Kisah Anggota Kopassus yang Rela Jadi Pedagang Durian Demi Misi yang Super Rahasia Menyusup ke GAM

Jumat, 04 Januari 2019 | 15:06
Puspen TNI

Pasukan Kopassus saat latihan

Suar.ID -Misi-misi yang dilakukan anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus) kerap menghadirkan kisah-kisah yang heroik juga berbahaya.

Salah satunya adalah apa yang ditugaskan kepada Sersan Badri untuk menyusup ke lingkaran Gerakam Aceh Merdeka (GAM) pada 2003 lalu.

Tapi ingat, Sersan Badri bukanlah nama sebenarnya.

Baca Juga : Mike Tyson Buka Bisnis Ladang Ganja di Tanah Seluas 40 Hektar

Kita tahu, sebagai prajurit komando, para anggota Kopassus dibekali berbagai keahlian khusus.

Seperti termaktub dalam buku Kopassus untuk Indonesia karangan Iwan Santosa dan EA Natanegara, Sersan Badri ditugaskan untuk masuk ke lingkaran utama Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pada 2003.

Sebelum ditumpas habis, GAM sempat berulah beberapa kali di Aceh.

Basis militer mereka berada di Lhokseumawe.

Sebelum memasuki GAM, selama satu tahun, Sersan Badri memetakan situasi lapangan Aceh terlebih dahulu.

Bukan perkara yang mudah bagi Sersan Badri untuk memasuki lingkaran GAM.

Misi yang dilakukan Sersan Badri bisa dibilang misi top secret alias misi super rahasia, hanya pimpinannya saja yang mengetahui misi tersebut

Sersan Badri memutuskan menyamar sebagai seorang pedagang buah durian. Ia mengirim dagangannya dari Medan ke Lhokseumawe.

Ada pengalaman unik yang dialami oleh Sersan Badri.

Baca Juga : Miras Cap Tikus Berkadar Alkohol 45 Persen Dilegalkan, Sebegini Harga Jual Per Botolnya

Dia pernah ditempeleng aparat saat melewati pos penjagaan karena diminta jatah durian.

Setelah berhasil menyusup ke GAM, kesetiaan Sersan Badri diuji.

Selama tiga bulan lebih, dia mendapat tantangan dari GAM.

Dia beberapa kali mengecoh patroli TNI agar GAM tidak bisa disergap.

Bahkan, Sersan Badri diminta meloloskan anggota GAM ke Malaysia.

Yang paling gila adalah ketika Sersan Badri diminta menyembunyikan istri Panglima GAM.

Karena misinya yang sangat rahasia dan sedikit yang mengetahuinya, dia ditembaki oleh temannya sendiri ketika GAM dikepung oleh prajurit TNI.

Setelah Idul Fitri pada 2004, perintah menangkap hidup atau mati tiga pimpinan GAM: yaitu Muzakir Manaf, Sofyan Dawood, dan Said Sanan diturunkan.

Sersan Badri memberikan informasi keberadaan tokoh penting GAM tersebut.

Dia memberitahu kepada induk pasukan bahwa ketiganya berada di Cot Girek. Kemudian tanggal dan jam penyerbuan ditetapkan.

Kopassus menyerbu markas GAM di rawa-rawa Cot Girek.

Satu target, Said Adnan dan ajudannya seorang desersi TNI berhasil dilumpuhkan.

Mereka tewas akibat tembakan di dada dan perut.

Baca Juga : Mengenal Nurhadi-Aldo, Dari Tukang Urut di Kudus Sampai Jadi Pasangan 'Capres-Cawapres Nomor Urut 10'

Namun, dua target lainnya berhasil lolos, yakni Muzakir Munaf dan Sofyan Dawood.

Mereka lolos dari penyerbuan karena menyingkir ke kawasan Nisam.

Kendati demikian, Sersan Badri berhasil menemukan senjata yang digunakan dan sumber dana GAM.

Tim intelijen Kopassus berhasil menemukan bongkar muat sebanyak 125 pucuk senapan milik GAM yang berhasil diselundupkan dari Thailand ke Malaysia

Sumber dana GAM berasal dari perdagangan ganja kering yang berasal dari Aceh Timur dan Aceh Utara.

Ganja tersebut dikirim melalui kapal kecil dari jalur laut ke Malaysia.

Selain itu, GAM juga meraup uang dari perusahaan besar yang beroperasi di Aceh dan warga setempat.

Mereka diwajibkan memberi dana perjuangan GAM mulai dari hewan ternak, sawah, dan kebun dikenakan pajak.

Baca Juga : Baru Pulang dari Bali, Maia Estianty Langsung Berangkat Umroh

Editor : Moh. Habib Asyhad

Sumber : intisari-online.com, Tribun Jabar

Baca Lainnya