Suar.ID - Debat pertama Pilpres 2019 yang akan menghadirkan dua kubu Capres-Cawapres akan segera dihelat nanti malam, Kamis (17/1/2019).
Meski baru nanti malam digelar, namun keramaian jelang debat perdana ini sudah terasa sejak beberapa waktu sebelumnya.
Dalam debat perdana ini, dua pasangan calon, yaitu Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, akan berupaya memikat calon pemilih dengan visi, misi, serta program yang ditawarkan.
Tema debat pertama Pilpres 2019 ini adalah pemberantasan korupsi, penegakan hak asasi manusia, dan pemberantasan terorisme.
Baca Juga : Dul Jaelani Dijodohkan Maia Estianty dengan Aaliyah Massaid, Tapi Dul Malah Tak Mau Pacaran
Namun, bukan hanya dua pasangan ini yang menarik untuk ditunggu, tapi juga dua moderator yang akan memimpin jalannya debat kali ini.
Sorotan terus tertuju pada Ira Koesno, salah seorang moderator yang akan memimpin debat perdana Pilpres 2018 bersama rekannya Imam Priyono.
Nama Ira Koesno cukup familiar di dunia pers Indonesia dan Ira tampil sangat memukau dalam debat Pilkada DKI Jakarta 2017.
Tak banyak yang tahu, Ira Koesno adalah moderator dalam debat pilpres pertama sepanjang sejarah Indonesia pada tahun 2004 silam.
Baca Juga : Penghulu Saksi Kunci Pernikahan Kris Hatta dan Hilda Vitria yang Terus Disangkal, Meninggal Dunia
Tahun 2004 adalah kali pertama Indonesia melaksanakan pemilihan umum Presiden dan wakil presiden secara langsung.
Ira mengawali kariernya sebagai akuntan namun ia beralih profesi menjadi jurnalis Liputan 6.
Ira sempat memicu kontroversi saat menjadi penyiar di stasiun televisi itu. Ini terjadi pada 17 Mei 1998 beberapa hari sebelum kejatuhan Presiden Soeharto.
Saat itu Ira Koesno mewawancarai Menteri Negara Lingkungan Hidup Sarwono Kusumaatmadja. Dalam wawancara itu, muncul istilah "cabut gigi" yang merujuk permintaan terhadap turunnya Soeharto saat Orde Baru di pengujung kuasa.
Untuk mengobati pemerintahan yang sedang 'sakit gigi', perlu dicabut giginya yang sakit, kata Sarwono kala itu.
Gigi yang sakit itu merujuk pada Presiden Soeharto yang dianggap tidak mampu lagi mengembalikan kestabilan kondisi pemerintahan Indonesia.
Akibat tayangan ini, Ira Koesno pun diberi sanksi.
Meski sempat mengalami kepahitan dalam dunia pers, karier Ira tetap berlanjut dan semakin baik.
Baca Juga : Hari Ini Genap 20 Tahun, Ucapan Selamat Ulang Tahun Ifan Seventeen yang Tinggal Seorang Diri pada Band-Nya
Buktinya, tahun 2004 saat debat pilpres pertama di Indonesia digelar, Ira ditunjuk oleh KPU untuk menjadi moderator.
Setelah saat itu, namanya seketika tak tersentuh media. Ternyata dia membuat jasa konsultan bernama Irakoesno Communications.
Nama Ira muncul lagi saat Debat Pilkada DKI Jakarta 2017 silam dan ia menjadi moderator dalam dua putaran pada pilkada DKI 2017.
Saat KPU kembali memintanya menjadi moderator debat Capres-Cawapres tahun 2019 ini, awalnya Ira sempat merasa ragu.
"Apakah saya sosok yang tepat? Pikir saya. Tapi KPU sudah mengkonfirmasi kalau pemilihan saya sebagai moderator juga dilihat dari rekam jejak saya," kata Ira pada Kompas.TV.
Banyak warganet yang setuju Ira memimpin debat kali ini dan diharapkan Ira mampu menjaga suasana debat tetap dingin dan positif.
Baca Juga : Dibawah Sumpah, Rusli Kusmin Nelayan Indonesia Mengaku Lihat Jatuhnya Pesawat MH370 yang Masih Misterius