Ini Alasan Mengapa Ibu yang Melahirkan Melalui Operasi Sesar Tetap Pantas Diberi Gelar Pahlawan

Selasa, 01 Januari 2019 | 20:31
Pixabay/sasint

Ilustrasi bedas caesar

Suar.ID -Setiap ibu yang telah melahirkan bayinya dengan selamat layak dibergi gelar pahlawan.

Termasuk ibu yang melahirkan melalui operasi sesar.

Bagaimanapun juga, mereka telah berjuang mempertaruhkan nyawa demi melahirkan si jabang bayi dengan selamat.

Tidak seperti anggapan orang-orang, di mana ibu yang melahirkan sesar seolah diposisikan sebagi ibu-ibu manja.

Yang dianggap menyerah kalah untuk melahirkan normal.

Baca Juga : Siapa Sangka, Mandi Sekali dalam Sehari Ternyata Baik untuk Kesehatan Kita

Operasi sesar dibutuhkan kesiapan, baik fisik maupun psikis bagi seorang ibu untuk memutuskan melakukan operasi sesar.

Asal tahu saja, inilah risiko yang harus dihadapi sang ibu yang melahirkan sesar:

  1. Nyawa sebagai taruhannya
Meski terlihat aman, bukan berarti melahirkan sesar tanpa risiko.

Saat dokter memutuskan untuk melahirkan bayi secara sesar, maka nyawa ibu menjadi taruhannya.

Ini karena risiko yang diambil saat melahirkan sesar tidaklah sedikit. Belum lagi risiko kesehatan lainnya.

Ingat, dibandingkan persalinan per vaginam atau normal, prosedur operasi sesar membuat kesehatan sang ibu lebih berisiko.

Baca Juga : Selamat Tahun Baru, Ini Daftar Zodiak yang Susah Rezeki dan Zodiak yang Gampang Rezeki di 2019

Sebuah studi dari Canadian Medical Association Journal pada Maret 2007 menyebutkan, beberapa risiko yang mesti dihadapi sang ibu saat memilih sesar.

Antara lain hematoma pada luka bekas operasi, yang secara otomatis dapat memperpanjang masa perawatan Ibu di rumah sakit.

Studi lain yang dimuat di jurnal Current Women’s Health Review pada Mei 2013 menambahkan, risiko luka di kantong kemih sebagai salah satu jenis cedera yang paling sering terjadi pada persalinan sesar.

  1. Gangguan venous thromboembolism (VTE) pascamelahirkan
Studi yang dimuat di jurnal CHEST pada September 2016 memperlihatkan, ibu yang menjalani persalinan sesar empat kali lipat lebih besar kemungkinan mengalami gangguan pembuluh darah VTE, yang dipicu oleh faktor pembekuan darah yang tidak normal.

Tingginya prevalensi ini dibandingkan dengan angka kejadian pada ibu yang melahirkan secara normal.

Menurut peneliti utama Marc Blondon dari Divisi Angiology and Hemostasis, Geneva University Hospitals, Jenewa, Swiss, persalinan sesar itu sendiri merupakan faktor risiko independent terhadap kemungkinan terjadinya VTE di periode pascanatal.

Dalam masa kritis ini, tambahnya, ibu yang melalui persalinan sesar dapat mengalami proses pembekuan darah yang lebih aktif dibandingkan mama yang melahirkan secara normal.

“Sekitar tiga kasus VTE dapat terjadi untuk setiap 1.000 persalinan sesar,” tegasnya.

Baca Juga : Betapa Menyesalnya Perempuan yang Memutuskan Menikahi Kakek 70 Hanya Demi Uang Ini

  1. Berjuang melahirkan sendiri
Operasi melahirkan sesar sama dengan operasi bedah lainnya, penuh sayatan, darah, dan operasi yang memakan waktu lama.

Bolehlah ibu yang melahirkan normal senang karena saat melahirkan, ada suami yang mendampingi.

Ibu bisa menjerit, mencakar suami, atau memegang tangannya erat-erat.

Tapi mereka yang melahirkan sesar harus melahirkan tanpa orang terdekat yang menemani, hanya ada dokter dan perawat.

Semua dilakukan demi sang buah hati yang akan dilahirkannya.

  1. Perjuangan menyusui lebih berat
Dibandingkan melahirkan normal, perjuangan menyusui ibu yang melahirkan secara sesar lebih berat.

Ini karena saat melahirkan sesar, ibu tak bisa segera bertemu dengan bayi, sehingga interaksi antara ibu dan bayi kemungkinan tertunda.

Sebuah penelitian yang dimuat di BMC Pregnancy and Childbirth pada April 2016 lalu memperlihatkan, ibu yang melahirkan sesar secara terencana cenderung menyatakan tidak ingin menyusui, sehingga tidak menjalani inisiasi menyusu dini (IMD) segera setelah melahirkan.

Rendahnya angka IMD ini disertai dengan meningkatnya risiko mama mengalami kesulitan saat menyusui nantinya.

Ya banyak ibu yang melahirkan secara sesar berhasil menyusui.

Tapi ingat mereka harus berjuang keras dan tanpa kenal lelah, agar ia dapat memberikan makanan terbaik buat si kecil.

Lebih dari itu, banyaknya luka yang dialami, darah yang keluar, jahitan panjang yang harus mereka hadapi, serta nyeri berkepanjangan usai melahirkan membuat ibu yang melahirkan secara sesar layak mendapatkan predikat pahlawan.

Luka-luka itu tidak cepat mengering, bahkan membekas sampai bertahun-tahun.

Biarlah semua itu menjadi tanda, betapa besar perjuangan ibu-ibu yang melahirkan secara sesar. Dan mereka sangat layak diberi gelar pahlawan.

Artikel ini sebelumnya tayang di Nakita.grid.id dengan judul "Ibu yang Melahirkan Secara Sesar adalah Seorang Pahlawan"

Tag

Editor : Moh. Habib Asyhad

Sumber intisari-online.com, nakita.grid.id