Suar.ID - Standar kecantikan wanita di Asia, khususnya di Korea Selatan identik dengan kulit putih bersih, wajah yang halus seolah tak berpori dan tentu saja tubuh yang kurus dan tinggi.
Itu direpresentasikan oleh para artis-artis wanita atau para penyanyi idola di Korea Selatan.
Bagi para wanita Korea Selatan, melihat angka di timbangan yang lebih dari 50 kilogram adalah mimpi buruk.
Tak heran kalau mereka banyak berlomba olahraga dan melakukan diet ketat demi menjaga penampilan tetap cantik sesuai standar yang mereka percaya.
Baca Juga : Sebut Raja Malaysia Turun Takhta Karena Sibuk Berzina dengan Pengantin Barunya, Netizen Ini Terima Akibatnya
Untuk mendobrak semua standar kecantikan itu, seorang model plus size atau yang berbadan besar bernama Taylor Tak muncul dengan kepercayaan diri yang tinggi.
Taylor sudah terkenal di Korea Selatan menjadi model untuk majalah Cosmopolitan Korea dan Queen Size Magazine.
Taylor juga kerap menjadi model untuk berbagai merek pakaian terkenal seperti Curvy Sense, Hotping Romwe, Fashion Nova dan SheIn.
Taylor memulai karier modelnya setelah berkenalan dengan seorang fotografer di London.
Fotografer itu tertarik untuk memotret Taylor sebagai modelnya namun Taylor awalnya ragu.
Selama ini standar kecantikan wanita Korea Selatan sudah tergambar jelas di pikirannya dan itu sempat membuatnya tidak percaya diri dengan tubuhnya.
"Apa maksud Anda? Saya terlalu gemuk dan pendek, saya tidak bisa jadi model," kata Taylor saat itu.
Namun, fotografer itu berhasil meyakinkan Taylor.
Setahun kemudian, Taylor sudah jauh lebih percaya diri dan bahkan menjadi aktivis untuk para wanita di Korea Selatan yang memiliki ukuran tubuh besar seperti dirinya.
Baca Juga : Ayah Vanessa Angel Buka Suara, Minta Anaknya Seegera Diproses Secara Hukum yang Sesuai Jika Terbukti Salah
"Kurva (tubuh besar) di negara ini dianggap mewakili gaya hidup tidak sehat dan terlalu besar dipandang sebelah mata, kata Taylor.
Wanita yang bertubuh besar seringkali mengalami penolakan dari masyarakat.
Taylor pernah mengalami hal pahit yang disebabkan oleh bentuk tubuhnya ini.
Ia pernah melamar kerja di sebuah restoran Subway dan di sana ia harus menjalani tes berlari dengan waktu tertentu untuk membuktikan bahwa ia cukup sehat.
Saat usianya 10 tahun, ia juga pernah dipaksa pergi ke 'sekolah diet' yang memberinya makanan kurang dari 1.000 kalori selama berbulan-bulan.
Ia pernah mengalami depresi dan mencoba berbagai pil diet, mencoba melakukan riset sedot lemak dan sevara teratur memotret pertumbuhan tubuhnya.
'Saya ingin kita, wanita di Korea Selatan dengan ukuran plus berani bangkit dan mengatakan bahwa kita menerima kondisi diri kita yang seperti ini," kata Taylor seperti dikutip dari Nextshark (26/11/2018).
Warga Korea Selatan memang masih banyak yang melihat bahwa wanita bertubuh besar kurang menarik dan seolah sebuah kesalahan.
Menurut Taylor, tak jarang ia dilihat banyak orang saat berjalan-jalan di pusat perbelanjaan.
Bahkan di lokasi kerjanya di sebuah kantor urusan luar negeri, Taylor dikritik dan dirundung oleh rekan-rekan kerjanya.
"Saya ingin bisa menginspirasi para wanita yang sering mengalami perundungan karena tubuhnya yang besar bahwa mereka tak sendirian. Kamu tak perlu merasa kalau kamu yang terburuk dan jangan bersembunyi lagi," pungkasnya.