh Hampir 10 Ribu Km dari India ke Swedia

Sabtu, 19 Januari 2019 | 19:01
GT

Pradyumna Kumar Mahanandia dan Charlotte Von Schedvin

Suar.ID -Kisah laki-laki India ini menunjukkan kepada kita bahwa cinta sejati benar-benar ada.

Dan untuk mendapatkannya diperlukan pengorbanan yang, dalam banyak kasus, seolah tak mungkin dilakukan.

Ini adalah cerita tentang pria yang terlahir dari kasta terendah di India.

Dia bertemu seorang gadis Swedia bermata biru dan langsung jatuh cinta padanya.

Sayangnya, gadis itu harus kembali ke negara asalnya dan meninggalkan anak laki-laki itu dalam kesedihan yang mendalam.

Meski begitu, pria itu bertekad membuktikan bahwa tidak ada yang dapat menghalangi jalannya untuk bersatu kembali dengan cinta sejatinya itu.

Bahkan ketika jarak yang amat jauh memisahkan keduanya.

Kisah cinta antara Pradyumna Kumar Mahanandia dan Charlotte Von Schedvin dimulai jauh sebelum mereka bertemu secara langsung.

Di India, orangtua biasa memanggil peramal untuk memprediksi masa depan anak mereka yang baru lahir.

Menurut ramalan itu, Pradyumna tidak akan memiliki perjodohan dengan orang India.

Sebaliknya, ia akan menikah dengan seorang wanita yang tinggal di negeri yang jauh, yang lahir di bawah tanda zodiak Taurus, pandai bermain seruling dan mempunyai tanah yang luas.

Mereka tidak pernah tahu bahwa ramalan itu akan menjadi kenyataan dalam beberapa tahun setelah itu.

GT

Pradyumna Kumar Mahanandia dan Charlotte Von Schedvin.

PERTEMUAN PERTAMA

Lahir di kelas sosial terendah yang disebut "tak tersentuh" menurut sistem kasta India, Pardyumna memiliki masa kanak-kanak yang relatif keras dan sulit.

"Saya diperlakukan lebih buruk daripada anjing dan ternak yang tersesat," kenang Pradyumna.

"Ketika saya melewati sebuah kuil, orang melemparkan batu ke arah saya."

Ketika dia masih remaja, Pradyumna menggunakan bakatnya dalam menggambar untuk mencari nafkah di mana dia menggambar potret di jalan-jalan Delhi.

Saat itulah ia bertemu dengan Charlotte Von Schedvin, seorang turis Swedia.

Tiba-tiba, dia ingat ramalan yang selalu dibicarakan orang tuanya dan mulai menanyakan pertanyaannya.

"Dari mana kamu berasal?"

"Swedia."

"Apa zodiakmu?"

"Taurus."

"Apakah kamu bermain seruling?"

"Ya, seruling dan piano."

Ini juga menunjukkan bahwa keluarganya telah dianugerahi lahan hutan setelah membantu raja Swiss pada abad ke-18.

Setelah dia menanyakan pertanyaan-pertanyaan ini, detak jantungnya meningkat.

"Semuanya cocok, kamu ditakdirkan menjadi istriku," kata Pradyumna.

Setelah pertemuan kedua, Pradyumna dan Charlotte saling jatuh cinta.

Mereka akhirnya mengikat simpul pernikahan tradisional di desa Pradyumna.

GT

Pradyumna Kumar Mahanandia dan Charlotte Von Schedvin

BERPISAH

Cerita cintanya tidak berjalan dengan mulus rupanya.

Segera setelah mereka menikah, Charlotte harus kembali ke Swedia karena orangtuanya yang meminta.

Dia ragu-ragu untuk meninggalkan suaminya, tetapi Pardyumna meyakinkannya bahwa dia akan segera bersama lagi dengannya.

Pasangan itu hidup terpisah selama 16 bulan dan selama periode itu, mereka berhubungan satu sama lain melalui surat.

Namun Pradyumna menyadari bahwa dia tidak bisa hidup tanpa Charlotte di sisinya sehingga dia menjual semua miliknya dan berencana untuk bertemu Charlotte di Swedia.

Sayangnya, bahkan setelah dia menjual semua yang dia miliki, itu masih belum cukup baginya untuk membeli tiket penerbangan ke Swedia.

