Buntut Pembunuhan Jamal Khashoggi, Arab Saudi Ramai-ramai Serukan Boikot Produk Turki

Selasa, 18 Desember 2018 | 19:56
Twitter @Maj_al

Daftar produk Turki yang dijual di Arab Saudi.

Suar.ID -Kasus kematian jurnalis Jamal Khashoggi ternyata berbuntut panjang terhadap hubungan antara Arab Saudi dan Turki.

Seperti dikabarkan Alarabiya.net edisi Inggris pada Senin (17/12), masyarakat Arab Saudi disebut menyerukan pemboikotan produk-produk Turki melalui media sosial.

Ajakan memboikot ini dalam rangka memrotes apa yang orang-orang Arab Saudi sebut sebagai “posisi Ankara dalam kasus Jamal Khashoggi”.

Para aktivis Saudi menggunakan media sosial itu menyerukan perlawanan terhadap kebijakan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dalam kasus Khashoggi.

Menggunakan tagar #Saudis_rejecting_the_Turkish_products, mereka mengajak warga Saudi tidak menggunakan produk Turki dan memilih produk lokal.

Baca Juga : Ketika OPM Berkhianat Seusai Pesta Adat, Kopassus pun Langsung Gerak Cepat

Kampanye ini ditujukan untuk menghukum Presiden Turki yang menyebarkan kebijakan negatif terkait Arab Saudi, ujar para aktivis itu.

Di sisi lain, saat ini kondisi perekonomian Turki sedang dalam fase kurang baik.

Beragam komentar muncul dari warga Arab Saudi terkait kampanye pemboikotan ini.

Melalui kampanye ini, ada yang bilang bahwa Erdogan nantinya akan membenci dirinya sendiri.

Ada juga yang mengatakan, di saat Turki sibuk mengurus masalah dalam negeri Saudi, negara itu justru tengah membangun masa depan.

"Produk-produk Turki harus diboikot," ujar salah satu netizen yang mengatakan Ankara membangun konspirasi terhadap Arab Saudi.

Tak sekadar memboikot, beberapa warga juga memajang daftar produk Turki yang dijual di Arab Saudi.

Bahkan ada yang lebih kasar dengan menyebut, siapa saja yang tertangkap membeli produk-produk Turki sama dengan mendukung terorisme.

"Karena negeri kita diserang berbagai pernyataan provokatif Erdogan, maka kewajiban kita adalah memboikot semua produk Turki sebagai respons atas semua serangan ini," kata seorag netizen.

“Bagaimana jika 20 juta warga Saudi memboikot produk dan turisme Turki?" tanya seorang netizen.

Baca Juga : Iseng Coba Parasut Buatan Sendiri, Remaja Ini Tewas Saat Jatuh dari Gedung Diiringi Sorakan Sang Ibu

Dia menambahkan, jika hal itu terjadi, wajah Erdogan dan semua orang yang menyerang Arab Saudi akan tertampar dengan keras.

Seperti diberitakan sebelumnya, Pemerintah Turki menjadi salah satu negara yang paling keras mendesak Arab Saudi mengungkap kebenaran di balik pembunuhan Khashoggi.

Meski begitu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan bahwa desakan negaranya tidak bermaksud mengusik keluarga Kerajaan Arab Saudi.

Dia hanya menekankan bahwa pengungkapan pembunuhan Khashoggi justru akan menjadi kepentingan monarki Saudi.

"Kami tidak pernah sekalipun melihat masalah ini sebagai isu politik. Kami hanya ingin memastikan bahwa kasus pembunuhan ini dapat terungkap dalam segala aspek dan para pelaku diadili," kata Erdogan.

"Kami tidak memiliki kepentingan untuk mencelakakan negara Arab Saudi atau keluarga kerajaan Saudi. Kami hanya meyakini bahwa mengungkap semua aspek pembunuhan dan menuntut semua pelaku akan menjadi kepentingan Arab Saudi," tambahnya.

Jurnalis Jamal Khashoggi dilaporkan hilang setelah memasuki kantor konsulat Saudi di Istanbul, Turki, awal Oktober lalu.

Riyadh yang awalnya menyangkal Khashoggi telah terbunuh belakangan mengakui bahwa jurnalis itu telah dibunuh sekelompok pria.

Baca Juga : Senjata Hipersonik Rusia Diyakini Tak Akan Bisa Dilawan Amerika

Tubuh Khashoggi dimutilasi dan dilarutkan dengan asam sebelum dibuang ke saluran pembuangan.

Erdogan pernah mengatakan bahwa pembunuhan tersebut diperintahkan oleh pemimpin tertinggi kerajaan Saudi, namun menegaskan bukan oleh Raja Salman.

Pernyataan itu secara tak langsung menempatkan Pangeran Mahkota Mohammed bin Salman sebagai sosok yang bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut.

Erdogan juga mengatakan, pangeran berusia 33 tahun itu telah mengutus jaksa utamanya ke Turki untuk bersama-sama menjalankan penyelidikan kasus pembunuhan Khashoggi.

Namun pada akhirnya, pihak Saudi justru gagal membagi informasi terkait penyelidikan dengan Turki.

Sebaliknya, Ankara mengklaim memiliki dokumentasi terkait kasus tersebut berupa rekaman suara yang telah dibagikan kepada semua negara yang memintanya, termasuk Amerika Serikat dan Arab Saudi.

Editor : Moh. Habib Asyhad

Baca Lainnya