China Sukses Menguji Coba Sistem Pertahanan Udara S-400 Milik Rusia, Hubungan AS-Rusia pun Kian Menganga

Sabtu, 29 Desember 2018 | 19:33
huanqiu.com via SCMP

Ilustrai sistem rudal S-400 milik Rusia.

Suar.ID -China dan Rusia secara signifikan meningkatkan hubungan militer dalam satu dekade terakhir.

Bagaimanapun juga, keduanya adalah pesaing terkuat Amerika dalam memperluas pengaruh global maupun regional.

Dan belum lama ini, China dikabarkan sukses menguji coba sistem pertahana udara S-400 yang supercanggih itu.

Rudal itu diimpor dari Rusia—India juga menandatangani rencana jual beli yang sama meski diancam Amerika.

Baca Juga : Awas! Jangan Beli Mobil Warna Ini, Kalau Sudah Bekas Nanti Susah Laku Saat Dijual Lagi

Hindustan Times pada 27 Desember 2018 melaporkan, ini adalah untuk pertama kalinya Tentara Pembabasa Rakyat (PLA) menguji sistem rudal tesebut.

Senjata canggih itu baru datang dari Rusia pada Juli lalu setelah China menebusnya dengan harga 3 milair dolar AS yang ditandatangani pada 2015 lalu.

3 miliar dolar AS sendiri setara dengan Rp43,7 triliun.

Dalam uji coba yang dilakukan bulan lalu itu, pasukan roket PLA sukses menembak jatuh “target balistik yang disimulasikan” hampir 250 km jauhnya.

Sistem rudal itu bergerak dengan kecepatan supersonik 3 km per detik.

Fakta itu dilaporkan oleh South China Morning Post yang berbasis di Hong Kong pada Kamis, mengutip laporan media Rusia.

Meski begitu, rincian lokasi uji coba belum diketahui hingga berita ini ditulis.

Seperti disebut di awal, India juga telah menandatangani pembelia S-400 dari Rusia.

Harga yang disepakati sekitar 5 miliar dolar AS.

Atas aksinya itu, India berpotensi mendapat sanksi dari Amerika Serikat.

Lepas dari ancaman sanksi itu, India menginginkan sistem rudal itu untuk memperketat mekanisme pertahanan udaranya.

Terutama di sepanjang perbatasan Sino-India.

Baca Juga : 5 Zodiak Ini Selalu Ceria dan Jadi Sumber Kebahagiaan Orang Lain, Salah Satunya Gemini

S-400 dikenal sebagai sistem rudal pertahanan darat-ke-udara jarak jauh paling canggih di Rusia.

China adalah pembeli asing pertama yang meneken kesepakatan dengan Rusia pada 2014 lalu.

Dan hingga ini, Rusia setidaknya sudah mengirimkan beberapa sistem rudalnya itu ke Beijing.

Menurut Rusia, S-400 adalah sistem pertahanan udara mutakhir yang dapat mendeteksi dan menembak sasaran termasuk rudal balistik.

Tak hanya itu, sistem pertahanan ini juga mahir menembak jet musuh dan drone sejauh 600 km dengan ketinggian antara 10 meter dan 27 meter.

Sistem ini secara bersamaan dapat menembak 36 target yang bergerak dengan kecepatan hingga 4.800 meter per detik dengan mengirim 72 rudal ke udara.

Terkait dengan suksesnya uji coba itu, pakar militer yang berbasis di Beijing Li Jie mengatakan, laporan itu menunjukkan bahwa Moskow ingin menggarisbawahi hubungan ketika AS sedang berselisih dengan Rusia dan China.

“Meskipun ada tekanan dari AS, militer Rusia akan terus meningkatkan kerjasamanya dengan PLA di berbagai bidang seperti rudal, pembuatan kapal, dan sektor lainnya,” katanya.

Song Zhongping, seorang pakar militer yang berbasis di Hong Kong dengan fokus PLA, mengatakan, tes itu adalah sebuah “iklan” oleh militer Rusia untuk mempromosikan senjatanya.

Tapi juga jelas, Pasukan Roket PLA terbukti mahir menggunakan sistem pertahanan udara S-400 itu.

Bisa jadi karena mereka sudah terbiasa dan akrab dengan dengan pendahulunya, S-300, yang telah digunakan China sejak 1990-an.

Baca Juga : Gadis 19 Tahun Membunuh Ibunya karena Menentang Hubungannya dengan Pacar Facebook-nya

Dia mengatakan, uji coba itu penting untuk membedakan antara “target balistik simulasi” dan rudal hipersonik sungguhan.

“Senjata hipersonik punya fitur seperti kemampuan manuver—meluncur, misalnya—dan hampir tidak mungkin mencegat mereka karena meluncur dengan kecepatan tinggi,” kata Song.

Tag

Editor : Moh. Habib Asyhad