Status Gunung Anak Krakatau Naik Jadi Siaga Level III, Abu Vulkaniknya Sempat Mencapai Kota Cilegon

Kamis, 27 Desember 2018 | 09:36
KOMPAS/RIZA FATHONI

Aktivitas letupan abu vulkanik dari Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda terpantau dari udara yang di

Suar.ID – Gunung Anak Krakatau statusnya dinaikkan dari waspada ke siaga level III.

Perubahan status ini lantaran adanya peningkatan aktivitas Gunung Anak Krakatau yang terus meningkat sejak Rabu (27/12/2018) sore.

Perubahan status ini dikonfirmasi oleh Ketua Tim Tanggap Darurat Erupsi Gunung Anak Krakatau Kushendratno.

"Betul, (status) naik siaga sejak hari ini pukul 06.00 WIB," kata Kushendratno saat dihubungi Kompas.com, Kamis (27/12/2018).

Baca Juga : 7 Tahun Lalu Wang Jual Ginjalnya Seharga Rp46 Juta untuk Beli iPhone, Kini Ia Cacat dan Menyesal

Naiknya status Gunung Anak Krakatau menjadi siaga level III membuat raidus bahaya diperluas dari sebelumnya dua kilometer menjadi lima kilometer.

"Imbauan untuk warga untuk menghindari radius lima kilometer dari Gunung Anak Krakatau," imbau dia.

Hingga saat ini, Tim Tanggap Darurat Erupsi Gunung Anak terus memantau visual aktivitas Gunung Anak Krakatau di pos pantau Pasauran, Cinangka, Kabupaten Serang.

Kushendratno meminta warga untuk tenang dan tidak panik. Pihaknya akan terus melaporkan perkembangan terbaru terkait aktivitas Gunung Anak Krakatau.

Baca Juga : Masih Muda Rezaldi Hehanussa Bek Persija dan Timnas Mantap Menikah, Ini Sosok Calon Istrinya

Rabu (27/12/2018) sore abu Gunung Anak Krakatau mencapai Kota Cilegon, Banten

Abu Gunung Anak Krakatau dilaporkan sudah sampai ke Kota Cilegon, Banten, pada Rabu (26/12/2018) sore. Turunnya abu vulkanik membuat masyarakat Cilegon khawatir dengan status Gunung Anak Krakatau yang terus menerus erupsi.

Ketua Tim Tanggap Darurat Erupsi Gunung Anak Krakatau Kushendratno yang dihubungi Kompas.com meminta masyarakat tenang.

Menurut dia, Gunung Anak Krakatau aktivitasnya memang meningkat dan mengeluarkan abu vulkanik saat ada letusan, dan kini arah angin sedang mengarah ke timur laut, atau menuju Cilegon.

"Aktivitas Gunung Anak Krakatau sekarang merupakan kesehariannya ketika meningkat, mengeluarkan letusan yang terus-menerus dan mengeluarkan abu dengan hembusan angin ke timur laut mengarah ke Cilegon," kata Kushendratno saat dihubungi oleh Kompas.com, Rabu (26/12/2018).

Baca Juga : Meski Tak Mengenal Ifan Seventeen, Denny Sumargo Ikut Sedih dan Minta Izin Kirim Doa untuk Dylan Sahara

Sejak Juni 2018 lalu, kata dia, setiap harinya Gunung Anak Krakatau meletus dan mengeluarkan material seperti abu vulkanik. Namun material tersebut akan menyebar sesuai arah angin, dan kini mengarah ke Cilegon.

Dari pos pemantau di Pasauran pukul 18.00 WIB tadi, kata dia, Gunung Anak Krakatau terpantau ditutupi kabut dan lava panas yang mengalir ke laut. Sementara tinggi kepulan awan panas mencapai 300 hingga 600 meter di atas kawah.

Masyarakat direkomendasikan untuk tetap beraktivitas seperti biasa, namun tidak mendekati Gunung Anak Krakatau dalam radius lima kilometer.

"Jangan percaya isu yang menimbulkan kepanikan, jika ingin informasi soal Gunung Anak Krakatau, silahkan datang langsung ke pos pemantauan di Pasauran," pungkas dia.

Abu vulkanik sudah biasa turun

Abu vulkanik Gunung Anak Krakatau yang turun di Cilegon ternyata sudah dianggap biasa saja bagi warga Sirih, Desa Kemasan, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang.

Salah satu warga, Novi, menyebut abu sudah sering turun di kampungnya. "Sudah biasa sejak beberapa bulan lalu, apalagi sejak tsunami tanggal 22 itu, sering dan hampir tiap hari, suami saya pulang dari masjid sandal sudah ditutupi abu," cerita Novi kepada Kompas.com, Rabu.

Sering turunnya abu di kampungnya membuat Novi tidak begitu kaget saat mendengar abu Gunung Anak Krakatau turun di Cilegon.

"Di sini sudah biasa, kami cuma senyum saja saat warga Cilegon heboh," kata dia.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Gunung Anak Krakatau Siaga Level III, Warga Diminta Hindari Radius 5 Km" dan "Abu Gunung Anak Krakatau Sampai Cilegon, Masyarakat Diminta Tetap Tenang"

Editor : Masrurroh Ummu Kulsum

Sumber : kompas

Baca Lainnya