Suar.ID -Fakta terbaru kasus pembunuhan jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi kembali terkuak.
Pertemuan intelijen untuk membahas pembunuhan jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi menjadi hening setelah rekaman bukti mulai diputar.
Suasana itu digambarkan dalam buku yang ditulis jurnalis Daily Hurriyet berjudul Diplomatic Atrocity: Dark Secrets of the Khashoggi Murder.
Baca Juga : Adit, Anak yang Kehilangan Ibunya Saat Tsunami Lampung Kini Diangkat Anak Oleh Polisi Aipda Turono
Buku yang ditulis Abdurrahman Simsek, Nazif Karaman, dan Ferhat Unlu itu memberikan detail terbaru mengenai detik-detik sebelum dibunuh.
Detail itu antara lain adalah percakapan dua anggota tim eksekutor yang dikirim ke Istanbul, Turki, untuk menangani Khashoggi.
Perwira intelijen Saudi Maher Abdulaziz Mutreb berbicara dengan dokter bedah Salah al-Tubaigy kurang dari satu jam sebelum Khashoggi datang.
"Kita akan memberitahunya (Khashoggi) bahwa kita bakal membawanya ke Riyadh. Jika dia menolak, kita akan membunuhnya dan menyingkirkan jenazahnya," demikian percakapan keduanya.
Rekaman itu kemudian memperdengarkan momen ketika Khashoggi datang dan langsung dihadang oleh tim yang berniat membawanya kembali.
"Saya tidak akan pulang ke Riyadh," ujar Khashoggi.
Baca Juga : Status Istri Ifan Seventeen 1,5 Tahun yang Lalu: ‘Aku Tak Tahu Siapa yang akan Menciummu saat Aku Pergi’
Terdengar suara berisik dan benda seperti pisau diletakkan di ruangan konsulat Saudi.
Lima orang dari tim pembunuh itu kemudian menangkap Khashoggi.
Saat itu terdengar bahwa jurnalis berusia 59 tahun itu meminta agar mereka tak membekap mulutnya.
"Tolong jangan tutup mulut saya. Saya punya asma. Tolong jangan cekik saya," ujar Khashoggi yang diyakini sebagai kalimat terakhirnya sebelum tewas.
Rekaman berlanjut ketika Tubaigy mulai bertugas untuk melaksanakan mutilasi terhadap jenazah Khashoggi di dalam kamar mandi.
Dia menggunakan gergaji listrik untuk otopsi dan menyelesaikan pekerjaannya dalam waktu setengah jam.
Tak lupa, dia juga memerintahkan anggota lannya membawa kantong.
Kepada pelaku lain, Tubaigy mengaku belum pernah mengerjakan jenazah yang baru saja meninggal.
Namun dia yakin bisa melaksanakan tugasnya dengan baik.
Baca Juga : Kisah Ifan Seventeen Seolah Senasib dengan Jet Li yang Terombang-ambing di Lautan Saat Tsunami 2004
"Normalnya, ketika saya mengerjakan kadaver (jenazah untuk penelitian kedokteran), saya bakal mendengarkan musik dan minum kopi," ujar Tubaigy dalam rekaman itu.
Dalam buku itu, keheningan langsung terjadi di mana Direktur Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA) Gina Haspel terlihat emosional.
"Intelijen Inggris juga mendengarkan rekaman itu di mana penerjemah mereka langsung menangis setelah mendengarkannya," terang Karaman.
Penerjemah itu menangis karena percakapan di antara pelaku dan kengerian yang terdengar ketika kolumnis Washington Post itu dibunuh.
Khashoggi dilaporkan menghilang pada 2 Oktober ketika datang ke Konsulat Saudi di Istanbul untuk mengurus dokumen pernikahan dengan tunangannya, Hatice Cengiz.
Setelah kabar dia dibunuh mencuat, sorotan langsung mengarah kepada Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) yang dianggap memerintahkan serangan.
Riyadh menanggapi dengan menyangkal keterlibatan MBS, dan menyatakan Khashoggi dibunuh dalam sebuah "operasi liar". (Ardi Priyatno Utomo)
Baca Juga : Ini Usulan Erix Soekamti untuk Formasi Baru Seventeen ketika Berziarah ke Makam Andi Seventeen
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pelaku Memutilasi Jenazah Jamal Khashoggi dalam Waktu 30 Menit"