Suar.ID - Cuaca buruk dan tidak menentu memang saat ini banyak terjadi di berbagai wilayah di Indonesia.
Setelah musibah tsunami di Banten dan Lampung pada 22 Desember 2018 silam, BMKG sudah mengeluarkan peringatan tentang adanya gelombang tinggi di beberapa perairan di Indonesia.
Hari ini, Jumat (11/1/2019), Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kembali mengeluarkan peringatan dini adanya gelombang tinggi yang mungkin terjadi di beberapa wilayah di Indonesia.
BMKG menyebut kemungkinan gelombang itu bisa mencapai ketinggian hingga 4 meter.
Baca Juga : Tiket Pesawat Makin Mahal,Ini 8 Trik Jitu Dapatkan Tiket Murah Menurut Pegawai Maskapai Penerbangan
Dikutip dari Kompas.com, tinggi gelombang 2,5 hingga 4 meter berpeluang terjadi di perairan Kepulauan Sangihe hingga Kepulauan Talaud, Laut Maluku bagian utara, perairan utara dan timur Halmahera, Laut Halmahera, dan Samudera Pasifik utara Halmahera hingga Papua.
Adanya gelombang itu disebabkan karena ada dua pola tekanan rendah 1008hPah dan 1007 hPa di wilayah perairan Samudera Hindia sebelah barat Aceh dan Samudera Pasifik di utara Papua.
Lebih lanjut lagi, peningkatan gelombang laut juga disebabkan adanya pola angin di utara Indonesia dengan kecepatan berkisar 5-25 knot.
Di wilayah selatan Indonesia, angin dari arah barat daya-barat laut juga memiliki kecepatan 5-20 knot.
Baca Juga : Fotonya Dicatut ke dalam Katalog Prostitusi Online, Cathy Saron Ingin Namanya Bersih Kembali
Kecepatan angin tertinggi saat ini ada di laut Natuna Utara, Selat Malaka di bagian utara dn perairan Kepulauan Sangihe-Kepulauan Talaud.
Gelombang laut setinggi 1,25 meter - 2,5 meter juga berpotensi terjadi di 24 wilayah perairan Indonesia:
1. Selat Malaka bagian utara. 2. Perairan Sabang - Banda Aceh. 3. Perairan barat Aceh. 4. Perairan barat Pulau Simeulue hingga Kepulauan Mentawai. 5. Perairan Bengkulu - Pulau Enggano. 6. Perairan barat Lampung. 7. Samudera Hindia barat Sumatera. 8. Selat Sunda bagian selatan. 9. Perairan selatan Jawa hingga Sumbawa. 10. Selat Bali - Selat Lombok - Selat Alas bagian selatan. 11. Perairan selatan Pulau Sumba. 12. Perairan Pulau Sawu - Pulau Rotte. 13. Laut Sawu. 14. Laut Timor Selatan Nusa Tenggara Timur. 15. Samudera Hindia selatan Jawa hingga Nusa Tenggara Timur. 16. Laut Natuna Utara. 17. Perairan timur Bintan. 18. Laut Sulawesi bagian tengah hingga timur. 19. Perairan selatan Sulawesi Utara. 20. Perairan Bitung-Manado. 21. Laut Maluku bagian Selatan. 22. Perairan utara Kepulauan Banggai hingga Kepulauan Sula.
23. Perairan barat Kepulauan Halmahera. 24. Perairan utara Papua Barat hingga Papua.
Baca Juga : Pria yang Sudah Jadi 'Sugar Daddy' Selama 10 Tahun Ini Ungkap Alasan Kenapa Pria Mapan Suka Gadis Muda
Karena fenomena tersebut, BMKG meminta agar masyarakat lebih memperhatikan risiko terhadap keselamatan.
Masyarakat diimbau tidak mendekati wilayah pantai-pantai yang berbatasan dengan perairan di dalam daftar di atas.
Selain itu agar kapal-kapal nelayan juga lebih waspada terhadap gelombang serta kecepatan angin.
Jika memungkinkan untuk dihindari, sebaiknya tidak beraktiftas di lautan dulu selama beberapa hari hingga ada pemberitahuan gelombang kembali aman.
Baca Juga : Rahmat, Pria Difabel yang Rela Terjaga di Tengah Malam Demi Buatkan Desain Batik untuk Jokowi