Belum Kebagian Jatah Pembangunan, Pelajar di Polewali Mandar Harus Bertaruh Nyawa Seberangi Sungai Demi Sekolah

Kamis, 06 Desember 2018 | 19:07
Junaedi/Kompas.com

pelajar di Polewali Mandar bertaruh nyawa menyeberangi sungai demi sekolah

Suar.ID - Ada pemandangan yang cukup membuat hati iba di Desa Amola, Kecamatan Binuang, Polewali Mandar, Sulawesi Barat.

Pagi itu, Rabu (5/12/2018)m puluhan siswa sekolah dari berbagai jenjang mulai dari TK, SD, dan SMP terlihat berbondong-bondong di tepi sungai.

Mereka datang bukan untuk berwisata atau memancing ikan, tapi untuk berangkat ke sekolah.

Pekan ini ujian semester digelar dan mereka harus bergegas untuk sampai di sekolah tepat waktu agar bisa mengerjakan ujian dengan tenang.

Baca Juga : Seorang Istri Nekat Buat Drama Penculikan Anaknya Hanya Untuk Menguji Kekuatan Cinta Sang Suami

Namun, untuk sampai di sekolah juga bukan hal yang mudah sebab mereka harus menantang derasnya arus Sungai Amola yang dapat menghanyutkan mereka kalau tidak hati-hati saat menyeberang.

Desa mereka belum memiliki fasilitas jembatan penghubung antardesa dan memaksa mereka untuk bertaruh nyawa menyeberangi sungai itu.

Jalur sungai Amola ini memang ekstrem, tapi tidak ada jalan alternatif lain yang lebih dekat untuk mencapai sekolah.

Setiap hari, mereka bahu-membahu dalam menyeberangi sungai yang kadang arusnya bikin bulu kuduk merinding saking derasnya.

Baca Juga : Ini 3 Zodiak yang Paling Sulit Jatuh Cinta, tapi Sekali Cinta Pasti Serius dan Tak Main-main

Saat musim banjir seperti saat ini, para siswa kerap tak bersekolah karena tak bisa menyeberangi sungai yang arusnya deras dan membahayakan nyawa mereka.

Agar seragam sekolah seperti sepatu, pakaian, dan peralatan sekolah lainnya tidak basah, para siswa terpaksa membukanya ketika akan menyeberang.

Sejumlah siswa bahkan memilih bertelanjang dada sambil sambil memegang seragam mereka.

Tak sedikit siswa punya pengalaman jatuh di tengah arus hinga seragam dan buku mereka basah kuyup sebelum tiba di sekolah.

Baca Juga : Asyik Bulan Madu di Amerika Serikat, Baim Wong Nyaris Kehilangan Mobil Gegara Salah Parkir

Junaedi/Kompas.com
Junaedi/Kompas.com

pelajar menyeberangi sungai di Polewali Mandar

Sejumlah warga yang khawatir anaknya hanyut terbawa arus, terutama siswa TK dan SD yang baru masuk sekolah, umumnya mengantar-jemput anak mereka ke sekolah setiap hari.

Terutama, di saat musim hujan ini, yang arus sungainya sewaktu-waktu bisa deras dan naik. Siswa di desa ini pada umumnya sekolah berdasarkan situasi cuaca.

Saat arus deras atau sungai meluap, mereka terpaksa tidak sekolah, bahkan bisa berlangsung berhari-hari. Mereka baru bisa sekolah kembali saat sungai surut.

Nursafika, siswi SMP Negeri Pasang ini mengaku, setiap hari dia harus bongkar pasang seragam di bibir sungai sebelum dan pulang sekolah.

Saat sungai meluap, Safika kerap tak sekolah berhari-hari karena tak ada jalan alternatif yang dekat.

“Kadang tidak sekolah kalau sungai meluap karena membahayakan. Mudah-mudahan dibangun jembatan biar tidak lagi menyeberang (sungai) dan bisa sampai ke sekolah lebih cepat,” kata Safika. Agar aman dan bisa saling berpegangan, terutama saat arus deras, para siswa memilih berangkat ke sekolah sambil berkelompok menyeberangi sungai. Situasi yang miris tersebut sudah berlangsung bertahun-tahun.

Para siswa memilih menyeberangi sungai ketimbang harus berjalan kaki sambil memutar lebih dari tiga kilomter jika melalui jalur lain.

Meski keselamatan jadi taruhan, namun para siswa-siswi di desa ini tampak tetap semangat dan antusias berangkat ke sekolah demi meraih cita-citanya.

Para siswa berharap, pemerintah dapat segera membangun jembatan di desa, agar mereka tidak perlu lagi basah kuyup menyeberangi sungai setiap hari.

Dengan adanya jembatan, para orangtua juga tidak perlu cemas dengan keselamatan anaknya saat pergi ke sekolah. (Kompas.com/Junaedi)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Pelajar di Polewali Bertaruh Nyawa Menyeberangi Sungai demi Sekolah"

Baca Juga : 6 Fakta Pertempuran Lawan KKB di Puncak Kabo, Helikopter TNI Diserang hingga Penemuan 15 Jasad

Tag

Editor : Aulia Dian Permata

Sumber Kompas.com