Akhirnya, Pardyumna membeli sepeda bekas seharga 60 rupee (Rp 12 ribu), mengucapkan selamat tinggal kepada keluarganya dan berangkat ke Swedia hanya dengan 200 rupee (Rp 41 ribu) di sakunya.

PERJALANAN

Perjalanannya dimulai pada 22 Januari 1977 dan butuh waktu lima bulan.

Setiap hari, dia bersepeda sejauh 72 kilometer.

Pada saat dia sampai di Swedia, dia sudah bersepeda sejauh 9.656 kilometer!

"Saya sangat lelah. Kaki saya sakit tetapi keinginan saya untuk melihat Charlotte mendorong saya tetap maju."

"Seni saya menyelamatkan hidup saya, saya menggambar potret orang-orang, mereka membayar perjalanan saya, makanan, atau tempat untuk tidur di malam hari," katanya.

Pada saat itu, banyak negara tidak memerlukan visa untuk masuk yang memungkinkan perjalanan Pradyumna berjalan lancar.

GT

Jarak yang Pradyumna Kumar Mahanandia tempuh.

Namun, ketika dia tiba di Swedia, imigrasi tidak mengizinkannya masuk ke negara itu karena pihak berwenang tidak percaya ceritanya.

Untungnya, Charlotte berhasil meyakinkan cerita Pradyumna dan dia akhirnya diizinkan masuk.

Ketika ditanya apakah mungkin atau tidak bagi generasi muda saat ini untuk bermigrasi ke negara lain seperti yang dia lakukan, Pradyumna berkata, "Ya. Jika Anda benar-benar ingin, semuanya menjadi mungkin."

"Tentu saja, perjalanan seperti itu lebih sulit sekarang, tetapi itu masih mungkin."

"Ketakutan dan keraguan adalah musuh utama. Itu membuat hidup kita lebih rumit."

REUNI

Pradyumna mencapai Boras pada 28 Mei 1977 di mana dia akhirnya bertemu Charlotte lagi setelah 2 tahun berpisah.

Dia mengatakan bahwa itu benar-benar emosional baginya ketika dia bersatu kembali dengan Charlotte.

"Kami tidak bisa bicara. Kami hanya menangis dalam pelukan satu sama lain."

Untungnya, demi kebahagiaan Charlotte, orangtuanya bersedia untuk membengkokkan aturan yang tidak memungkinkan para bangsawan untuk menikahi orang dengan kulit gelap.

Pasangan itu menikah lagi pada tahun 1979 sesuai dengan undang-undang Swedia.

GT

Pradyumna Kumar Mahanandia dan Charlotte Von Schedvin

40 TAHUN KEMUDIAN

40 tahun telah berlalu sejak mereka bersatu kembali di Boras.

Meskipun menikah dengan Charlotte untuk waktu yang lama sekarang, Pradyumna mengatakan bahwa dia masih tidak bisa percaya pada keberuntungan dan kebahagiaannya.

Dia memiliki keraguan apakah dia bisa menaklukkan hati Charlotte jika mereka bertemu di masa sekarang di mana orang bertemu dan tetap terhubung melalui internet.

Tapi dia tidak pernah meragukan satu hal, "Nasib Anda adalah sesuatu yang Anda buat dengan tangan Anda sendiri."

Ketika ditanya tentang rahasia pernikahan seumur hidup mereka, pasangan itu menjawab bahwa tidak ada rahasia.

Satu-satunya hal penting dalam pernikahan adalah ketulusan, toleransi, dan rasa hormat.

Kisah cinta sejati mereka adalah contoh betapa mungkin semuanya terjadi ketika dua orang benar-benar saling mencintai.

Tidak ada yang bisa menghalangi jalan seseorang ketika dia di dalam cinta.

Kekurangan uang, jarak yang jauh, prasangka dan hal-hal lain hanya merupakan hambatan kecil jika Anda bertekad untuk membuat hubungan Anda berjalan dan bertahan. (Adrie P. Saputra)

Artikel ini sebelumnya tayang di Intisari-Online.com dengan judul "Pernah Diperlakukan Bak Binatang, Pria Ini Berhasil Nikahi Gadis Bangsawan Lewat Sebuah 'Pengorbanan'

Tag

Editor : Moh. Habib Asyhad