Pascatsunami Banten, BMKG Lampung: Waspadai Gelombang Tinggi hingga 26 Desember 2018

Minggu, 23 Desember 2018 | 16:00
Kompas.com

Gelombang tinggi masih akan terjadi di Selat Sunda pascatsunami Banten.

Suar.ID -Gelombang tinggi di sekitar Selat Sunda pascatsunami Banten sepertinya belum akan berhenti.

Terkait hal ini, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Maritim (BMKGM) Lampung memperingatkan agar kita mewaspadai terjadinya gelombang tinggi sampai 26 Desember mendatang.

Menurut Prakirawan BMKG Maritim Lampung Ahmad Raflie Pahlevi, gelombang pasang terjadi pada pukul 18.00-22.00 WIB dengan ketinggian maksimum 2,50 meter.

Pihaknya menghimbau untuk tidak melakukan penyeberangan laut pada malam hari.

Baca Juga : Setelah Bassistnya, Herman Gitaris Seventeen Ditemukan Meninggal Dunia Diterjang Tsunami Banten

Gelombang tinggi terjadi di wilayah perairan barat Lampung, Samudra Hindia barat Lampung, Selat Sunda bagian utara, Selat Sunda bagian selatan dan perairan timur Lampung.

"Terdapat tekanan yang cukup signifikan di belahan bumi utara dengan belahan bumi selatan menyebabkan peningkatan kecepatan angin di wilayah perairan Lampung," kata Ahmad Raflie Pahlevi pada Minggu (23/12/2018).

Menurutnya, kecepatan angin melebihi 20 knot di perairan Lampung dan gelombang maksimum dapat mencapai dua kali dari ketinggian yang diperkirakan.

Pihaknya mengimbau untuk masyarakat yang berada di pesisir pantai tetap tenang dan menjaga kewaspadaan khususnya pada malam hari karena ada potensi pasang maksimum kembali pada pukul 18.00 - 21.00 WIB.

"Untuk masyarakat yang ingin melakukan penyebrangan Merak-Bakauheni atau sebaliknya dihimbau untuk melakukan penyebrangan pada pagi dan siang hari dan menghindari melakukan penyebrangan pada malam hari," ujarnya.

Kronologi tsunami Banten

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati memaparkan kronologi terjadinya peristiwa tsunami di wilayah pantai di sekitar kawasan Selat Sunda.

Hal itu ia sampaikan dalam konferensi pers di gedung BMKG, Jakarta, Minggu (23/12/2018) dini hari.

21 Desember, BMKG deteksi erupsi anak gunung Krakatau

Dwikorita memaparkan pada Jumat (21/12/2018) sekitar pukul 13.51 WIB, BMKG telah mengumumkan erupsi gunung anak Krakatau dengan status level Waspada.

Baca Juga : Sunda Megathrust, Ancaman Besar Bagi Selat Sunda dan Jakarta yang Bisa Timbulkan Gempa 9 SR dan Tsunami

"Kemarin pukul 13.51 WIB pada tanggal 21 Desember Badan Geologi telah mengumumkan erupsi gunung anak Krakatau dan levelnya pada level Waspada," kata Dwikorita.

22 Desember, BMKG umumkan peringatan dini potensi gelombang tinggi

Pada Sabtu (22/12/2018), kata Dwikorita, BMKG mengeluarkan peringatan dini sekitar pukul 07.00 WIB akan potensi gelombang tinggi di sekitar perairan Selat Sunda.

"Diperkirakan (gelombang tinggi terjadi) kemarin tanggal 21 hingga nanti 25 Desember 2012. Ini peristiiwa beda tapi terjadi pada lokasi yang sama. Yang pertama erupsi Gunung Krakatau dan potensi gelombang tinggi," katanya.

Menurut dia, sekitar pukul 09.00-11.00 WIB, tim BMKG ada yang sedang berada di perairan Selat Sunda melakukan uji coba instrumen.

"Di situ memang terverifikasi bahwa terjadi hujan lebat dengan gelombang dan angin kencang, karena itu tim kami segera kembali ke darat," ujarnya.

22 Desember, BMKG deteksi gunung Krakatau alami erupsi lagi

Sekitar pukul 21.03 WIB, BMKG mencatat erupsi gunung anak Krakatau.

Di satu sisi sejumlah tide gauge (alat pendeteksi tsunami) BMKG menunjukkan ada potensi kenaikan permukaan air di pantai sekitar Selat Sunda.

"Dan kami analisis, kami memerlukan waktu analisis apakah kenaikan air itu air pasang akibat fenomena atmosfer yang tadi ada gelombang tinggi? Jadi memang ada fase seperti itu. Namun ternyata setelah kami analisis lanjut gelombang itu merupakan gelombang tsunami," kata dia.

Adapun rinciannya, berdasarkan hasil pengamatan tidegauge Serang di Pantai Jambu, Desa Bulakan, Cinangka, Serang, tercatat pukul 21.27 WIB ketinggian gelombang 0,9 meter.

Baca Juga : Letusan Krakatau 1883 Sebabkan Tsunami Dahsyat, Gelombangnya Capai 40 Meter

“Kemudian tidegauge Banten di pelabuhan Ciwandan, tercatat pukul 21.33 WIB ketinggian 0.35 meter," kata Dwikorita.

Selanjutnya, lewat tidegauge Kota Agung di Desa Kota Agung, Kota Agung, Lampung tercatat pukul 21.35 WIB ketinggian 0.36 meter.

Yang terakhir tidegauge Pelabuhan Panjang, Kota Bandar Lampung tercatat pukul 21.53 WIB ketinggian 0.28 meter.

Menurut dia, berdasarkan ciri gelombangnya, tsunami yang terjadi kali ini mirip dengan yang terjadi di Palu, Sulawesi Tengah lalu.

"Periodenya (periode gelombang) pendek-pendek," katanya.

"Masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Juga diiimbau untuk tetap menjauh dari pantai perairan Selat Sunda, hingga ada perkembangan informasi dari BMKG dan Badan Geologi," ujarnya.

Editor : Moh. Habib Asyhad

Baca Lainnya