Suar.ID - Momen pernikahan selalu jadi yang paling ditunggu dalam hidup dan biasanya juga jadi momen teristimewa yang tak akan dilupakan.
Banyak orang yang mencurahkan semua cara dan tenaga agar acara pernikahan berjalan lancar sekaligus mengesankan.
Beberapa instansi militer Indonesia dikenal punya tradisi unik dalam prosesi pernikahan para anggotanya, yaitu dengan menyambut kedua mempelai dengan pedang pora.
Pedang pora adalah upacara para rekan mempelai ini berjajar dan mengarahkan pedang atau sangkur mereka ke atas membentuk lorong dan mempelai akan berjalan di tengah-tengahnya.
Nah itu kan, kalau militer ya.. Kalau yang menikah pemadam kebakaran bagaimana?
Untuk petugas pemadam kebarkan, saat menikah juga akan dimeriahkan dengan nozzle pora.
Nozzle ini adalah ujung selang atau alat semprot yang biasa digunakan para petugas untuk memadamkan api. Sama seperti pedang, nozzle bisa dibilang alat tempur untuk para petugas damkar.
Baca Juga : Persahabatan Ronaldo Dengan Teman Masa Kecilnya, Pengorbanan Dibayar Ketulusan
Tradisi unik Nozzle Pora ini dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemadam Kebakaran Kota Malang setiap kali ada anggotanya yang melangsungkan resepsi pernikahan.
Tradisi pernikahan ini dilakukan mulai sejak tahun 2017 silam.
Pada Sabtu (8/12/2018) kemarin, tradisi itu kembali dilakukan saat resepsi pernikahan Ferry Ramadhan dan Izzati Fahrin Nisa.
Ferry merupakan seorang anggota pemadam kebakaran Malang.
Baca Juga : Bertemu TKW Indonesia yang Pernah Merawatnya Selama 3 Tahun, Nenek Taiwan Ini pun Menangis Haru
Dengan seragam petugas pemadam kebararan lengkap demgan topinya, Ferry dijemput oleh para rekannya menggunakan mobil firefightermerah mencolok menuju rumah mempelai wanita.
Setelah kedua mempelai bertemu, mereka diarak berkeliling kota menuju rumah Ferry di Jalan Bingkil, Malang, tempat resepsi.
Laiknya pedang pora, rekan-rekan Ferry berjajar berhadap-hadapan sembari membawa nozzle.
Nozzle Pora pun mengiringi langkah Ferry dan Izza memasuki lokasi resepsi. Meriah!
Jose Belo, kepala UPT Pemadam Kebakaran Kota Malang ini mengatakan kalau tradisi ini sudah tiga kali dilakukan untuk para anggotanya.
"Tradisi ini dimulai tahun kemarin. Untuk menjemput dan menerima calon keluarga anggota yang melaksanakan pernikahan," kata Jose dilansir dari Kompas.com (9/12/2018).
Jose juga menambahkan kalau ia menerjunkan 45 anggota khusus untuk tradisi arak-arakan dan nozzle pora itu. Ia juga masih tetap menyisakan anggota piket yang berjaga untuk menerima informasi kebakaran dari masyarakat.
Jose berharap tradisi ini bisa berlangsung selamanya untuk memberi dukungan bagi anggota yang sedang menikah.
Dengan dukungan penuh seperti ini, Jose juga ingin kinerja anggotanya terus meningkat.
"Kegiatan ini bisa memotivasi anggota supaya terus meningkatkan kinerjanya dalam melayani masyarakat. Untuk meningkatkan jiwa korsa juga," ungkap Jose.
Ferry Ramadhan yang diarak keliling kota itu merasa senang sekaligus gugup.
"Ini sudah tradisi di sini tapi ya sedikit gugup saat keliing kota. Alhamdulillah di Damkar sudah terlatih sejak dulu terkait mental," kata Ferry.
Sementara sang mempelai wanita, Izza mengaku senang menjalani tradisi itu.
"Iya senang. Ini unik sih," katanya. Wah, memang unik sih tradisi ini!
Baca Juga : Hubungan Malaysia-Singapura Memanas, Setelah Rebutan Cendol Keduanya Saling Klaim Wilayah Teritorial