Titi Wati yang Berat Badannya 350 Kg Minta Bantuan Pemerintah, Suami: Syukuri yang Diberi Tuhan

Rabu, 09 Januari 2019 | 17:40
Kompas.com/HANDOUT

Titi Wati minta bantuan pemerintah untuk turunkan berat badan.

Suar.ID -Seorang perempuan berusia 37 tahun tiba-tiba ramai diperbincangkan banyak orang.

Perempuan bernama Titi Wati itu mendadak menjadi viral lantaran berat badannya yang mencapai 350 kg.

Dengan berat badan seperti itu, tentu saja membuat perempuan yang tinggal di sebuah kontrakan di Jalan G Obos XXV, Gang Bima, Kelurahan Menteng, Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, itu hanya bisa terbaring.

Terkait berat badannya itu, Titi pun meminta bantuan kepada pemerintah.

Baca Juga : Berhasil Hasilkan Banyak Uang untuk Sebuah Kastil Kuno di Jepang, Kucing Ini Diangkat Menjadi 'Raja'

“Saya berharap pemerintah dapat memberi saya beberapa bantuan untuk membantu saya menurunkan berat badan,” kata Titi.

Kita tahu, dengan berat seperti itu, Titi disebut sebagai perempuan paling berat di provinsinya.

Titi mengaku sudah melakukan beragam cara untuk menurunkan berat badannya.

Di antaranya mengonsumsi minuman penurun berat badan herbal yang menurutnya efektif karena sempat bisa mengurangi berat badannya.

Namun, lantaran minuman seperti itu harganya kian mahal, Titi mengaku tak mampu membelinya.

Sejak itu, beran badannya semakin bertambah gemuk lagi.

“Setiap saya bangun, rasnaya kaki saya kaku dan sakit semua,” katanya.

Untuk informasi, Titi tidak pernah mengonsumsi obat penurun berat badan atau pergi ke dokter untuk periksa.

Suaminya, Edi (52), mengatakan sebaiknya ia bersyukur atas apa yang Tuhan berikan kepadanya.

Baca Juga : Ramalan Roy Kiyoshi 2019: Ada Asap dan Api Di Atas Gunung, Ada Ledakan Besar yang Menghebohkan Dunia

Sementara putri satu-satunya, Herlina (19), menyatakan harapannya agar pemerintah daerah dan dermawan dapat membantu ibunya mengurangi berat badan.

Seperi dilaporkan Suar.ID sebelumnya, menurut Titi, dulu badannya tidak seperti saat ini.

"Dulu gak terlalu gendut, tapi makin tahun makin besar badannya," ujar Titi.

Titi juga menceritakan makanan apa yang ia konsumsi setiap hari sehingga membuat berat badannya mencapai ratusan kilogram.

Titi mengaku untuk makan, ia hanya mengonsumi nasi dua kali sehari. Tetapi, ia mengembangkan kebiasaan nyemil.

"Aku makan nasi sehari cuman dua kali, cuman ngemilnya banyak dan minum esnya banyak," akunya.

Baca Juga : Hasyim Sempat Tulis Pin ATM dan Sejumlah Uang untuk Ibunya Sebelum Bunuh Diri Bersama Kekasihnya di Kamar Hotel

Tiap hari Titi makan gorengan, bakso, dan minum es.

"Tapi emang tiap hari makan gorengan, bakso, dan minum es," ujar Titi.

Alhasil, selama 6 tahun berat badannya bertambah hingga mencapai 350 kg.

Hal tersebut berimbas pada Titi yang tidak bisa menjalankan aktivitas normal.

Setiap hari, Titi hanya akan berbaring di tempat tidurnya tidak bisa melakukan apa-apa. Bahkan ia akan mandi di tempatnya berbaring itu.

Kalau pun ada aktivitas yang bisa ia lakukan, itu hanya karaoke dan menonton TV.

Sementara pekerjaan rumah tangga semua ditangai oleh putrinya Herlina yang kini berusia 19 tahun.

Herlina jugalah yang akan menyiapkan segala kebutuhan ibunya.

"Cuman nonton tv sama karaoke, pekerjaan rumah dikerjain anak," ucap Titi.

Kondisi Titi yang demikian sampai juga didengar oleh Dinas Kesehatan setempat.

Dinas Kesehatan setempat berencana untuk membawa Tuti ke rumah sakit guna pemeriksaan lebih lanjut.

Tuti pun menyambut baik rencana itu karena sebelumnya telah mencoba berbagai cara untuk menurunkan berat badannya, termasuk mibum obat herbal, tetapi urung juga manjur.

Baca Juga : Adik Vanessa Angel Tanggapi Kasus Kakaknya, Ungkap Fakta Vanessa Adalah Tulang Punggung Keluarga

Kemungkinan Tuti untuk kembali ke berat badannya semula memang tidak mustahil.

Seperti halnya Arya Permana yang awalnya memiliki berat badan 192 Kg, kini berhasil menurunkan berat badannya hingga 90 Kg.

Berbagai cara juga Arya lakukan, di antaranya operasi dan menjalani gaya hidup sehat didampingi oleh Ade Rai.

Kini, Arya pun terlihat segar dan bisa melakukan aktivitas seperti anak-anak usianya.

Editor : Moh. Habib Asyhad

Baca Lainnya