Suar.ID – Kalau Anda punya kekayaan Rp26 triliun apa yang akan Anda lakukan?
Menikmati kekayaan tersebut karena tiak akan habis tujuh turunan dengan ongkang-ongkang kaki di rumah, padahal usia masih muda?
Anda mungkin akan sedikit malu apabila melihat Chang Yun Chung yang meski kaya raya dan sudah tua, tetapi masih giat bekerja.
Mengutip Forbes, Chang Yun Chung adalah miliarder tertua yang masih hidup di dunia. Lahir di tahun 1918, usianya kini sudah 100 tahun.
Baca Juga : Menangis, Musikus Dian Pramana Poetra Ucapkan Kata-kata Terakhir Kepada Sahabatnya Sebelum Tutup Usia
Kekayaan Chang Yun Chung menurut Forbes (27/12/2018), adalah sebesar 1,8 miliar dolar AS atau setara Rp26 triliun.
Chang Yun Chung memulai kerajaan bisnisnya dengan mendirikan Pacific International Lines (PIL) perusahaan pengiriman yang didirikan Chang Yun tahun 1967 silam di Singapura.
Dalam sebuah wawancara degan cnbc.com yang dipublikasikan pada (4/12/2018), Chang Yun megungkapkan bahwa dirinya masih bekerja setiap hari.
Bagi Chang Yun, hanya duduk manis di rumah bukanlah suatu pilihan.
Meski ia menyerahkan peran ketua eksekutif perushaannya kepada putranya, Teo Siong Seng, awal tahun ini, Chang Yun berikeras pergi ke kantor tiap hari.
"Ini kebiasaan saya," kata Chang kepada CNBC.
Chang Yun mengatakan ia mengunjungi kantor pusat perusahaannya untuk memeriksa setiap departemen.
"Setiap hari, aku menuliskan semua kegiatanku di buku harianku, semuanya," kata Chang. "Setiap departemen datang menemuiku."
"Aku tidak bisa tinggal di rumah. (Aku akan) sangat, sangat bosan," tambahnya.
Baca Juga : Inilah 5 Tsunami Terdahsyat yang Pernah Tercatat dalam Sejarah, 2 di Antaranya Menerjang Indonesia
Bagi Chang, ini adalah salah satu cara agar pikirannya tetap aktif dan tetap berhubungan dengan perusahaan yang ia dirikan dengan hanya bermodal dua kapal bekas waktu itu.
Tidak hanya itu, Chang juga masih membimbing Teo karena ia memikul tanggung jawab yang lebih besar – salah satu dari 20 perusahaan pelayaran top dunia dan 18.000 karyawannya.
Teo mengatakan dia berkonsultasi dengan ayahnya dua kali sehari - sekali di pagi hari dan sekali setelah makan siang - untuk mendapatkan wawasannya dan belajar lebih banyak tentang gaya kepemimpinannya.
Belajar kepemimpina dari Chang Yun Chung
Peran ayahnya dalam nedampingi Teo terbukti sangat penting karena membuat Teo akhirnya naik pangkat di PIL.
Terutama, Teo belajar bagaimana mengelola emosinya dalam situasi tekanan tinggi.
"Ketika saya masih muda, saya pemarah, jadi saya lebih (dari) pemimpin yang keras," kata Teo.
"Tetapi ayah saya mengajari saya satu hal, dalam bahasa Cina, itu 'yi de fu ren' - itu artinya Anda ingin orang-orang mematuhi Anda, bukan karena wewenang, bukan karena kekuatan, atau karena Anda galak, tetapi lebih karena integritas, kualitas Anda, bahwa orang benar-benar menghormati dan mendengarkan Anda. "
Prinsip dari sang ayah menurut Teo sulit dilakukan tetapi perlahan ia mulai memperlajarinya.
Baca Juga : Begini Besarnya Kerajaan Bisnis Indraguna Sutowo, Suami Dian Sastrowardoyo yang Kaya Raya
"Jadi, 'yi de fu ren' adalah hal yang sangat sulit dilakukan, tapi kupikir aku perlahan-lahan mempelajarinya," ujar Teo.
Teo belajar untk menjadi pribadi yang tetap tenang dari sang ayah dan hingga kini, ia masih belajar darinya.
Ketenganagnnya menghadapi persoalan terbukti di tahun 2009, saat Teo menjadi direktur pelaksana, ia harus menangani pembajakan salah satu kapal perusahaan yang dibajak di lepas pantai Afrika Timur.
Ia membutuhkan 75 hari serta kesepakatan sejumlah uang yang akhirnya dapat membebaskan para kru yang disandera.
"Dalam bisnis apa pun, terutama pengiriman, ada banyak yang tidak diketahui," kata Teo.
"Mungkin ada politik (masalah), mungkin ada masalah teknis, mungkin ada kecelakaan. Itu tidak membantu kehilangan kesabaran Anda dan membuat semua orang marah. Jadi tetap tenang adalah sesuatu yang saya pelajari darinya dan saya masih belajar dari ayah saya," tambahnya.
Bagi Chang, mentalitas itulah yang mungkin membuatnya bahagia dalam perannya begitu lama.
"Aku tidak pernah kehilangan kesabaran," katanya. "(Aku) tidak bisa. Ketika kamu kehilangan kesabaran, kamu tidak bisa mengendalikan diri," pungkas Chang.