Cerita Danu, Bocah 12 Tahun yang Empat 4 Kali Diterjang Ombak Tsunami Banten

Jumat, 28 Desember 2018 | 21:16
Tribun Jakarta

Danu (12) korban tsunami Banten.

Suar.ID -Tsunami Banten yang menerjang pesisir barat Pulau Jawa membuat Danu (12) tak bisa bekerja lagi seperti hari-hari sebelumnya.

Selama ini, Danu menggantungkan nasibnya di kawasan Pelelangan Ikan di Kecamatan Labuan, Pandeglang, Banten.

Tapi nahas, lokasi Danu bekerja, kini sudah rata.

Yang tersisa hanya lantainya, sementara bangunannya sudah hancur porak porandan dihempas gelombang tsunami.

Saat tsunami datang, Danu tengah bekerja membantu bosnya berjualan ikan di Sentra Pelelangan Ikan Labuan.

Baca Juga : Anjar Mimpi Didatangi Personel dan Kru Seventeen Setelah Tsunami Banten: Kita Duluan Ya

Tiba-tiba, air laut surut hingga sekiranya 30 cm di bibir lokasi pelelangan, dan menimbulkan tanda tanya di benaknya.

"Bingung kan air surut sampai 50 cm, tapi enggak ada firasat mau tsunami kan gak ada gempa," kata Danu di lokasi Pelelangan Ikan Labuan, Jumat (28/12).

Air laut surut tersebut, lanjutnya, pun tiba-tiba berganti dengan gelobang pasang pertama yang menerjang kawasan Pelelangan Ikan Labuan.

Namun, ketika gelombang pasang pertama datang warga sekitar masih belum begitu panik, karena hal tersebut sudah biasa terjadi.

Ketika gelombang kedua datang, kerusakan pun mulai terjadi dan membuat panik warga yang sontak berhamburan menyelamatkan diri.

Tak berselang lama, gelombang ketiga dan keempat yang sekiranya setinggi lima meter pun datang.

Gelombang itu meluluh lantakan kawasan Pelelangan Ikan Labuan.

Baca Juga : Teknik Tidur Tentara Ini akan Membuatmu Bisa Tidur Dalam 2 Menit

"Di situ saya mah panik kang, langsung teriak-teriak bilang ada gelombang tinggi sambil lari ke dataran tinggi," ucap Danu mengenang musibah yang merenggut mata pencahariannya.

Esok harinya pada Minggu (23/12/2018), dua jenazah yang merupakan wisatawan lokal pun ditemukan tewas persis disamping tempat Danu bekerja.

"Ini di sini ada dua orang yang meninggal, tapi wisatawan kang bukan orang sini," kata Danu.

Kini, Danu pun tak lagi bisa membantu meringankan beban ekonomi keluarganya.

Sebelumnya musibah terjadi, Danu diupah oleh bosnya sebesar Rp50 ribu apabila bekerja hingga pukul 24.00 WIB.

"Kalau kerja bantu bos dapat Rp 50 sampai pukul 24.00 WIB, kalau setengah hari cuma Rp25 ribu. Tapi saya mah sampai pukul 24.00 WIB terus," imbuh Danu.

Saat ini, Danu hanya bisa meratapi lokasi tempatnya bekerja dan berharap bantuan dari relawan yang ada.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kesaksian Danu, Bocah Pekerja di Pelelangan Ikan Labuan, Empat Kali Diterjang Tsunami

Editor : Moh. Habib Asyhad

Baca Lainnya