Ini 4 Firasat yang Dirasakan Istri Herman Seventeen Sebelum Tsunami Banten Merenggut Suaminya

Jumat, 04 Januari 2019 | 20:33
Instagram/julianamoechtar

Herman Sikumbang dan sang istri

Suara.ID -Herman Seventeen, gitaris Seventeen menjadi salah satu korban meninggal dunia dalam bencana tsunami Banten yang terjadi pada Sabtu (22/12/2018) lalu.

Herman, bersama personel Seventeen lainnya sedang mengisi gathering PLN di Tanjung Lesung, Banten, ketika ombak besar menerjang.

Istri Herman, Juliana Moechtar ungkap perlakukan berbeda yang dilakukan suaminya sebelum berangkat ke Tanjung Lesung.

Baca Juga : Sudah Disepakati! Begini Desain Akhir Surat Suara Pemilu Capres-Cawapres Tahun 2019

  1. Lebih wangi dibanding biasanya
Perbedaan yang paling nampak yang dirasakan istrinya ialah Herman lebih wangi dibanding biasanya.

Hal ini Juliana sampaikan pada salah satu acara televisi.

“Terus saya ngomong gini, Han kok tumben sih wangi, saya bilang gitu, biasanya tu kadang bau rokok, nggak enak tau kalau cium kadang bau rokok," jelasnya, dikutip dari channel YouTube STARPRO Indonesia Selasa, (25/12).

  1. Herman minta tangannya dicium sang istri berkali-kali
Bukan hanya aroma tubuh yang tak biasa, Juliana mengungkap jika sang suami memintanya untuk terus mencium tangan Herman sebelum pergi.

Hal ini dirasa aneh, karena bisanya ia hanya meminta untuk dicium dan dipeluk.

"Trus dia kasih tangan, dicium, trus entah kenapa dia kasih tangan lagi, trus dicium," pungkasnya.

  1. Mengajak Juliana ikut mendampingi ke Tanjung Lesung
Juliana mengungkap, Herman selalu meminta ia berserta anak-anak untuk menemaninya manggung acara gathering PLN di Tanjung Lesung Beach Resort.

Namun hal itu tidak dilakoninya, karena Julia terikat pekerjaan di Jakata.

“Tapi entah kenapa dia selalu aja nawarin terus, mau 3 hari tanggal itu pun nawarin, dia emang berharap saya ikut sama anak-anak. Jadi kayak pertanda dia pengennya saya ikut. Pas mau berangkat pun dia kembali tanya mau ikut nggak, tapi saya nggak ikut," ucap Juliana.

Baca Juga : 6 Zodiak Ini Sering Berpikir Berlebihan dan Paling Mudah Alami Stres, Enggak Bisa Santai!

  1. Herman beri pelukan erat
Perlakuan janggal lain yang dilakukan Herman sebelum pergi ialah dengan memberi pelukan erat sang istri.

"Dia minta izin, dia mandi, trus dia kalau pergi itu biasanya cium tangan, cium kening udah. Kalau ini itu dia peluk banget," terangnya.

Detik-detik Seventeen terkena musibah

Pada 22 Desember, ketika manggung untuk gathering PLN di Tanjung Lesung, Seventeen dihantam tsunami Banten.

Tiga personelnya pun tewas.

Herman di gitar, Andi di drum, dan Bani di bas; sementara sang vokalis, Ifan Seventen selamat.

Meski begitu, Ifan harus kehilangan orang tercintanya, istrinya Dylan Sahara.

Baca Juga : Istri Herman Seventeen Mengaku Masih Berharap Kelak Suaminya Kembali

Andai saja tak terjadi tsunami Banten atau seluruh personel Seventeen selamat, mereka harusnya manggung di Mempawah, Kalimantan Barat pada 31 Desember.

Selain personel, beberapa kru Seventeen juga dikabarkan hilang tersapu tsunami.

Video Seventeen tengah manggung di tepi pantai pun kini beredar.

Tampak dari video tersebut para personel Seventeen hendak melantunkan sebuah lagu.

Terdengar para personel Seventeen itu sudah memainkan alat musiknya.

"We are, we are, Seventeen," kata Ifan Seventeen.

Beberapa penonton nampak berdiri tepat di depan panggung. Namun ada pula penonton yang memilih duduk.

Tepuk tangan penonton tampak menyambut Seventeen saat hendak melantunkan lagu.

Selang beberapa saat, tampak panggung tempat Seventeen manggung tiba-tiba tersapu air.

Hal itu terjadi setelah Ifan Seventeen meminta tepuk tangan penonton.

"Temen-temen minta tolong tepuk tangan," ucapnya.

Tampak seluruh alat band yang berada di panggung tempat Seventeen manggung tersapu air.

Suara jeritan penonton pun terdengar saat air menyapu panggung Seventeen.

Selamat jalan Herman, Andi, Bani. (Alfianita Nur Islami/Nova.ID)

Artikel ini sebelumnya tayang di Nova.ID dengan judul "Jadi Korban Tsunami Banten, Istri Herman Seventeen Ungkap 4 Firasat Kepergian Sang Suami"

Editor : Moh. Habib Asyhad

Baca Lainnya