Suar.ID - Nama bintang Persija Jakarta Rohit Chand sedang menjadi perbincangan.
Selain berhasil membawa timnya jadi juara Liga 1, kompetisi tertinggi di Liga Indonesia, pesepakbola asal Nepal itu juga dinobatkan jadi pemain terbaik turnamen.
Kita tahu, pada Minggu (9/12) kemarin, Rohit dan kawan-kawan memastikan diri menjadi juara Liga Indonesia setelah mengalahkan Mitra Kutai Kartanegara dengan skor 2-1.
Setelah pertandingan, Rohit dinobatkan jadi pemain terbaik Liga 1 2018 setelah mengalahkan penyerang Persebaya Surabaya, David da Silva, dan gelandang PSM Makassar, Wiljan Pluim.
Tapi siapa sangka, pada 2011 lalu, Rohit pernah menjadi incaman dua klub asal London Utara, Arsenal dan Tottenham Hotspur.
Bagaimana cerita perjanalan kariernya?
Seperti dilaporkan BolaSport.com, sebelum merantau jauh ke Indonesia, nama Rohit Chand mencuat di berbegai media sebagai pemain sensasional yang dimiliki Nepal pada 2011.
Penampilan Rohit ketika membela Nepal melawan Yordania pada kualifikasi Piala Dunia 2014 menarik perhatian dua raksasa Inggris itu.
Rohit yang saat itu masih 18 tahun dan bermain sebagai pemain bertahan mendapat tawaran trial dari dua klub London Utara oleh pelatih timnas Nepal asat itu, Graham Roberts.
“Rohit adalah bek tengah terbaik yang saya pernah latih. Ia punya talenta hebat untuk bisa bermain di level tertinggi,” ujarnya dilansir BolaSport.com dari Talk Sport.
Ketika itu, Rohit bermain untuk klub asal Bangalore, HAL FC yang berkomptesi di I-League.
Tapi sayang, iming-iming itu tak kunjung jadi kenyataan. Panggilan dari dua klub London itu tak kunjung datang.
Hingga, dimulailah petualangannya ke Indonesia.
Pertama-tama, Rohit mengikuti trial untuk menjadi pemain Arema FC, tapi gagal.
Baca Juga : Puluhan Anjing Sekarat Berhasil Diselamatkan di Thailand, Berawal dari Keluhan Warga
Tak lama berselang, datang tawaran dari PSPS Pekanbaru sehingga dia resmi berkompetisi di Indonesia.
Di klub asal Riau itu, Rohit hanya bertahan setengah musim. PSPS Pekanbaru waktu itu tengah menghadapi kesulitan finansial.
Rohit kemudian pindah pulau, persisnya ke Jawa, untuk bergabung dengan Persija Jakarta untuk mengikuti kompetisi ISL 2013.
Pelatih Persija saat itu, Benny DOllo, kerap menempatkan Rohit di posisi lini tengah—dan posisi itu bertahan hingga sekarang.
Setengah tahun kemudian, datang tawaran dari klub Liga Denmark, FCV Vikings.
Tapi dia tetap mimilih bertahan di Persija karena tahu hanya akan menjadi pemain cadangan di Vikings.
Rohit sanggup bersaing bersama klub Ibu Kota dan kembali turut menjadi bagian Persija pada ISL 2014 dan 2015.
Pada 2016, Rohit kembali mendapat tawaran dari klub luar negeri. Kali ini dari klub Malaysia, Terengganu FC.
Namun cedera ACL yang dideritanya pada wal 2016 membuatnya urung membela klub yang saat itu dilatih oleh Rahmad Darmawan.
Cedera tersebut membuat Rohit lebih banyak absen pada 2016, ia bahkan hanya bermain untuk Manang Marshyangdi di Liga Nepal untuk memulihkan kondisinya.
Baca Juga : Dijuluki Sebagai Polisi Tercantik di Jerman dan Kini Jadi Selebram, Adriene Malah Terancam Dipecat
Dua tahun absen bermain di Indonesia, Rohit akhirnya kembali ke pangkuan Persija untuk Liga 1 musim 2017.
Kini perjalanan karier Rohit Chand sampai pada titik tertinggai dengan berhasil meraih trofi Liga 1 2018, juga pemain terbaik Liga 1 2018.
Ia juga menjadi pemain Nepal pertama yang berhasil menjuarai liga di luar wilayah Asia Selatan.
"Saya sungguh tak menyangka berhasil mendapatkan gelar ini. Silakan lihat statistik. Saya tak sering membuat gol dan menciptakan assist. Namun saya senang dapat memperoleh penghargaan ini," ujar Rohit Chand seperti dilansir BolaSport.com dari Warta Kota.
"Saya ini bukan tipe pemain individual," tambahnya.