Sangar, Tahun 2019 Nanti Go-Jek Siap Mengaspal di Singapura dan Filipina

Senin, 31 Desember 2018 | 19:10
Kompas.com

Suana kantor Go-Jek di Kemang, Jakarta Selatan.

Suar.ID -Go-Jek, yang nama resminya PT Aplikasi Karya Anak Bangsa, berencana melebarkan sayapnya di negara-negara ASEAN tahun 2019.

Jika benar terjadi, ini adalah pencapaian perusahaan jasa via aplikasi yang pertama didirikan pada delapan tahun yang lalu itu.

Seperti dilaporkan Jakarta Post, Teuku Parvinanda, kepala komunikasi regional chapter Sumatera, mengatakan, perusahannya telah mulai mengimplementasikan rencana ekspansi ke ASEAN tahun lalu dan akan semakin luas pada 2019.

Baca Juga : Jackie Chan: Saya Memang Bukan Ayah yang Baik, tapi Tak Mau Melakukan Kesalahan yang Sama

Sebelumnya, "Go-Jek telah menembus Vietnam," ujar Teuku.

Selanjutnya Singapura, Thailand, dan Filipina.

"GoFood merupakan layanan pengiriman makanan berbasis aplikasi terbesar di dunia, mudah-mudahan bisa memberi Indonesia lebih banyak pengaruh," kata Teuku.

Lebih-lebih, tambahnya, produk ini asli dari Indonesia.

Saat ini, Go-Jek setidaknya telah mempunyai lebih dari satu juta mitra (pengemudi) di Indonesia.

Walau pada awalnya transportasi berbasis online ini menyebabkan kekacauan, terutama antara operator dan ojek konvensional, Go-Jek disebut sangat menguntungkan usaha kecil dan menengah (UMKM).

Menurut data resmi, mitra UMKM yang menjalin kerja sama dengan Go-Jek nilainya mencapai Rp1,7 triliun.

"Tujuan kami sebenarnya adalah memperluas akses bagi UMKM," ujar Teuku.

"Sebelumnya, 82 persen UMKM yang bermitra dengan kami tidak punya akses ke layanan pengiriman makanan.

"Akhirnya, mereka sekarang dibantu oleh layanan GoFood," tambahnya.

Baca Juga : Mahasiswi yang Dibakar Mantan Pacarnya hingga Sekarat dan Trauma Itu Akhirnya Meninggal Dunia

Tak lupa, Teuku juga mengutip hasil penelitian yang dilakukan Institute Demografi Indonesia pada 2017.

Menurutnya, perusahaannya itu telah berkontribusi total Rp9,9 triliun untuk perokonomian Indonesia.

Nilai itu terdiri atas pendapatan senilai Rp8,2 triliun yang diperoleh oleh mitra Go-Jek dan Rp1,7 triliun yang diperoleh sektor UMKM.

Go-Jekdidirikan pada 2010 di Jakarta oleh Nadiem Makarim. Sekarang GO-JEK setidaknya telah tersedia di 50 kota di Indonesia.

Nadiem sendiri merupakanlulusan Master of Business Administration dari Harvard Business School.

Gagasan untuk mendirikan GO-JEK muncul dari pengalaman pribadinya menggunakan transportasi ojek hampir setiap hari ke tempat kerjanya untuk menembus kemacetan Jakarta yang gila.

Baca Juga : Maia Estianty Pamer Foto Best Nine 2018 di Instagram, Semuanya tentang Irwan Mussry

Ketika itu, Nadiem masih bekerja sebagai Co-Founder dan Managing Editor Zalora Indonesia dan Chief Innovation Officer Kartuku.

Dia melihat, ternyata sebagian besar waktu yang dihabiskan pengemudi ojek hanya sekadar mangkal menunggu penumpang.

Padahal, pengemudi ojek akan mendapatkan penghasilan yang lumayan bila banyak penumpang.

Lebih dari itu, Nadiem melihat ketersediaan ojek tidak sebanyak transportasi lainnya sehingga seringkali cukup sulit untuk dicari.

Dari situlah dia ingin ojek selalu ada kapan pun ketika dibutuhkan.

Dari pengalamannya tersebut, Nadiem Makarim melihat adanya peluang untuk membuat sebuah layanan yang dapat menghubungkan penumpang dengan pengemudi ojek.

Dan tibalah tanggal bersejarah itu, 13 Oktober 2010.GO-JEK resmi berdiri dengan 20 orang pengemudi.

Baca Juga : Sutopo Purwo Nugroho: Tulus Membantu Indonesia Hadapi Bencana Saat Ia Sendiri Mengalami Musibah Besar

Saat itu, GO-JEK masih mengandalkan call center untuk menghubungkan penumpang dengan pengemudi ojek.

Pertengahan 2014, berkat popularitas Uber kala itu, Nadiem Makarim mulai mendapatkan tawaran investasi.

Dan pada 7 Januari 2015, GOJEK akhirnya meluncurkan aplikasi berbasis Android dan IOS untuk menggantikan sistem pemesanan menggunakan call center.

Editor : Moh. Habib Asyhad

Baca Lainnya