Fenomena Terbentuknya 'Tembok Raksasa' Usai Gempa 7,8 SR Mengguncang Selandia Baru

Sabtu, 19 Januari 2019 | 14:38
Amusing Planet

Tembok alami terbentuk usai gempa 7,8 SR mengguncang Selandia Baru pada 2016 lalu.

Suar.ID – Di Indonesia, fenomena likuifaksi yaitu tanah yang menjadi lumpur dan bergerak usai gempa gempa berkekuatan 7,4 SR mengguncang Palu, Sulawesi Tengah, menarik perhatian publik.

Pasalnya, fenomena itu membuat pohon rumah, hingga tiang listrik pun hanyut terbawa lumpur, setelah gempa disertai tsunami pada Jumat 28 September 2018 itu.

Tidak hanya itu, dikutip dari Tribunnews.com, menurut catatan BNPB, wilayah yang 'hilang' akibat terjadinya likuifaksi itu mencapai luas 180 hektare dari total keseluruhan seluas daerah Petobo kira-kira 1.040 hektare.

Tercatat juga, 2.050 unit bangunan di Petobo yang rusak karena likuifaksi.

Baca Juga : Seorang Tabib Tradisional Mengamuk Bak Orang Kesurupan, Serang Pasien dengan Parang Lalu Bunuh Diri

Fenomena menarik perhatian lain juga terjadi usai gempa di Selandia Baru pada tahun 2016 lalu.

Amusing Planet
Dr Kate Pedley

Pada 14 November 2016 lalu, gempa berkekuatan 7,8 Skala Richter mengguncang Selandia baru.

Gempa bumi itu juga disertai adanya tsunami setinggi 2,49 meter, dimana Perdana Menteri Selandia Baru, John Key melaporkan dua orang tewas akibat bencana itu.

Gempa tersebut menyebabkan kerusakan luas di pulau selatan negara itu tepatnya di sekitar Kaikoura, sekitar 95 km dari Christchurch.

Baca Juga : Kronologi Pekerja Tewas Tergilas Mesin Pencacah Plastik, Rekannya Pingsan Lihat Kondisi Korban

Baca Juga : Mengaku Tak Dapat Dukungan Keluarga, Ibu Sambung Beberkan Sikap Vanessa Angel di Mata Keluarga

Dr Kate Pedley

Gempa, juga memunculkan fenomena tanah di North Culverden Basin bergeser sejauh sembilan meter.

Tidak hanya itu, di pedesaan sekitar Waiau, sekitar 30 km sebelah timur Hanmer Springs, dimana guncangan gempa dirasakan begitu kuat, membuat tanah secara vertikal terangkat ke atas membentuk dinding panjang atau bak tembok raksasa.

Dinding alami ini tingginya hingga 15 kaki (4m) dan membentang bermil-mil jauhnya.

Foto-foto yang menunjukkan bagaimana gempa membentu dinding di Gunung Lyford, diambil oleh Dr. Kate Pedley, dari Departemen Ilmu Geologi Universitas Canterbury.

Amusing Planet
Dr Kate Pedley berdiri di samping tembok alami.

Dr Kate Pedley

Baca Juga : Ini Kata Ahli, Wanita Dilarang Buang Air Kecil Sebelum Berhubungan Intim dengan Suami

Baca Juga : Ira Koesno yang Masih Melajang di Usia 49 Tahun: ‘Saya Pilih Kangmas Obama…!’

Ia dan rekan-rekannya mendapat izin untuk masuk ke wilayah tersebut.

Fenomena serupa juga terlihat di pantai-pantai, di mana sebagian dasar laut didorong keluar dari air lebih dari enam kaki.

ANNA REDMOND / FACEBOOK

Bebatuan yang tertutup rumput laut dan hewan-hewan laut pun terlihat di atas permukaan laut.

Biasanya bagian dasar laut tersebutr akan menurun secara bertahap selama berabad-abad, tetapi yang terjadi di garis pantai Kaikoura dpat menjadi fitur permanen, menurut GNS Science, sebuah lembaga penelitian milik pemerintah Selandia Baru.

ANNA REDMOND / FACEBOOK

Selandia Baru sendiri memang sering dilanda gempa karena terletak di apa yang dikenal sebagai Cincin Api.

Sebuah jalur yang sering dilanda gempa dan letusan gunung berapi yang letaknya mengelilingi hampir seluruh pasifik.

ANNA REDMOND / FACEBOOK

Baca Juga : Bule Ini Jatuh Miskin Setelah Menikahi Perempuan Indonesia yang Menguras Hartanya, Padahal Cintanya Tulus

Baca Juga : Usai Bebas, Ahok Bakal Menikahi Sosok Polwan Ini pada 15 Februari 2019

Editor : Masrurroh Ummu Kulsum

Sumber : Amusing Planet

Baca Lainnya