Ini 7 Alasan Mengapa Sistem Pendidikan Finlandia Jadi yang Terbaik di Dunia: Masuk Sekolah Lebih Siang

Sabtu, 29 Desember 2018 | 14:45
youthincmag.com

Sistem pendidikan Finlandia yang selalu jadi yang terbaik di dunia.

Suar.ID -Pendidikan Amerika Serikat kerap terlihat lebih mentereng, tapi sebenarnya bukan yang terbaik di dunia.

Lalu di mana sistem pendidikan terbaik di dunia? Yup, jawabnnya adalah di Finlandia.

Seperti dilaporkan weforum.org pada 10 September 2018 lalu, ada beberapa alasan mengapa sistem pendidikan Finlandia kerap menjadi yang terbaik di dunia.

Baca Juga : Emak-emak Bikin Heboh, Beli Motor Pakai Uang Sekarung Pecahan Rp2000

Tidak ada ujian nasional

Finlandia tidak mempunyai tes standar semacam ujian nasional.

Satu-satunya yang ada di sana adalah apa yang disebut sebagai Ujian Matrikulasi Nasional.

Ini adalah ujian sukarela bagi siswa di akhir sekolah menengah atas.

Seluruh peserta didik di Finlandia dinilai berdasarkan individu dan seperangkan sistem penilaian oleh guru.

Kerjasama bukan kompetisi

Sementara sebagian besar negara-negara melihat sistem pendidikan sebagai sebuah kompetisi, orang Finlandia melihatnya dengan cara berbeda.

Pasi Sahlberg, direktur Kementerian Pendidikan Finlandia, menyitir penulis Samuli Paronen, mengatakan:

“Pemenang sejati tidak pernah berkompetisi.”

Cara pandang seperti ini, sialnya, sudah mengakar di setiap kepala orang-orang Finlandia.

Di sana tidak ada daftar sekolah atau guru dengan kinerja terbaik. Satu-satunya norma yang ada dalam pendidikan Finlandia adalah “kerja sama”.

Baca Juga : Sakit Hati Istrinya Selingkuh dengan Mertua Sendiri, Jumali Bunuh Sang Istri

Menguatkan nilai-nilai elementer

Banyak sistem pendidikan cenderung fokus pada peningkatan nilai ujian dan pemahaman dalam matematika atau sains.

Ironisnya, mereka kemudian melupakan bagaimana membentuk siswa dan lingkungan, bagaimana menciptakan iklim belajar yang bahagia, harmonis, dan sehat.

Bertahun-tahun yang lalu, sistem pendidikan Finlandia sudah mengubur itu semua.

Sistem pendidikan Finlandia lebih menyasar pada sesuatu yang bersifat subtantif, alih-alih mengejar nilai bagus dan kompetisi.

Sebaliknya, mereka mencoba menjadikan lingkungan belajar menjadi tempat yang menyenangkan dan lebih adil.

Sejak 1980-an, para pendidik di Finlandia lebih berfokus untuk menjadikan dasar-dasar ini sebagai prioritas pendidikan:

  • Pendikan harus menjadi instrumen untuk mengimbangi ketimpangan sosial.
  • Semua siswa menerima makanan sekolah secara gratis
  • Kemudahan akses ke fasilitas kesehatan
  • Konseling psikologi
  • Bimbingan individu
  • Mengenalkan indivu kepada lingkungan kolektif yang setara

Masuk sekolah pada usia yang lebih tua

Orangtua di Finlandia memasukkan anak-anaknya di lembaga pendidikan ketika berusia tujuh tahun.

Dan ketika mulai sekolah, mereka tidak langsung dibebani oleh kewajiban-kewajiban yang justru memberatkan.

Awal sekolah ini adalah masa untuk membiarkan mereka menjadi anak-anak.

Hanya ada 9 tahun masa wajib sekolah yang harus dihadiri oleh anak-anak Finlandia. Selebihnya adalah opsional.

Baca Juga : Hidung Dian Nitami Diejek Jelek dan Melar, Anjasmara Tuntut Warganet

Anak-anak Finlandia tak perlu bangun terlalu pagi untuk pergi ke sekolah

Bangun lebih awal, naik bus, aktivitas pagi, dan berpartisipasi di ekstrakurikuler setelah sekolah, kerap menjadi beban bagi para siswa.

Belum lagi jam sekolah yang dimulai pukul 06.00, alih-alih bisa fokus, justru membuat mereka lebih banyak mengantuk.

Harap diketahui, siswa di Finlandia biasanya memulai belajar pada pukul 09.00 – 09.45 pagi—dan berakhir sekitar pukul 02.00 atau 02.45.

Sebuah penelitian telah membuktikan, waktu belajar yang lebih awal dapat merusak kesejahteraan, kesehatan, dan kematangan siswa.

Uniknya, sekolah-sekolah di Finlandia memiliki lebih banyak waktu untuk istirahat dibanding kelas.

Suasana yang lebih santai

Ada kecenderungan umum tentang apa yang terjadi di Finlandia dengan sekolah-sekolahnya.

Lebih sedikit stres, resimentasi yang kurang dibutuhkan, dan lebih peduli.

Siswa biasanya hanya punya beberapa kelas dalam sehari, selebihnya adalah rekreasi dan bersantai.

Suasana yang lebih santai tak hanya dibutuhkan oleh para murid, tapi juga para guru.

Lebih sedikit PR dan tugas tambahan

Menurut OECD, siswa di Finlandia memiliki jumlah tugas tambahan dan PR paling sedikit dibanding siswa lain di dunia. Mereka biasanya hanya menghabiskan waktu setengah jam untuk mengerjakan PR di rumah.

Baca Juga : Gempa 7,1 Mengguncang Filipina, Daerah-daerah di Indonesia Ini Ikut Merasakan hingga 6 Detik

Editor : Moh. Habib Asyhad

Baca Lainnya